42

35 0 0
                                    

Lelah menghabiskan waktu dengan berenang,Zelvin dan Syena memutuskan untuk kembali ke kamar hotel.

Zelvin merangkul pundak Syena dengan santai saat lift yang mereka naiki berhenti di lantai 9. Tempat kamar hotel mereka berada.

Zelvin langsung merebahkan diri di sofa single setelah memasuki kamar hotel yang di dominasi berwarna gading dan coklat tersebut.

"Saya ke toilet dulu." Ujar Syena.

"Mau mandi bareng?" Goda Zelvin.

"Gak,kamu tadi kan udah mandi di bawah." Seru Syena sambil berjalan cepat kearah toilet.

Zelvin yang sempat melihat semburat merah di wajah Syena hanya terkekeh melihat Syena yang masih malu jika di goda.

                                ***

Syena berjalan ragu kearah Zelvin yang sedang duduk santai di sofa.

"Vin.." panggil Syena.

"Hmmm.." sahut Zelvin yang menatap fokus layar ponselnya.

"Zelvin.." panggil Syena lagi

"Kenapa?" Zelvin meletakan ponsel i-phone miliknya dan menatap Syena.

"Saya haid.." ujar Syena hampir tidak terdengar.

"Apa?" Zelvin mencoba meyakinkan pendengarannya.

"Itu.. tamu bulanan saya dateng.." lirih Syena.

"Terus?" Tanya Zelvin bingung

"Pembalut saya ketinggalan.." ujar Syena sambil menatap Zelvin. Membaca reaksi Zelvin akan pernyataannya.

"Oke,kamu cuma butuh pembalut?" Tanya Zelvin yang di jawab anggukan oleh Syena.

"Ya udah,saya ke bawah dulu. Kamu gapapa saya tinggal ?"

Zelvin meraih dompet dan ponsel miliknya yang terletak diatas meja.

"Maaf,saya ngerepotin kamu." Ujar Syena tidak enak.

"Ga perlu sungkan sama saya. Saya kan suami kamu." Seru Zelvin.

"Kalo gitu,saya keluar dulu. Kamu jangan kemana-mana ya." Setelah berkata seperti itu Zelvin berjalan kearah pintu.

                              ***

Zelvin berjalan menyusuri beberapa produk di indomart yang terletak di seberang hotel. Zelvin bingung harus memilih pembalut seperti apa yang biasa di gunakan Syena.

Seorang karyawan wanita menghampiri Zelvin.

"Ada yang bisa di bantu,mas ?" Ujar karyawan bernama Dita tersebut.

"Gini mbak,saya bingung,istri saya menggunakan pembalut yang mana." Ujar Zelvin santai.

"Mbak bisa bantuin milih ?" Tanya Zelvin pada karyawan wanita itu yang wajahnya sudah memerah menahan malu.

"Mungkin yang ini,mas." Tunjuk karyawan tersebut pada Zelvin.

"Saya ambil yang ini juga deh." Zelvin memberikan pembalut lainnya pasa si karyawan.

"Silahkan ke kasir langsung,mas." Ujar karyawan tersebut.

Zelvin membawa keranjang belanjaannya yang sudah terisi pembalut dan beberapa cemilan. Pria tampan berjalan menuju kasir.

Zelvin melihat barisan beberapa orang yang berbaris mengantri untuk melakukan transaksi pembayaran. Zelvin berdiri di barisan ke enam dengan sabar sambil memainkan ponsel pintarnya. Melihat beberapa email penting yang dua hari kemarin belum sempat ia baca.

"Mau join?" Suara dari arah depan membuat Zelvin menegakan kepalanya.

Tirta berdiri di depannya,Zelvin dapat melihat beberapa produj yabg tengah di hitung oleh kasir.

"Lo mau join? Biar mbak nya sekalian ngitung." Ujar Tirta menawarkan.

Zelvin memberikan keranjang belanjaannya kepada Tirta.

"Semuanya 154rb,mas.." ujar kasir bernama Citra itu.

"Saya yang bayar." Ujar Zelvin mengeluarkan dua lembar uang seratus ribu rupiah.

"Ini kembaliannya. Terima kasih,mas." Ujar kasir wanita itu ramah,sebelum memberikan plastik yang berisi belanjaan Zelvin.

                               ***

"Syena..lo tinggal sendiri?"

Saat ini Zelvin dan Tirta menuju kembali ke hotel tempat mereka menginap.

"Iya.." ujar Zelvin seadanya,tanpa melihat lawan bicaranya.

"Lo suami siaga banget. Sampai rela beliin Syena pembalut."

"Itu tanggung jawab saya. Sudah sewajarnya saya melakukan ini."

Tirta hanya mengangguk paham. Sempat terlintas dalam pikirannya bahwa Zelvin hanya merasa bertanggung jawab terhadap Syena.
Apalagi setelah ia mendengar bagaimana pria di sampingnya tersebut menikahi Syena.

                               ***

Sepasang manusia berjalan memasuki area pesta. Hiasan lampu-lampu cantik menyambut kedatangan mereka. Syena berjalan sambil mengalungkan tangannya di lengan Zelvin mesra. Semua orang melirik iri melihat kecocokan keduanya. Seolah mereka memang telah di takdirkan bersama.

Tirta sebagai pemilik acara,menghampiri pasangan yang mengambil alih perhatian tamu lain darinya.

"Thank's,ternyata kalian dateng juga." Ujar Tirta sambil menjabat tangan Zelvin dan Syena bergantian.

"Saya dan Syena tidak bisa terlalu lama disini. Saya hanya berusaha bersikap sopan terhadap undangan kamu." Ujar Zelvin.

"Siip,yang penting kalian dateng."

Setelah sedikit berbasi,Syena mengikuti Zelvin yang berjalan ke arah meja minuman. Memberikan segelas orange juice kepada Syena,yang di sambut langsung olehnya dan mengambil segelas anggur untuk dirinya sendiri.

Saat sedang menikmati suasana pesta,seorang wanita cantik dengan mengenakan gaun berwarna merah berjalan menghampiri Zelvin.

"Apa kabar,vin?" Seru wanita itu setelah memberi kecupan di kedua pipi Zelvin. Mengabaikan kehadiran Syena.

"Baik,kamu sendiri bagaimana?" Tanya balik Zelvin.

"Seperti yang kamu lihat." Ujar wanita itu sambil tertawa.

"Who is she ?" Kini pandangan wanita tersebut mengarah pada Syena yang berdiri disamping Zelvin.

"Kenalkan,Syena. My wife." Ujar Zelvin membuat wanita di hadapannya terperangah.

"Seriously ??"

"Yeah.."

"Syena,ini Lora. Teman saya saat kuliah di luar negeri dulu." Beritahu Zelvin pada Syena.

"Lora.." seru Lora sambil mengulurkan tangannya kepada Syena yang di sambut oleh Syena.

"Ga nyangka kamu udah menikah." Ujar Lora sambil tersenyum.

"Ya,mungkin sudah jodoh." Ujar Zelvin.

"Syena terlihat cantik. Pantes kamu melupakan aku gitu aja." Seru Lora sambil tertawa. Membuat Syena terus menatap teman Zelvin itu heran.

"Harusnya kamu senang karena aku ga menganggu hidup kamu lagi. Jadi kamu bisa bebas main sama temen-temen brondong kamu itu." Kekeh Zelvin.

Syena cemburu..
Baru kali ini ia melihat Zelvin berbicara dengan santai dan tertawa lepas. Selama mengenal pria ini sebagai suaminya,ia belum pernah melihat Zelvin dapat bercanda seperti ini dengannya.

Syena penasaran,sedekat apa hubungan keduanya hingga Zelvin berbicara senyaman itu dengan wanita yang di panggil Lora itu ?






Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang