HAPPY READING!!!
***
Setelah kejadian di kantin tadi, Sheva dan Belva memutuskan untuk pulang. Lagian sekolah sudah membubarkan siswanya sejak setengah jam yang lalu."Lo jadi pulang sama Kak Elvan?" tanya Sheva ke Belva.
Mereka berdua berjalan menuju gerbang sekolah.
"Emm....
Gua gak tahu She," balasnya tanpa menoleh ke arah Sheva. Gadis itu malah menatap kearah depan dengan tatapan kosong."Lah kok gak tau sih! Bukannya tadi dia ngajakin pulang bareng?"
Sheva semkin bingung kenapa sejak kejadia di kantin tadi Belva jadi suka diam dan gak banyak bicara."Ya sih, tapi gue pengin sendiri dulu," sahutnya kepada Sheva.
"Udahlah ikut balik sama Kak Elvan aja kenapa sih, Bel!" seru Sheva yang berusaha membujuk Belva.
"Gue balik ke rumah lo aja gimana?" tanya Belva membuat Sheva mengerutkan keningnya pertanda gadis itu bingung.
"Boleh aja sih, tapi seengaknya lo ngomong dulu sama dia. Biar nanti dia gak nyariin lo, Bel,"
"Males gue kalau harus ngomong dulu, She!" cicit Belva lirih.
"Lah kenapa?" tanya Sheva.
"Gak apa, cuma pengin nenangin diri aja," jawab Belva tanpa melihat lawan bicaranya.
"Tapi gu---,"
"Boleh enggak?" ujar Belva yang langsung memotong ucapan Sheva.
"Ya boleh aja sih!" balas Sheva singkat.
"Ya udah ayo! Nanti keburu sore," ajak Belva yang langsung menarik tangan Sheva.
"E---e---eh iya bentar, jangan narik-narik bisa kan!" tegur Sheva membuat Belva hanya cengengesan saja.
"Maaf deh,"
Sheva yang hanya menanggapinya dengan gumanan saja.
Ketika ada angkot berhenti, keduanya hendak naik tapi ada yang menarik tangan Belva. Siapa lagi kalau bukan, Elvan Alreo lah pelakunya.
"Ayo pulang!" serunya ke Belva.
"Apaan sih, lepasin!"
Belva yang terus meronta dilepaskan cekalan Elvan pada pergelangan tangannya.
"Kamu tahu, aku nungguin kamu di parkiran lama! Aku pikir kamu masih ada keperluan, tapi apa nyatanya? Kamu sekarang mau pergi gitu aja!" cerocos Elvan yang kesal terhadap sikap Belva.
"Kenapa?" tanya Belva langsung mendapat kekehan sengit dan terkesan meremehkan dari Elvan.
"Kamu bilang kenapa? Aku kan tadi udah bilang tungguin aku, apa kamu lupa hah!" ucap Elvan yang semakin tinggi dan ia kuat mencengkram pergelangan Belva.
"Sakit," cicit Belva yang meringis kesakitan atas perbuatan Elvan padanya.
"Sakit? Gak sebanding sama aku yang udah kecewa sama sikap kamu!" bentak cowok itu.
"Ayo pulang!" serunya lagi.
"Gak mau," tolak Belva.
"Ayo pulang, Bel! Jangan sampai aku berbuat kasar sama kamu ya!"
"Gue bilang gak mau, ya gak mau. Gak usah maksa bisa kan!" ucapan gadis itu sekarang tidak terkontrol. Sampai Sheva yang disebelahnya berusaha menenangkan dirinya, agar jangan terbawa emosi.
"Gua?" ucap Elvan yang membeo perkataan Belva.
Pasalnya sejak Belva menerima perjodohan dengan Elvan,dia tidak pernah menggunakan kata 'gue-elo' apalagi yang Elvan tahu dirinya lebih tua daripada gadis itu,dan seharusnya Belva menghormatinya.
"Iya kenapa? Gue gak mau pulang sama lo! Ayo She, kita balik!" ujar Belva langsung menarik Sheva masuk ke dalam angkot. Kebetulan saat itu ada angkot yang memang sedang berhenti di halte sekolah.
"Argh... sial banget gue sih!" teriak Elvan yang semakin frustasi dengan apa yang menimpa dirinya sampai-sampai ia menjambak rambutnya sendiri.
Elvan sekarang benar-benar sedang terpuruk. Dia sudah tidak dipercayta oleh sahabatnya, ditambah sekarang dia harus didiamkan oleh tunangannya sendiri.
Sungguh malang sekali nasibnya saat ini. Baru saja dia balik dari luar kota beberapa hari yang lalu dan sekarang harus diuji dengan cobaan yang benar-benar menguji hatinya.
****
-TBC-
Yap akhirnya part ini selesai juga.
Maap ya cuma sedikit emang ini udah seharusnya wkawka
Jangan lupa vote dan comment ya?
Tunggu next partnya!
See u
Salam sayang dari novaastri
pacarnnya MARK LEE.mwah!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [END]
Novela JuvenilPLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! AWAS... PENULIS GALAK :v SILAKAN DIBACA CERITANYA, BUKAN DICOPY! BELUM DIREVISI, HARAP MAKLUM KALAU ADA TYPO BERTEBARAN. Terima Kasih. Pradana Aksa cowok dingin yang hidupnya terkesan biasa saja. Dia tipikel cowok yang...