5

29 2 0
                                    


*Author Pov*

Bagi sebagian orang yang begitu lelah menjalani rutinitas mereka hari ini,sudah mengistirahatkan tubuh mereka dengan nyaman.Berbeda dengan Syena yang masih berjalan tidak tentu arah dan berakhir di sebuah halte bus yang sudah begitu jauh dari rumah orangtuanya.

Terduduk sendiri dengan membawa koper,Syena kebingungan harus melangkahkan kakinya kemana. Teman-temannya saat ini sedang berada diluar kota karena mengadakan pesta.Selain itu,ia tidak begitu dekat untuk bisa meminta pertolongan ataupun sekedar menumpang. Syena gadis yang menutup diri dan terlalu malu untuk meminta bantuan kepada oranglain.

sebuah mobil berhenti tepat di hadapannya. Tadinya Syena mengabaikan siapapun yang berada dlam mobil tersebut. Akan tetapi,seorang pria keluar dan menghampirinya. Bangkit dari duduknya,Syena berdiri kaku karena tidak menyangka disaat seperti ini ia harus bertemu dengan pria yang sudah menolongnya kemarin.

"Saya pikir,saya salah mengenali orang.Ternyata ini benar kamu." Seru Zelvin setelah berdiri di hadapan Syena.

Syena terlihat malu karena berada dalam situasi yang seperti ini hanya dapat tersenyum tipis menanggapi ucapan Zelvin.

"Ini sudah larut malam. Kamu mau kemana dnegan membawa koper ?" Tanya Zelvin sambil melirik sekilas koper yang dibawa oleh Syena.

Syena cukup bingung dengan situasinya saat ini. Ia bingung dengan jawaban apa yang harus diberikan kepada Zelvin karena cukup malu mengakui bahwa dirinya baru saja di buang oleh keluarganya. Karena melihat gadis di hadapannya yang terus diam,Zelvin merasa siatuasi canggung karena selama ini ia selalu mendapatkan perhatian dari orang di sekitarnya. Berbeda dengan saat dirinya bersama Syena,seolah gadis itu menciptakan sisi yang lain dari Zelvin yang tidak pernah dilihat oleh oranglain.

"Syena,kamu mau kemana malam-malam begini dengan membawa koper ?" Zelvin mengulang pertanyaannya karena gadis di hadapannya hanya diam sejak tadi.

"Saya sedang menunggu taksi." Ujar Syena tanpa menatap Zelvin.

Zelvin mengerutkan kening mendengar jawaban gadis di hadapannya.

"Ini sudah larut malam dan setau saya taksi sudah berhenti beroperasi pada jam segini." Ujar Zelvin sambil melihat jalanan yang mulai sepi.

"Bagaimana jika saya yang mengantar kamu? Lagipula,berbahaya seorang gadis masih berkeliaran pada jam seperti ini." Seru Zelvin menawarkan.

"Tidak,terima kasih. Lagipula tujuan saya sangat jauh. Saya tidak ingin merepotkan anda lagi." Tolak Syena dengan nada yang lembut.

"It's ok Syena,saya tidak merasa di repotkan sama sekali." 

Syena merasa bimbang. Meskipun ia menerima tumpangan yang di tawarkan oleh Zelvin,gadis itu sebenarnya bingung. Ia tidak memiliki tujuan,tidak ada tempat tujuan untuk bisa ia datangi dan ia terlalu takut saat ini.

Mengerti keterdiaman gadis di hadapannya,Zelvin dapat mengambil kesimpulan bahwa gadis di hadapannya saat ini sedang memiliki masalah. Lagipula,tidak mungkin rekan bisnisnya Jonathan akan membiarkan putri satu-satunya keluarga mereka untuk berkeliaran dengan emmbawa koper selarut malam ini jika tidak sedang berada dalam masalah. Dan ia  cukup mengerti bahwa gadis di hadapannya saat ini memiliki harga diri yang tinggi.

"Kamu mau ikut saya? Sebenarnya saya saat ini harus menghadiri perjalanan bisnis ke Bandung. Kamu mau menemani saya? Anggap ini sebagai rasa terima kasih kamu karena saya sudah menolong kamu kemarin. Bagaimana? Kamu mau menemani saya?" Rentetan pertanyaan Zelvin semakin membuat Syena bingung dengan apa yang ada dalam pikiran pria di hadapannya saat ini. 

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang