HAPPY READING!!!
***
Gadis itu berjalan dengan menghentak-hentakan kakinya. Berdebat dengan Kakak kelas benar membuatnya kesal sendiri. Dia akhirnya balik ke aula sekolah. Saat memasuki ruangan itu ada Kakak kelas yang tanya sama dia."Dari mana kamu, Dek?"
"Eh, tadi dari ruang Osis Kak." jawabnya dengan sopan.
"Ngapain?"
"Eum... anu Kak. Duh gimana sih ya." gadis itu bingung sendiri ditanya seperti itu alasannya yang masuk akal itu apa.
"Tadi dia ada urusan sebentar sama gue,Vir." sahut Aksa tiba-tiba ada dibelakang Sheva.
Gadis yang bernama Davira Laquitta hanya ber Oh ria saja.
"Maaf Kak, saya izin mengikuti MPLS lagi."
"Oh ya Dek, ikutin dengan tertib ya." pesan Vira dengan mengulas senyum dibibirnya.
***
"Tumben baru kelihatan lo Vir?" tanya Aksa ke Vira.Aksa sama Vira emang deket banget, jadi nggak heran kalau yang gak kenal kita banget pasti ngiranya pacaran.
Aksa emang pernah suka sama dia waktu jaman SMP pas mau masuk SMA. Tapi semenjak Aksa mencoba mengungkapin terus Vira menolak Aksa dan semenjak itu sudah tidak ada rasa itu, seperti udah mati. Palahan gadis itu jadiannya sama temen Aksa, yang bernama Darel. Ya gak apa-apa sih asal sahabatnya bahagia, Aksa juga akan selalu support.
"Iya tadi gue minta jemput Darel, eh palah dia sibuk sampai telepon atau chat gue gak dia bales. Jadi kesel banget." curhatnya ke Aksa lalu membuat cowok itu tertawa renyah.
"Lah terus kesini naik apaan?" tanya Aksa kepada gadis itu dengan sisa-sisa tertawanya.
"Ya gue sama dia lah!" jawabnya ketus.
"Dia? Maksud lo Darel?" tanya Aksa sedikit bingung.
"Iya, Pradana Aksa. Udahlah gue masih bete sama teman lo itu. Gue cabut duluan ya. Bye Aksa!" balasnya lalu gadis itu pergi gitu aja.
"Lah si bego, Darel juga pacarnya dia." gumam Aksa seraya menatap punggung vira yang sudah tak kelihatan.
***
Sheva mengikuti kegiatan dengan tenang. Walau rasa kantuk melanda, akhirnya waktu istirahat pun tiba.Tiba-tiba ada 2 orang cewek yang mendatangi Sheva sambil menepuk bahunya, karena perlakuan seperti itu membuat kaget. Mereka ternyata mengajaki Sheva ke kantin.
"Hai, lo enggak ke kantin?"
"Hah?" Sheva terperanjat kaget.
"Biasa aja dong mukanya, Neng. Kenalin gue Belvana Nalani dan ini temen gue Revalina Aradea." ucap dia mengenalkan dirinya kepada Sheva.
"Oh, hai gue Sheva Aradina. Panggil Sheva aja gak papa." balas Sheva seraya menunjukkan senyum termanisnya.
"Hai, She. Btw kita ke kantin bareng aja yuk! Laper masa." ujar Reva langsung disambut cibiran dari Belva.
"Elah lo Rev, kalau makan aja harus cepat!"
"Ish, biarin sirik aja lo upil!" sahutnya enteng tapi buat Belva tidak terima.
"Coba bilang sekali lagi. Gue pastiin ini sepatu masuk mulut lo, biar lo kenyang sampe kapan-kapan hari."
"Udah deh kalian, ribut aja dari tadi. Nggak capek apa tuh mulut?" ucap Sheva untuk menengahi perang adu mulut mereka.
"Bodo amat!" sahut mereka kompak buat gue terkekeh geli.
***
Ketiga gadis yang baru saja berkenalan itu pun berjalan menuju kantin sekolah. Disepanjang jalan mereka selalu bersenda gurau dan tertawa lepas, entah apa yang mereka bicarakan. Walaupun mereka baru saja kenal tapi sudah sangat klop."Eh kita duduk disana aja yuk, kosong juga tempatnya!" seru Sheva kepada 2 temannya yang langsung membuat mereka berdua saling bertatapan.
"Kenapa kok kalian gitu? Ada yang salah ya?" tanya gadis itu kebingungan.
"Lo nggak salah ngajak kita duduk disana She?" ucap Belva ke Sheva.
"Wah, Bel kayaknya nih anak gak cari info dulu deh sebelum masuk ke sekolah ini." celetuk Reva yang disebelah Belva.
"Bener lo gak tau sama sekali She?" ujar Belva penuh selidik.
"Emang ada apaan sih? Langsung aja ke intinya, jangan buat gue tambah bingung!"
"Gini nih ya, katanya tempat duduk yang disana itu punya Kak Aksa dkk. Lo pasti udah tahu dong siapa dia disekolah ini?" tanya Belva yang langsung dapat anggukan dari Sheva.
"Ketua Osis kan?" jawabnya singkat.
"Ya itu lo tahu!"
"Ya terus hubungannya apa sama tempat duduk itu. Udah deh kesana aja. Lagian siapa cepat dia dapat dong!" sahut dia langsung berjalan ke tempat duduk itu.
"Aduk tuh anak, susah banget buat dibilangin!" decak Belva kepada Reva.
"Samperin aja dia Bel, sebelum Kak Aksa dkk datang!" ucap Reva hendak menyusul Sheva tapi ditahan oleh Belva.
"Bentar dulu, kalau dipikir tuh dia Ketua Osis ya gak mungkin lah dia pergi ke kantin Rev. Kalau pun dia ke kantin, itu kemungkinannya sedikit. Dia kan masih sibuk mungkin, terus Osis juga nyediain nasi kotak dong, bener gak?"
"Oh iya yah! Bego banget lo Bel, kenapa dari tadi gak kepikiran sih!" ucapannya langsung mendapat jitakan dari Belva.
"Aduh, sakit pala gue anjir!"
"Gak peduli gue Rev!" sahut Belva meninggalkan Reva yang masing kesakitan karena jitakan dikepalanya yang cukup keras.
****
-TBC-
Gimana part ini?
Sorry ya gak update-update!
Sorry juga kalo ada typoo,karena manusia tak luput dari salah:(
Spam next yuk buat lanjut???
Jangan lupa buat Vote cerita ini ya:)
Makasih udah setia...
See u di next chapter!!!
Cieh Aksa menggoda ya:)
Salam sayang dari novaastri pacarnya MARK LEE.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [END]
Novela JuvenilPLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! AWAS... PENULIS GALAK :v SILAKAN DIBACA CERITANYA, BUKAN DICOPY! BELUM DIREVISI, HARAP MAKLUM KALAU ADA TYPO BERTEBARAN. Terima Kasih. Pradana Aksa cowok dingin yang hidupnya terkesan biasa saja. Dia tipikel cowok yang...