HAPPY READING!!!
***
Aksa sudah sampai di depan minimarket, dia langsung memarkirkan motor di depan minimarket itu. Terlihat cowok itu menghela napas dalam-dalam sebelum masuk ke minimarket tersebut. Aksa kelihatan bingung entah dimana ia harus mencari barang itu."Maaf Kak ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pramuniaga di minimarket tersebut.
"Saya mau cari..., duh itu lho Mbak barang keramat cewek." ucapnya terkesan ambigu.
"Maksudnya Kak?" tanya pramuniaga yang agak kebingungan dengan penuturan Aksa.
"Duh si Mbaknya masa enggak tahu, itu lho yang buat cewek PMS." jelas cowok itu.
"Oh itu toh, mari saya tunjukkan Kak." cowok itu mengekori pramuniaga tersebut.
"Nah disini Kak, kalau boleh saya tahu biasanya pakai yang mana Kak? Buat pacarnya ya Kak, perhatian banget sih!" godanya pada Aksa. Cowok itu hanya diam tak ingin merespon pertanyaan yang dilontarkan untuknya.
"Mana saya tahu biasanya pakai yang mana!"
"Lah kan Kakak pacarnya gimana sih."
"Dia bukan pacar saya! Tapi cuma Adik kelas pengganggu!"
"Oh Adik kelas toh, awas Kak nanti kena karma lho!"
"Bisa gak Mbaknya kalau ngomong yang jelas, biasanya yang dibeli anak SMA yang mana?"
"Maaf Kak, biasanya sih yang ini Kak. Kakaknya mau beli yang Wing atau Non Wing?" tanyanya pada Aksa.
"Duh mana saya tahu, ya udahlah daripada ribet beli 2 itu apalah! Sama ambilin jamu pereda nyerinya ya Mbak? Saya tunggu di depan." cowok itu langsung pergi ke depan kasir.
"Ada tambahan lain Kak?"tanya kasirnya pada Aksa.
"Udah itu aja!"
"Ya totalnya 40.000 Kak, ada kartu membernya Kak?"
Aksa meletakkan selembar uang berwarna biru di meja kasiran.
"Gak ada." ucapnya singkat lalu mengambil belanjaan yang tadi ia beli.
"Ini kembaliannya ya Kak, 10.000!" seru kasir itu.
"Ambil aja kembaliannya." sahut cowok itu langsung pergi begitu saja. Sampai kasir itu mengucapkan terima kasih sekalipun tak ia dengarkan.
Cowok itu langsung melesat dengan motornya kembali ke sekolahnya karena pasti sudah ada yang menunggunya. Siapa lagi kalau bukan Sheva. Gadis yang mulai hari ini sudah masuk ke dalam hidupnya. Keberadaan gadis itu membuat hidup Aksa menjadi lebih berwarna. Bagaimana tidak berwarna, setiap bertemu saja pasti ada yang jadi bahaan omelan. Sheva yang Aksa ketahui gadis itu sangat membenci dirinya.
Cowok itu berjalan cepat melewati koridor sekolah. Dia menuju taman sekolah. Ketika dia sampai disana, ia melihat gadis itu sedang asik dengan ponselnya. Kadang dia ketawa sendiri, membuat Aksa bergidik ngeri apa jangan-jangan dia kerasukan. Akhirnya cowok itu memutuskan untuk mendekatinya.
"Ekhem!"
Sheva sama sekali tak menoleh sedikit pun ketika Aksa sudah ada disebelahnya. Lalu Aksa melemparkan bungkusan yang tadi ia beli di minimarket. Sontak gadis itu kaget bukan main dengan apa yang Aksa lakukan padanya.
"Ish apa-apaan sih Kak! Kalau gak ikhlas ngebeliin itu harusnya bilang dari tadi! Jadi gak usah dilemparin kaya gini, nyebelin banget sih jadi cowok! Gak tahu apa tadi Kakak ganggu aku!"
Aksa hanya menganga, udah untung ia mau membelikan. Dan bukannya berterima kasih palahan dia dimarahin. Dasar cewek gak tahu diri.
"Apa lo bilang gue ganggu lo? Gak sadar lo yang ganggu ketenangan gue tahu gak! Semenjak ada lo hidup gue jadi punya masalah tahu gak lo hah! Gue gak habis pikir sama lo ya, udah untung gue mau ngebeliin. Eh palah gue juga yang kena marah. Mau lo apa hah!" Aksa yang kini mulai terpancing emosinya. Sebentar lagi bakal meledak tapi dia berusaha menahannya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Kakak itu yang maunya apa! Datang-datang langsung lempar gitu aja. Emang Kakak pikir aku cewek apaan!"
"Bener-bener lo ya! Bukannya terima kasih sama gue. Gak tahu diri banget lo jadi Adik kelas hah!"
Sheva yang semula duduk kini berdiri seakan ia tidak terima dengan apa yang dikatakan Kakak kelasnya itu.
"Udahlah Kak, ngomong sama Kakak bikin gue darah tinggi. Bikin pengaruh buruk!"
Dia ingin pergi tadi tidak mudah untuk Aksa mendiamkan gadis seperti dia."Apa lo bilang gue bikin pengaruh buruk? Emang gak tahu diri ya!" ujarnya langsung menyentil kening gadis itu sangat kencang.
"Aish sakit woi! Lo kira kening gue triplek apa main sentil aja!" sungutnya pada Aksa.
"Itu biar lo sadar! Kalau ngomong itu dipikir dulu!"
"Lah emang bener kan?" tanyanya sedikit menantang Aksa. Cowok itu memang sudah tersulut emosi karena ucapan Sheva.
"Udah lah Kak, jangan ngoceh mulu! Bye! Btw makasih Kak!"
Setelah mengatakan itu dia langsung pergi meninggalkan Aksa yang masih marah dengan kelakuan Adik kelasnya itu.
"Heh bocah, balikin jas gue!" teriak Aksa kepada gadis itu.
"Gue pinjem dulu, besok gue balikin!" ujar dia menoleh sekilas lalu dia sudah menghilang.
"Dasar bocah geblek, biasanya cuma nyusahin aja!" teriaknya tapi tidak bisa didengar oleh gadis itu.
Cowok itu memang tak habis pikir dengan jalan pikiran cewek itu, kadang marah-marah gak jelas kadang juga mellow. Dasar cewek gak pernah jelas. Kenapa nasib seorang cowok harus selalu disalahin, kenapa harus selalu mengalah sama cewek. Aksa selalu berpikiran seperti itu di hidupnya. Makanya ia ke semua cewek yang ia tidak kenal terkesan cuek dan dan tidak peduli.
Aksa coba meredam emosinya, dia perlu menenangkan dirinya sendiri. Agar pikirannya bisa digunakan kembali. Ini benar-benar kepalanya sudah mau pecah. Dia hanya butuh yang dingin-dingin.
****
-TBC-
Es batu mau Sa?-Author
Diem lu thor!
Terima aja ya cowok emang gini-Author
Bunuh elu dosa gak sih thor?
What lu mau bunuh gua? Lu dulu yang gua matiin perannya!
*Ketawa jahad*
Gimana part ini? Semoga suka ya? Yuk jangan cuma baca aja kasih bintang juga dong biar aku semangat buat nulisnya.
Masih betah jadi sider nih?
Kalo aku jadi kalian yang sider mah enggak! Kasian tahu sama author nya*hiks
Jangan lupa kasih tahu temen-temen kalian ya buat baca cerita ini. Dukung aku selalu.
Makasih semuanya yang udah setia sama cerita aku!
See u in the next part!
Salam sayang novaastri pacarnya MARK LEE.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [END]
Teen FictionPLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! AWAS... PENULIS GALAK :v SILAKAN DIBACA CERITANYA, BUKAN DICOPY! BELUM DIREVISI, HARAP MAKLUM KALAU ADA TYPO BERTEBARAN. Terima Kasih. Pradana Aksa cowok dingin yang hidupnya terkesan biasa saja. Dia tipikel cowok yang...