21

4.4K 127 1
                                    

HAPPY READING!!!

***
Kegiatan MPLS pun segera dilaksanakan. Rencana osis akan melakukan kegiatan di lapangan jadi semua peserta harus ke lapangan sekarang.

Nampaknya ada seorang gadis yang sedang tidak bersemangat untuk MPLS hari ini, gadis itu adalah Sheva.

"Kenapa sih segala ke lapangan, males banget deh!" gerutu dia.

"Udah lah lo She, jangan ngedumel mulu. Yuk cepetan ke lapangan biar dapat tempat!" ajak Belva.

"Ya duluan aja, gua mau ke toilet dulu!" tolak gadis itu karena dia hendak ke toilet untuk membasuh mukanya.

"Oh oke gue sama Reva duluan, jangan lama-lama lho!" ucapnya lagi lalu di beri jempol oleh Sheva.

Ketika gadis itu akan ke toilet, tiba-tiba ada sebuah tangan yang mecekal lengannya.

"Ngapain sih?"

"Mau kemana hah!"

"Bukan urusan situ! Lepasin gak!" ujar gadis itu.

"Gak!"

"Mau Kakak apa? Lepasin aku mau ke---ma---,"

"Mau kemana?" tanyanya lagi.

"Bukan urusan Kakak!" ketus gadis itu.

"Oke, ikut gua!"

Aksa menarik gadis itu. Awalnya Sheva meronta minta untuk dilepaskan tapi apa boleh buat tenaganya tak sebanding dengan Aksa.

"Ya ampun, gak usah narik-narik bisa gak sih! Gue bisa jalan sendiri," sindir gadis itu.

Ya kembali Aksa membawa gadis itu ke rooftop sekolah. Baginya jika dia akan ribut dengan gadis itu tidak ada yang tahu.

"Mana?"

"Mana? Mana apanya?" tanya gadis itu yang bingung dengan pertanyaan Aksa.

"Puisi,"

"Hah!"

"Mana puisi yang kemarin?" jelas cowok itu.

"Ya---ya a---nu---ya gue belum buat lha!"

"Buat sekarang!" perintahnya lagi.

"Ya kan gak bawa buku sama pulpen ke sini!" elak Sheva.

"Punya hp kan? Pakai aja itu gak usah manja!" ucapan dia buat Sheva melongo. Ingin rasanya gadis itu mengumpati kakak kelasnya itu.

"Tapi ka---,"

"Gak ada tapi-tapian! Buat sekarang, gue tungguin!" lalu cowok itu berjalan menuju bangku yang tersedia di sana.

"Dasar patung berjalan!" umpat dia pelan.

***
Sheva dengan sangat terpaksa buat puisi yang awalnya dia tidak mau. Menurutnya mending membuat novel daripda buat puisi.
Dia mencari inspirasi dengan melihat sekeliling rooftop

Sheva mendekat ke Kakak kelasnya itu, apa dia tidur? Soalnya anteng begitu gak bergerak.

Sheva ingin kabur tapi tiba-tiba ada yang menimpuknya dari belakang.

"Mau kemana? Jangan coba-coba kabur ya!" tuduh Aksa kepada Sheva.

"Aw, sakit tahu! Siapa juga yang mau kabur," ucap gadis itu lirih tanpa melihat cowok itu.

Aksa pun mendekat ke arah Sheva.

"Oh ya?" sahutnya sambil menaik turunkan alisnya.

"I--iy-iya kok!" tiba-tiba gadis itu gagap karena dia gugup dekat dengan Kakak kelasnya.

YOU ARE MINE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang