PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!!
AWAS... PENULIS GALAK :v
SILAKAN DIBACA CERITANYA, BUKAN DICOPY! BELUM DIREVISI, HARAP MAKLUM KALAU ADA TYPO BERTEBARAN. Terima Kasih.
Pradana Aksa cowok dingin yang hidupnya terkesan biasa saja. Dia tipikel cowok yang...
*** "Kenapa takut hm?" bisik Aksa ditelinga gadis itu.
"Maaf Kak, saya duluan." ucapnya pelan dan langsung pergi gitu aja dari hadapan Aksa. Karena Aksa penasaran sama cewek itu ya akhirnya cowok itu menahan lagi pergelangan tangan Sheva. Sekali-kali bolehlah Aksa modusin dikit. Cowok itu melihat gadis itu manis jadi membuatnya tertarik juga.
"Kenapa Kak?" dia menoleh ke arah Aksa tetap dengan wajah nunduknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Namanya siapa?"
"Hah?" ucap dia kaget tapi gadis itu terihat begitu menggemaskan.
"Gue gak suka pengulangan!"
"Eh ya udah Kak." sahutnya sambil ngelepasin cekalan tangannya. What's the hell. Secara nggak langsung Aksa ditolak guys!
Karena Aksa ingin membuat gadis itu kesal, dia tahan lagi tangannya.
"Apa lagi sih Kak!" geramnya.
"Gak jadi!" sahut cowok itu acuh.
Well sok jual mahal dikit bolehlah. Ketua osis bebas dong. Berwibawa dikit lha.
*** Sheva berlari-lari menuju aula sekolah. Gadis itu takut kalau dia terlambat di hari pertama masuk sekolah. Dia dibuat menunggu lama karena absensi sebelum mengikuti MPLS di pintu masuk aula itu antre. Antrean kaya ngantre sembako masa. Panjang banget sampai gak tau depannya yang mana.
"Duh mampus." runtuknya sendiri.
Gadis itu menghela napas panjang berkali-kali. Sampai akhirnya dia mendapat giliran untuk melakukan absensi kehadiran sebagai peserta didik baru pukul 07.01.
Saat Sheva akan menulis namanya didaftar kehadiran peserta didik baru, tiba-tiba ada yang merampas kertas itu secara paksa.
"Ih kenapa diambil sih!" geramnya seraya mengikuti pergerakan kertas itu.
"Jam berapa sekarang hah?!" ucap seorang lelaki dihadapan Sheva.
"Ya kan tadi harus ngantre dulu Kak." ujar gadis itu lirih.
"Emang saya peduli sama alasan kamu? Sekali telat ya gak ada toleransi, kamu harus menerima sanksinya!"
"Tapi kan aku baru telat juga satu menit. Kakak gak bisa kudeta waktu gitu dong!" jawab Sheva sinis.
"Kamu pikir ini sekolah punya kamu!" bentaknya pada gadis itu.
"Kan kalau Kakak gak cari masalah sama aku tadi, nana mungkin aku bisa telat! Mentang-mentang Kakak Senior disini jadi seenaknya aja buat aturan kaya gitu. Ini itu sekolah bukan tahanan tahu gak. Coba Kakak rasain gimana jadi Junior yang sukanya buat bahan mainan sama oknum Senior yang kurang kerjaan. Mikir dikit dong Kak!" jawabnya panjang lebar dan menggebu-gebu.
Kemarahan gadis itu pun memicu murkanya lelaki dihadapannya. Sorot matanya terpancar tajam seperti akan membunuh orang jadi tempat sekitarnya begitu angker.
"Kam---."
Ucapannya terhenti seketika karena ada yang memanggilnya.