HAPPY READING!!!
***
Ujian hari ketiga akan dilalui kelas dua belas dan setelah itu tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Akan menjadi alumni memang tidak pernah djsangka akan secepat itu, kalau sudah memasuki kelas dua belas untuk menjadi alumni pun tidak butuh waktu yang lama.Seperti biasa Aksa selalu berangkat awal ketika ada ujian.
"Lho, mau kemana Ma? Tumben udah rapi."
Aksa kaget Mamanya yang sudah rapi seperti mau pergi.
"Iya Mama sama Papa mau ke luar kota."
"Ngapain?"
"Kamu pasti lupa kalau Om Galan besok mau nikahan."
"Oh iya lupa aku." Aksa sama sekali tidak mau mengingat-ngingat urusan keluarganya itu. "Terus mau berangkat kapan?"
"Ini sebentar lagi, nungguin Papa kamu."
"Berapa lama?"
"Kurang tahu Mama, nanti kalau Papamu ada urusan pekerjaan Mama ikut pulang." jelas Mamanya kepada Aksa.
"Oh iya udah."
"Sarapan dulu kamu."
"Iya."
Aksa lagi sarapan dan Mamanya lagi menyiapakan keperluan yang akan dibawa apa saja.
"Mama mau kemana?" tanya Vella yang bingung Mamanya sudah rapi. Gadis itu tidak pernah di tinggal kedua orang tuanya sendirian pasti selalu saja diriny ikut kemana pun orang tuanya pergi.
"Mama mau pergi sama Papa ke luar kota."
"Ih ngapain, kok aku gak diajak!" rajuk gadis itu.
"Aduh Vell, kamu kan udah kelas tiga SMP jadinya jangan bolos lah. Bentar lagi juga banyak ujian kan?"
"Iya tapi kan---."
"Ada apa sih kok ribut-ribut?"
"Papa kok gak ngajak aku mau ke luar kota, ish tega banget sih!"
"Gak lama juga Papa sama Mama pergi, lagian di rumah ada Abangmu."
"Aku mau ikut gak mau sama Abang!"
Vella terus saja memohon untuk ikut orang tuanya. Kemudian gadis itu menangis, padahal dirinya akan berangkat sekolah.
Dengan masih terisak gadis itu mengantarkan kedua orang tua ke depan.
"Aku i---iku---t."
"Udah dong jangan nangis terus, mau sekolah kok nanti mata kamu bengkak, Vella."
"Iya, benar kata Mamamu. Ya udah Papa sama Mama pergi dulu ya. Aksa jaga Adik kamu baik-baik." nasihat Papanya kepada Aksa.
"Iya Pa."
Ketika Mama dan Papanya masuk mobil yang akan menuju bandara, Vella malah berteriak ingin terus ikut tapi Aksa terus menahannya.
"Udah gak usah nangis terus, gak akan lama juga perginya." ucap Aksa kepada Adiknya itu.
"Tapi Abang---."
Aksa langsung menenangkan Adiknya itu, yang masih diterisak dipelukannya.
"Udah, sekarang lo sarapan terus gue anterin lo ke sekolah."
Aksa memaksa Vella masuk rumah untuk sarapan. Bukannya memakan makanan yang disediakan Mamanya tadi justru dia melihat makanan itu saja.
"Dimakan, jangan dilihatin aja, nanti telat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE [END]
Teen FictionPLAGIAT DILARANG MENDEKAT!!! AWAS... PENULIS GALAK :v SILAKAN DIBACA CERITANYA, BUKAN DICOPY! BELUM DIREVISI, HARAP MAKLUM KALAU ADA TYPO BERTEBARAN. Terima Kasih. Pradana Aksa cowok dingin yang hidupnya terkesan biasa saja. Dia tipikel cowok yang...