Bab 32

1.8K 56 0
                                    

Suara musik dangdut kini menggema diseluruh kelas. Sebagian siswa laki laki pun berjoget ria dan sebagian murid perempuan digunakan untuk menggosip dari berita lambe turah. Maklum, generasi tukang gosip:v

Berbeda dari yang lainnya. Kini 3 orang gadis sedang bercanda ria membicarakan tentang artis kpop kesukaan mereka. Salsa yang mendengar khayalan dari kedua sahabatnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya kecil dan sesekali menguap karna bosan.

Ia pun sedaritadi diam dan memilih untuk mendengarkan cerita khayal dari temannya. Andi dan kevin pun juga ikut merequest lagu dangdut dan menjadikan sapu lidi menjadi salah satu mic nya.

Nathan pun tidak ingin mengikuti aksi gila teman temannya dan lebih memilih untuk memainkan game onlinenya yang sangat terlihat menarik baginya.

Semua urusan nathan pun sudah selesai dan ini adalah hari terakhir nathan masuk ke sekolahnya dan esok adalah hari dimana nathan harus meninggalkan semuanya.

Begitu sulit bagi nathan untuk melepas semuanya dikota ini. Tapi, apa daya seorang nathan yang bisa menerima semuanya.

Dan kini tatapan nathan yang sedaritadi fokus kepada handphonenya pun beralih menatap salsa yang sedang membaca novelnya. Sebuah senyuman tipis pun terukir di wajah tampan milik nathan.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana dengan gadis itu ketika ia meninggalkannya nanti. Perasaan sedih dan kecewa pun pasti akan dirasakan oleh gadis itu.

Nathan pun menghembuskan nafasnya pelan. Didalam fikirannya pun hanya terisi kesedihan dari salsa nanti.

'Apakah ia sanggup meninggalkannya? Apakah ia sanggup menahan rindunya? Apakah ia sanggup untuk menahan untuk menanyakan bagaimana keadaannya?' Fikirnya

             -------------------------------

Kriing.kriing.
Suara bel istirahat pun berbunyi semua siswa pun berbondong bondong untuk menuju kekantin.

"Sa, lo ngantin gak?" Tanya karin. Salsa yang memasang earphone ditelinganya pun segera melepaskannya sebelah dan menaikkan alisnya.

"Kantin gak?" Tanya cindy. Salsa pun menggeleng dan memakai kembali earphonenya itu.

Cindy dan karin pun menghembuskan nafasnya dan berlalu menuju kekantin.

Tanpa salsa sadari, seorang laki laki pun memandang salsa dari belakang. Orang itu pun berjalan menuju kebangku salsa dan mendudukkan pantatnya. Salsa yang merasakan seseuatu disampingnya pun langsung menoleh dan mendapati nathan yang tersenyum manis padanya.

Salsa pun melepaskan kedua earphonenya dan menatap balik nathan.
"Pulang sekolah nanti bareng gue ya?" Ajak nathan. Salsa mengernyitkan dahinya sambil memikirkan sesuatu.

"Tapi, kan gue ma---" ucap salsa terpotong karna jari telunjuk nathan yang menempel di bibir ranumnya. Sontak,salsa pun langsung terdiam sembari menatap nathan.

Seperti sengatan listrik nathan pun juga merasakan hal yang sama saat ia menempelkan jari telunjuknya. Waktu pun juga seakan berhenti mengiringi diamnya dua insan itu.

Saling tatap menatap satu sama lain pun terjadi pada mereka. Dan, tiba tiba suara bel masuk pun berbunyi dan membuat mereka tersadar.

Salsa pun berdehem untuk mengurangi rasa gugupnya sedangkan, nathan ia malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Semua siswa sedikit demi sedikitpun memasuki ruangan kelas. Disaat cindy dan karin memasuki kelas. Mereka pun menghentikan langkahnya sembari menatap salsa dan nathan dengan wajah yang terkejut.

Karin yang terkejut pun menyenggol lengan cindy yang sudah membentuk mulutnya seperti ikan koi.

Karna mengetahui tatapan aneh dari kedua sahabat salsa. Nathan lebih memilih meninggalkan bangku salsa. Sebelum itu ia memberikan sebuah kode dari mulutnya.

Love Choice (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang