Syena menikmati secangkir teh hangat di pagi yang dingin. Dengan udara puncak yang begitu sejuk. Perasaannya menjadi lebih baik setelah menerima perlakuan Zelvin terhadapnya.Syena tersenyum. Kabut yang memudarkan pandangannya menatap pepohanan dari balkon ini,merasakan udara dingin yang menusuk ke tulangnya. Padahal saat ini Syena sudah mengenakan sweater tebal berwarna pink untuk menghangatkan tubuh.
"Hey.."
Zelvin memeluknya dari belakang. Syena sedikit kaget meski sesudahnya tersenyum tipis mendapat perlakuan dari Zelvin.
"Kamu jalan-jalan ke kebun stroberi?" bisiknya di telinga Syena.
"Mau.." Syena berbalik,menghadap Zelvin yang lebih tinggi darinya.
"Jam 10 nanti kita kesana." Ujar Zelvin sambil menyingkirkan anak rambut Syena ke belakang telinga.
Syena mengangguk setuju. Tersenyum pada Zelvin yang menatapnya dalam.
Sejak malam itu,hubungan keduanya mulai kembali seperti semula. Zelvin bersyukur Syena mampu menerima perlakuannya dengan baik.
***
Ini adalah pertama kalinya ia merasa benar-benar bahagia.
Zelvin yang menemaninya mengelilingi perkebunan stoberi dan memetik buah berwarna merah menggoda itu."Kita bisa bawa beberapa buah stroberi nya buat di Jakarta kalo kamu suka." Ujar Zelvin.
"Beneran?"
Syena yang tengak membungkuk memetik buah stroberi,melihat Zelvin yang mengangguk santai. Membuat senyum tersungging dari wajah itu.
Zelvin baru pertama kali melihat Syena terlihat tersenyum lepas seperti saat ini. Beberapa bulan terakhir wanita itu hanya menjalani hidup seperti air.
Ditambah kejadian yang menyebabkan Syena keguguran dan trauma,membuat beban wanita itu semakin bertambah.
Tapi hari saat ini ia dapat melihat Syeba yang sedikit berubah. Meski sesekali Syena masih menghindar saat berdekatan dengan orang asing yang baru ia temui.
***
Dilain tempat,seorang pria duduk dalam sebuah rumah di pinggiran kota. Menunggu bawahan yang ia tunjuk untuk mengikuti seseorang.
"Bagaimana?"
Pria tersebut bertanya dengan wajah sangar pada orang yang berdiri di hadapannya.
"Suruhan suaminya masih terus mencari keberadaan anda. Sebaiknya anda menunda keberangkatannya." Orang di hadapannya memberi informasi.
"Sialan." Desis si pria berwajah sangar.
"Bagaimana dengan wanita itu? Aku harus bisa mendapatkannya. Bagaimanapun caranya."
Seringai jahat menghiasai wajah pria yang sedang duduk pada sofa berwarna merah maron. Membuat orang yang berdiri di hadapannya sedikit takut.
"Anda juga tidak bisa mendekati Syena. Suaminya terus berada di samping wanita itu. Mereka saat ini berada di puncak."
"Hhahahhahahhahahaha..."
Tawa membahana,membuat orang yang mendengarnya yakin bahwa pria tersebut memiliki gangguan mental.
"Puncak?" Setelah ia menghentikan tawanya.
"Aku sangat berjodoh dengan dia. Aku akan menyingkirkan bajingan itu dan memiliki Syena sepenuhnya." Kembali tawa membahana setelah mengatakan keinginannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/166682336-288-k464407.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
RomanceSyena sejak dulu terbiasa tanpa perhatian dari kedua orangtuanya.. Papa yang terlalu sibuk mengurus perusahaannya dan Mama yang selalu menuruti sang suami yang sibuk berpergian mengurus urusan perusahaan. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk...