29

3.8K 101 8
                                    

HAPPY READING!!!

***
"Dasar cowok nyebelin!"

Setelah itu Sheva turun dari mobil Aksa dan dengan kencang menutup pintu mobil itu.

"Nyebelin banget jadi cowok sih!" gerutu gadis itu dengan menendangi ban mobil itu.

"Ih..., nyebelin, nyebelin, nye---,"

"Bisa gak lo gak usah kaya orang gila!"

"Atas dasar apa lo ngatain gue orang gila hah!" ucap Sheva tak terima atas pernyataan Aksa.

"Ya ngapain juga lo teriak-teriak kaya tadi terus kaki dihentakkan kaya gitu hah!" teriak Aksa tepat di depan muka gadis itu dan cowok itu juga merapatkan badannya ke gadis itu  hingga punggungnya membentur mobil.

"Ya---ya su---ka, suk---a guu---e lah!"

"Kenapa gugup hm?" bisik Aksa di telinga gadis itu membuatnya  merinding.

Sheva sama sekali tak bisa berkutik, gadis itu hanya diam dan menunduk saja.

"Kalau gue ngomong jangan nunduk bisa gak!" ujar Aksa memegang dagu gadis yang ada di depannya, sehingga mata mereka bertemu.

Gadis itu sama sekali tidak mengucapkan apapun.

"Lo budek apa gimana hah!"

Aksa yang emosi langsung menggebrak mobilnya dan tindakan itu membuat Sheva sangat ketakutan.

"Sorry-sorry gue gak bermaksud bikin lo takut kaya tadi, maafin gue ya," ujar Aksa meminta maaf karena dia melihat air mata gadis itu turun membasahi pipi mulusnya.

"Udah jangan nangis, maaf ya?" Aksa mengusap air mata yang ada pipi gadis itu.

Tapi bukannya berhenti nangis, malahan gadis itu semakin terisak sampai membuat Aksa kebingungan.

"Hey, kok tambah kenceng sih nangisnya. Kan gue gak sengaja, maaf ya. Udah dong, jangan nangis lagi ya,"

"Ke---ke---kenapa Kak---Kakak mar---marahin a-aku,"

"Iya maaf, gue kelepasan. Maaf ya?"

Akhirnya Sheva berhenti juga menangisnya dan  itu membuat Aksa lega.

"Nah akhirnya berhenti juga nangisnya," cowok itu mengusap lembut rambut Sheva. 

"Senyum dong, jelek banget lo kalau nangis!" ujar Aksa dengan menarik pipi gue agar Sheva tersenyum.

"Ih..., lepasin!" Sheva mencoba melepaskan tangan cowok itu yang ada dipipinya.

"Lucu tau gak muka lo kalau kaya gini,"

Bukannya melepaskan tangannya dipipi gadis itu, justru dia tambah ngelunjak dengan mengambil ponsel di sakunya

Cekrek

"Ha ha ha, muka lo lucu banget anjir!" seru Aksa heboh ketika melihat hasil jepretannya.

"Ish, hapus gak!" gadis itu berusaha mengambil ponselnya Aksa, tapi apalah daya cowok itu lebih tinggi dari Sheva.

"Weit, buat kenang-kenangan lah ngapain juga harus dihapus!" ucap Aksa sangat enteng.

"Ya udah lah sana, gue gak butuh!"

Gadis itu pergi meninggalkan Aksa yang masih saja sibuk dengan ponselnya.

"Heh, tungguin gue! Elah, gitu aja ngambek," seru cowok itu tapi tidak di dengar oleh Sheva.

Sheva pun terus berjalan dan menuju sebuah bangku yang ada di taman itu, duduklah gadis itu di sebuah bangku.

Ngomong-ngomong taman, Sheva jadi teringat Abangnya. Gadis itu kangen sama Abangnya, dia hanya pengin bareng-bareng lagi sama Abangnya itu. Biasanya kalau gadis itu ngambek pasti selalu Abangnya yang membelikan es krim dan selalu makannya di taman.

YOU ARE MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang