19

44 1 0
                                    

Zelvin membaringkan tubuh lemah Syena pada ranjang king size nya. Tidak ada pembicaraan diantara keduanya setelah pria itu tahu mengenai kehamilan Syena. Bahkan Syena tidak berani untuk mengeluarkan suaranya saat melihat Zelvin yang berubah bisu terhadapnya.

Syena mulai takut melihat sikap Zelvin. Pernah dibuang oleh kedua orangtuanya dan bertemu dengan Zelvin sebagai penolong adalah hal yang ia syukuri. Setidaknya ada satu orang yang seolah memberikan kehidupan baru padanya.

Namun,melihat sikap pria itu saat ini. Syena takut untuk kembali ditinggalkan tanpa arti oleh pria itu. Ia pasti akan mati jika Zelvin membuangnya nanti.

"Kalau butuh sesuatu kamu bisa panggil saya atau mama ya."

Syena kembali kealam nyata saat mendengar suara Zelvin untuk pertama kali semenjak dari perjalanan.

Syena mengangguk paham atas ucapan Zelvin. Lalu ia hanya mendengar suara pintu di tutup dari luar,menandakan Zelvin sudah meninggalkan kamar ini.

Mencengkram selimutnya erat,Syena menahan rasa sakit dalam hatinya yang meremas begitu kuat. Bagaimana hidupnya setelah ini ?

                               ***

Zelvin duduk sambil memangku tangan di kepalanya. Memijit pelipisnya. Saat ini ia begitu bingung atas apa yang terjadi. Tidak menyangka Syena akan hamil secepat ini. Zelvin bingung apa yang harus di lakukannya untuk menyelesaikan masalah ini.

Qira berjalan sambil membawa secangkir kopi kearah putranya. Ia dapat melihat Zelvin yang memasang wajah lelah sejak dalam perjalanan dari rumah sakit menuju kerumah.

"Mama bawain kopi buat kamu."

Menaruh cangkir kopi tersebut,Qira ikut duduk di samping Zelvin. Melihat anak kesayangannya menyesap kopi pahit itu sedikit.

"Kamu kenapa? Gak seneng Syena hamil ?"

"Saya bingung. Hubungan saya dan Syena tidak seserius ini untuk membesarkan seorang bayi." Ujar Zelvin gusar.

"Kamu harus bertanggung jawab atas perbuatan kamu. Lagipula harusnya kamu berpikir sebelum melakukan sesuatu seperti ini."

"Saya harus gimana,mah ?" Memandang ibunya dengan gusar,Zelvin bertanya dengan putus asa.

"Syena wanita yang baik. Gak ada salahnya menjadikannya seorang istri dan ibu dari anak kamu. Mama mau kamu menikah dengan Syena." Zelvin terkejut mendengar penuturan ibunya.

Benarkah ia harus menikah ? Pikirnya.

"Mah,saya gak tahu perasaan saya sama Syena.."

"Cinta itu datang karena terbiasa. Ada saatnya nanti kamu menyadari bahwa semua ini adalah takdir tuhan agar kalian menyatu."

"Papa pasti marah saat tahu berita ini."

"Papa pasti berharap kamu bertanggung jawab." Ujar Qira.

Zelvin mengangguk,membuat Qira tersenyum bahagia.

"Kamu mau menikah dengan Syena,ya?"

"Aku gak bisa kabur,mah."

"Mama akan atur pernikahan kamu secepatnya. Mama mau mengadakan pesta yang meriah." Qira berkata penuh semangat.

"Mah.."

"Kenapa,Vin? Kamu gak suka dengan ide mama?"

"Kita buat pernikahan yang sederhana aja. Syena harus bedrest dalam beberapa bulan. Undang keluarga dekat aja." Saran Zelvin.

"Tapi,Vin..."

"Nanti kita pikirin lagi resepsi setelah keadaan Syena membaik. Mama bisa mengadakan pesta meriah untuk itu." Tegas Zelvin.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang