25

23 1 0
                                    

Zelvin berdiri di depan pintu ruang rawat Syena. Menatap beberapa digit angka yang tertera pada layar ponsel canggihnya.

Ia memikirkan ucapan dari kedua orangtuanya tadi sore. Dengan ragu yang menghubugi kontak tersebut dan menunggu beberapa saat agar orang di seberang sana menerima panggilanya.

"Saya Zelvin,maaf menganggu waktu anda. Saat ini Syena di rawat di rumah sakit. Saya hanya ingin menyampaikan ini."

Zelvin mengakhiri sambungan tersebut tanpa mendengarkan jawaban dari orang yang ia hubungi.

Menyimpan kembali ponselnya pada saku celananya,Zelvin kembali masuk dimana Syena di rawat.

Perempuan itu masih betah memejamkan matanya. Zelvin dapat melihat tubuh Syena yang memar di beberapa bagian. Membuat hatinya miris.

Entah apa yang terjadi,jika Salma tidak kembali ke apartment. Zelvin tidak pernah ingin membayangkannya.

Semula ia mengira bahwa Juna sudah di hukum atas insiden terakhirnya bersama Syena. Namun tidak disangka akibat nama terhomat keuarganya,bajingan seperti justru begitu cepat bebas dari tuntutannya.

                                  
                                ***

Zelvin mendekati bangkar rumah sakit tempat Syena berbaring. Melihat  Syena yang mulai membuka kedua matanya secara perlahan.

"Aahh....."

"Aaahhhhhhh....."

"Syena.."

"LEPAS!!!"

Syena turun dari ranjang tanpa memperdulikan infus menancap padanya.

"Pergi !!!"

Syena menjauh saat Zelvin berusaha untuk merengkuhnya.

"Syena,ini saya. Zelvin. Kamu tenang"

"Pergi !!! Saya gak mau.." Syena menanggis dengan histeris. Memukul dirinya sendiri.

"Hey..Syena..."

"PERGI !! HIKS HIKS..AAH..."

Tidak tahu harus berbuat apa,Zelvin menekan tombol bel pada dinding memanggil,dokter.

    
                                 ***

"Bagaimana,dok?" Tanya Zelvin setelah Syena kembali tenang.

"Bisa kita bicara di luar,pak?

Zelvin mengangguk,mengikuti dokter tersebut dari belakang sampai pada ruangan bertuliskan nama dokter tersebut.

"Apa yang terjadi dengan Syena dok?" Tanya Zelvin langsung.

"Haphephobia." Ujar dokter di hadapannya singkat.

"Haphepobia?"

"Haphephobia adalah rasa takut dan kecemasan yang picu oleh sentuhan. Apa tadi anda mencoba untuk mendekati Syena?" Zelvin mengangguk pelan.

"Reaksi Syena tadi adalah bentuk dari rasa melindungi dirinya. Ia akan merasa panik,cemas,dan ketakutan saat seseorang mencoba mendekati atau menyentuhnya. Hal ini terjadi karena seseorang pernah mengalami penyerangan,pelecehan seksual,atau pemerkosaan."

Zelvin hanya diam atas penjelasan yang diberikan oleh dokter Kara. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

"Apakah ada cara menyembuhkannya,dok?"

Dokter Kara tersenyum tipis sambil mengangguk,menjawab pertanyaan Zelvin.

"Setiap masalah yang terjadi pasti dapat diatasi. Sama hal nya dengan kondisi Syena saat ini. Ada beberapa cara agar keadaan Syena membaik."

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang