38

19 0 0
                                    

"Gila,nyebelin banget setannya. Pakek acara bales dendam segala. Dia kaga tau kalo karma buat orang jahat itu real adanya."

Tania saat ini sedang menonton film horor bersama 3 temannya.
Adegan arwah gentayangan yang sedang mencari pembunuhnya,menjadi pembahasan bagi Tania. Menurut gadis itu tidak ada gunanya menjadi jahat hanya untuk balas dendam.

"Lo mah aneh. Namanya aja film horor. Harus ada intrik nya lah,biar penonton itu tertarik." Seru seseorang.

"Apanya seru. Bosen gw. Gini mulu jalan cerita film Indonesia. Gw rasa penulisnya ga ada inspirasi deh."

"Ya elah. Nonton aja kali. Ribet hidup lo." Seru lawan bicaranya.

Tania itu hobi nonton film horor dari negara mana pun. Ga peduli film yang di tontonnya menarik ataupun tidak,gadis cantik itu akan tetap menyalurkan hobinya itu.

Untuk membuat suasana horor menjadi nyata. Bahkan,Tania menyulap ruang televisi apartement Zelvin menjadi gelap. Seolah menakutkan.

"Apartement kakak lo sepi banget." Seru seseorang.

"Emang begini. ART nya datenng cuma nyampe sore." Jawab Tania tanpa menoleh lawan bicaranya.

"Ipar loe ga keliatan."

"Kak Syena maksud lo?" Tania kini men-pause layar televisi dan beralih menatap lawan bicaranya.

"Iya. Dia ada kan?"

"Di kamarnya. Dia lebih suka menyendiri." Jawab Tania seadanya.

"Napa lo?" Tania balik bertanya pada  lawan bicaranya.

"Heran aja gw. Betah banget di kamar."

"Kak Syena emang pendiem sih." Seru Tania acuh dan kembali memutar play pada layar televisi.

Sedangkan pria yang sejak tadi bertanya tersebut. Kembali diam sembil melihat sekeliling apartement mewah tersebut yang terlihat sepi. Hanya terdengar uara televisi dan sesekali bunyi percakapan yang terjadi antara ketiga orang di hadapannya saat ini.

                              ***

Tania menerima dua box besar pizza yang beberapa saat lalu ia pesan melalu aplikasi go food.

"Ini uang nya mas."

"Terima kasih mbak." Kurir tersebut berbalik meninggalkan Tania.

"Pizza nya dateng.." teriak Tania.

Meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 22:00 malam,namun tidak menghambat Tania untuk bersenang-senang.

Tania duduk di sofa sambil meletakan dua box pizza berukuran besar itu. Membuka kotak pizza tersebut dengan begitu bersemangat.

"Gw demen kalo ada yang beginian." Seru Fabian penuh semangat.

"Gw ambil piring dulu. Buat kak Syena."

"Lo ajak gabung aja deh. Biar seru." Tambah Fabian lagi.

Tania berpikir sebentar lalu berjalan menuju kamar Syena.

Tok tok tok

Tidak lama menunggu pintu di hadapannya terbuka.

"Kenapa,Nia?"

"Aku tadi pesen pizza. Kakak mau ikut gabung buat makan? Yuk.." Tania menarik pelan tangan Syena kearah ruang santai.

Syena pikir teman-teman adik iparnya itu sudah pulang. Ternyata mereka masih di berada di apartemen dan sedang menikmati pizza.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang