39

3K 85 12
                                    

HAPPY READING!!!

***
Berita tentang Aksa yang menyatakan perasaannya kepada Adik kelasnya itu sudah terdengar seantero SMA Angkasa. Padahal yang nengetahui hanya teman terdekat keduanya. Wajar saja berita cepat tersebar pasalnya Aksa notabennya adalah Ketua Osis SMA Angkasa menjadikan cowok itu terkenal dan menjadi idola gadis-gadis yang bersekolah disana.

Pagi-pagi Aksa sudah siap menjemput sang kekasih untuk berangkat sekolah bersama. Aksa sengaja akan berangkat lebih pagi supaya tidak menjadi bahan omongan teman-temannya.

"Hai Kak, sorry nunggu lama ya?" ucap seorang gadis yang baru saja menghampiri Aksa.

"Iya gak apa-apa, gue juga yang terlalu pagi jemputnya,"

Aksa tetaplah cowok yang cuek sekalipun dia sudah memiliki pacar tidak menjadikan dia seorang cowok yang romantis seperti mengubah panggilan agar terlihat romantis yang dilakukan pasangan muda lainnya.

"Yuk berangkat sekarang aja, soalnya gu---eh aku takut ketahuan Ayah," cicit gadis itu yang raut wajahnya terlihat begitu cemas.

"Lo kalau kaku ngomong pakai aku-kamu mending gak usah deh, biasa aja sama gue. Pakai gue-lo aja, kalau pakai aku-kamu terkesan alay. Jijik sama geli juga gue dengernya,"

" Kenapa gitu?" tanyanya.

"Ya kan soalnya lo itu biasanya nyablak, jadi gak cocok!"

Setelah mengatakan itu dengan entengnya cowok itu tertawa sangat kencang dan terkesan meledek.

"Ish, gitu banget deh!"

"Yaelah, faktanya gitu kan?"

"Bodoamat gue gak peduli!"

Sheva mendadak kesal.

"Dih, gitu aja ngambek!"

"Buruan deh berangkat sekarang!"

Mereka berdua akan memasuki mobil, tapi Aksa yang melihat Ayah Sheva jadi memutar balik badannya dan cowok itu berniat pamitan.

"Tunggu dulu, gue mau pamit sama bokap lo juga sekalian ada yang mau gue omongin," ujar Aksa yang hendak memasuki halaman rumah Sheva, namun ditahan oleh gadis itu.

"Ih gak usah deh, nanti yang ada lo bakal kena marah!"

"Gue gak peduli, justru gue mau bilang kalau kita pacaran," kata Aksa yang benar-benar membuat Sheva kaget, akhirnya gadis itu menyusul cowok itu karena ia takut jika nanti Ayahnya akan memarahinya.

"Pagi, Om,"

"Iya Pagi, lho She teman yang kamu maksud itu Aksa?"

"Eum..., iya Yah. Maaf, kalau Ayah marah,"

"Maaf sebelumnya Om, kalau mau marah lebih baik sama saya aja. Soalnya saya yang mengajak berangkat sekolah bareng,"

"Bukannya marah, tapi kenapa belum berangkat?"

"Iya Yah ini juga mau berangkat, yuk Kak!"

Sheva menarik Aksa untuk pergi tapi usahanya gagal. Kalau benar saja Aksa akan menyatakan jika pacaran, tamatlah riwayat Sheva.

"Sebentar Om, saya mau bilang sesuatu sama Om boleh?"

"Oh iya bilang apa? Katakan saja,"

"Saya minta izin sama Om, apa saya boleh berpacaran dengan anak Om?"

"Yah," ucap Sheva lirih, gadis itu takut sekali jika tidak diperbolehkan pacaran.

"Pacaran?"

"Iya Om, kalau kami berdua pacaran apa Om mengizinkan?"

YOU ARE MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang