Bab 20

2.1K 65 0
                                    

Kini mereka berdua berada di rooftoop. Nada kedua orang tersebut nampak sangat serius.

"Lo yakin nathan udah tau rencana kita?" Ucap cowok itu.

"Gue gak bohong. Gue aja bingung mau jawab apa!" Jawab cewek tersebut.

"Pokoknya lo harus jaga rencana ini. Jangan sampai ada yang tau. Apalagi nathan sama salsa. Lo tau kan apa akibatnya?" Ancam cowok itu dan segera meninggalkan si cewek.

Mereka tidak menyadari bahwa ada seseorang yang sedang mengawasi mereka dengan tangan yang mengepal.

              --------------------------------
Sepulang sekolah salsa langsung mengurungkan diri dikamarnya. Ia kesal dengan nathan karna tidak mengijinkannya pergi dengan temannya.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketokan pintu terdengar di telinga salsa. Tapi, ia pura pura tidak mendengar itu. Karna, ia tau siapa yang mengetuk pintu itu. Siapa lagi kalo bukan nathan!

"Sa bukain pintunya, gue mau ngomong sama lo" teriak nathan dari luar sambil mengetuk pintu kamar salsa.

"Sa bukain atau gue dobrak" ancam nathan. Salsa pun menahan emosinya dan segera membuka pintu kamarnya.

Nathan segera memasuki kekamar salsa.

"Ngapain lo kesini. Udah puas kan buat gue kesel?" Kesal salsa.

"Gue tuh punya alasan sa buat gak ngebiarin lo pergi. Tolong ngertiin gue" ucap nathan sambil memegang pundak salsa.

"Gue tuh udah ngertiin lo. Tapi, lo yang gak mau ngertiin gue. Katanya lo punya alasan. Apa alasannya?"

"Bukan sekarang sa" ucap nathan
"Lo tuh kenapa sih nat? Selalu gak ngebolehin gue jalan sama vibra? Vibra kan sahabat gue nat. Sa.ha.bat gue" emosi salsa.

"Gue gak suka sama vibra. Jadi lo harus turutin gue. Apa lo lupa gue pacar lo" ucap nathan.

Salsa pun mengepalkan tangannya. Ia sudah cukup menahan emosinya.
"Pacar? Lo bilang pacar? Apa gue bilang iya? HAH. Kasih gue alasan dulu kenapa dari dulu lo selalu bilang gue harus jauhin vibra. JAWAB NATHAN!!" Kesal salsa

"Oke. Gue akan beritahu alasan gue. Tapi apa lo percaya?" Ucap nathan sambil memandang intens salsa.

"Maybe. Gue akan percaya. Kalo alasan lo emang mustahil." Ucap salsa memandang tajam manik mata nathan.

Nathan menghembuskan nafasnya pelan. Mungkin ini waktunya?
"Lo gak tau apa apa sa. Sebenernya vibra itu orang jahat sa. Dia udah ngrencanain sesuatu sama seseorang untuk ngancurin hidup lo. Dia itu cuma cari muka didepan lo sa. Tapi, dibelakang, dia itu licik sa. Apa lo tau sa?" Jeda nathan.

"Disaat gue dulu pulang malam dengan keadaan babak belur. Sebenarnya gue gak dihajar preman apalagi ketemu preman sama sekali. Gue diajak balapan sama vibra. Tapi,dia curang. Dia sengaja nyenggol motor gue sa. Dan apa lo tau sa? Dia jadiin lo bahan taruhan. Dan gue gak akan biarin itu terjadi sa. So, sekarang gue udah kasih tau alasan gue. Soal lo percaya atau gak? Itu terserah lo"

Salsa menitikkan air mata sambil menggelengkan kepalanya kecil. Ia tidak percaya dengan yang dikatakan nathan. Salsa mencoba untuk melihat mata nathan. Tapi, ia tidak melihat kebohongan justru,ia melihat kejujuran nathan.

"Lo bohong kan nat? Gak mungkin vibra nglakuin itu ke gue? JAWAB NAT! Lo gak bercanda kan?" Ucap salsa sambil menggoyangkan kedua pundak nathan.

"Ngapain gue bohong sa. Apa lo ngliat gue bohong? Terserah lo mau percaya atau nggak. Tapi please jauhin vibra sa. Gue gak mau lo kenapa napa" ucap nathan tulus sambil mengusap air mata salsa.

Salsa menepis tangan nathan dan mengusap air matanya kasar.

"Pergi dari kamar gue nat!" Suruh salsa.

"Sa. Please percaya sama gue sa" mohon nathan. Salsa hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Gue mohon pergi dari sini nat. PERGI!" Ucap salsa emosi.

Nathan pun menghembuskan nafas pelan dan segera pergi dari kamar salsa untuk memberikannya waktu sendiri.

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang