3

40 2 0
                                    

*Author Pov*

Matahari mulai bersinar dari celah-celah tirai kamar yang di dominasi berwarna coklat gelap.
Seorang gadis yang tertidur sejak semalam,mulai mengerjapkan matanya secara perlahan.

Bangkit dari tidurnya,Syena menyadari bahwa ia tidak sendiri diruangan mewah ini. Seorang pria yang tidur dengan gaya yang pasti tidak nyaman bagi siapapun.

Gerakan Syena yang mencoba berdiri dari ranjang,membuat tidur Zelvin terusik hingga pria tersebut membuka matanya dan menyadari kehadiran Syena.

"Anda sudah sadar ? Saya Zelvin,pemilik mobil yang anda hentikan semalam." Ujar Zelvin sambil mengulurkan tangannya.

"Saya Syena,terima kasih karena sudah menolong saya." Syena menyambut uluran tangan Zelvin sambil tersenyum kaku.

Menyadari bahwa ia dikamar seorang pria,Syena memperhatikan bahwa gaunnya semalam telah berganti dengan piyama tidur berwarna kuning.

Zelvin menyadari ke khawatiran Syena yang sedang memperhatikan piyama tidurnya. Zelvin menyuruh Salma,asisten rumah tangganya untuk mengantikan baju Syena semalam.

"Hmm..Saya menyuruh Salma untuk membantu anda berganti pakaian." Ujar Zelvin sambil menggaruk tengkuknya.

"Terima kasih,Zelvin." Ujar Syena lembut.

"Saya akan kembali kerumah orangtua saya. Terima kasih juga karena telah memberi saya bantuan semalam. Maaf karena sepertinya saya merepotkan kamu." Lanjut Syena dengan tulus.

Zelvin menatap gadis cantik itu dalam,tentu saja gadis itu cantik. Zelvin mengetahui Syena. Gadis itu termasuk salah satu anak rekan bisnisnya. Hanya saja,ia baru kali ini bertemu Syena secara langsung dan tidak menyangka dengan penampilan seperti semalam.

"Saya akan mengantar anda pulang." Ujar Zelvin sambil berlalu meninggalkan  kamar tidurnya.

                               ***

Mobil audi hitam milik Zelvin terparkir sempurna di halaman rumah mewah milik Jonathan,papa Syena.

Tawaran Zelvin untuk mengantar Syena kembali kerumah berhasil,setelah ditolak beberapa kali oleh Syena. Setelah mereka menikmati sarapan pagi,akhirnya Zelvin mengantar Syena dan sekarang sepasang manusia ini saling diam tepat di depan halaman rumah mewah tersebut.

"Selamat tinggal Zelvin. Terima kasih karena anda sudah menolong saya. Saya sangat bersyukur." Ujar Syena sebelum turun dari mobil mewah milik Zelvin.

Zelvin tersenyum tipis  mendengar pernyataan Syena tersebut. Setelah itu gadis cantik tersebut sudah meninggalkan Zelvin yang mulai meninggalkan halaman rumah kediaman Jonathan.

                              ***

Suasana sepi menyambut Syena saat ia menginjakan kakinya menuju ruang keluarga. Syena takut,kejadian semalam membuat gadis itu bingung bagaimana menjelaskan kejadian bersama Juna dan berakhir menginap diluar.

Terdengar suara pintu yang terbuka dari halaman taman,membuat Syena melanjutkan langkahnya mencari penghuni rumah yang belum ia temui.

Sepasang suami istri paruh baya terlihat terlibat pembicaraan serius. Syena mendekat dan menyapa kedua orangtua,Jonathan dan Isyana.

"Ma..Pa..Syena.."

PLAK !!!

"Papa.." Lirih Syena

Syena memegang pipinya kanan nya yang terlihat memerah. Air mata mengalir dari ke dua mata indahnya.

"Kamu mempermalukan papa,Syena !!" Bentakan Jonathan membahana di seluruh taman rumah itu.

Jonathan tidak pernah menampar Syena. Meski pun terkadang putri tunggal mereka itu melakukan apapun,mereka tidak pernah mempermasalahkannya. Tapi kali ini Jonathan benar-benar marah dan itu karena putrinya sudah mempermalukannya di hadapan putra Danuarta,Juna.

"Kamu tau apa yang sudah kamu lakukan ? Keluarga ini dipermalukan karena kamu meninggalkan makan malam tanpa izin." Ucap Jonathan masih dengan nada yang marah.

"Papa,aku bisa jelasin kenapa aku pergi. Juna mau memperkosa aku. Dia membawa aku ke kamar hotel." Ujar Syena lirih dengan air mata yang terus mengalir.

Naina berdiri dengan setia di samping sang suami,Jonathan. Berusaha menenangkan suaminya.

"Hentikan Syena. Juna berasal dari keluarga terhormat seperti kita. Tidak mungkin melakukan hal seperti yang kamu tuduhkan. Kamu sangat memalukan." Ucap Jonathan dingin sambil memandang Syena dengan murka.

"Benar Syena. Juna pria terhormat. Semalam dia datang kerumah dan mencari keberadaan kamu dengan wajah khwatir karena kamu menghilang saat sedang makan malam." Ucap Isyana menambahkan.

"Aku gak bohong pa,ma..  Juna ingin memperkosa aku. Karena itu aku kabur dari hotel." Ujar Syena sendu.

" Kami tidak mengajarkan kamu untuk bersikap tanpa aturan,Syena." Ujar Jonathan.

"Papa..percaya sama aku. Juna nggak baik." Tambah Syena.

"CUKUP SYENA !! Kamu benar-benar memalukan." Bentak Jonathan.

"Syena,dengarkan mama. Juna masih berbaik hati untuk memaafkan kesalahan kamu. Pernikahan kalian akan tetap dilanjutkan. Kami tidak akan bertanya kemana kamu tadi malam saat kabur. Tapi jangan lakukan itu lagi." Seru Isyana dengan nada lembut yang terdengar tegas.

Syena terbelalak atas apa yang di ucapkan Isyana. Gadis itu menggeleng tak percaya bahwa kedua orangtua nya lebih mempercayai pria brengsek seperti Juna di bandingkan dirinya selaku putri kandung mereka. Syena kecewa.

"Maaf mama.. maaf papa. Aku nggak berniat menikah dengan Juna." Lirih Syena namun dapat di dengar oleh kedua orangtua nya.

Jonathan ibarat api yang disiram bahan bakar sehingga begitu membara. Ucapan Syena berhasil mengundang semburan yang hebat.
Sementara Isyana hanya menatap Syena dengan pandangan tak percaya bahwa putrinya itu dengan berani menolak permintaan sang suami.

"Aku tidak membesarkanmu untuk menjadi pembangkang,Syena." Begitu dinginnya ucapan Jonathan. Pria paruh baya itu seolah enggan menyebut dirinya papa bagi Syena dan kembali melanjutkan ucapannya.

"Sangat mengecewakan karena memiliki putri seperti ini. Lebih baik aku tidak memiliki putri sepertimu daripada harus di permalukan seperti ini." Ujar Jonathan.

"Papa,aku minta maaf. Kali ini saja aku meminta papa untuk membatalkan pernikahan ini. Juna ingin memperkosa aku." Syena mengenggam tangan Jonathan,memohon kepada sang papa.

"Baik,aku akan membatalkan petnikahanmu dan Juna. Jadi,keluarklah dari rumah ini. Ingat Syena,saat kamu meninggalkan rumah ini,kamu bukan lagi putri di keluarga Richard." Jonathan mengucapkan kata tersebut tanpa memandang wajah penuh luka Syena dan berlalu meninggalkan istri dan putrinya yang menanggis.

Isyana tercengang atas apa yang di ucapkan oleh sang suami. Tidak menyangka Jonathan tega mengusir putri kandung mereka satu-satunya.

"Syena,berhentilah untuk keras kepala. Mama akan bicara dengan papa kalau kamu akan menikah dengan Juna. Jangan membantah papa kamu lagi." Ujar Isyana acuh dan berlalu menyusul Jonathan.

               
                                  ***

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang