Syena terbangun dan menyadari bahwa ia sudah terbaring dengan nyaman di atas ranjang. Melihat sekeliling ruangan yang masih terlolihat sepi,gadis itu menatap sepiring roti dan segelas susu yang berada diatas nakas.
Sebuah catatan kecil sengaja ditinggalkan oleh seseorang untuk Syena.
"Saya harus sarapan bersama client. Nikmati sarapan kamu dan bersiaplah karena kita harus kembali ke Jakarta." -Zelvin
Syena bangkit dari ranjnag dan melangkah menuju kamar mandi.
***
Jakarta adalah kota kelahirannya. Begitu banyak cerita yang telah Syena lalu di kota ini.Namun entah kenapa sejak beberapa beberapa hari yang lalu,seolah Jakarta sudah menjadi sejarah paling buruk yang terjadi dalam hidupnya.
Tadinya gadis itu ingin menolak untuk kembali menginjakan kakinya kembali ke Jakarta.Akan tetapi,Zelvin seolah begitu baik menawarkan kehidupan yang lebih baik untuk Syena kembali menata hidup.Meskipun pria itu tidak pernah bertanya langsung kepadanya,tetapi pria itu tetap bersedia memberikan tempat di sisi pria itu Syena.
Zelvin menawarkan kepada gadis untuk tinggal sementara di apartement pria itu.Awalnya Syena menolak dengan keras,tidak ingin menjadi beban untuk oranglain.Namun Zelvin begitu memkasa dan berjanji setelah Syena memiliki tempat tujuan lain,maka pria itu akan membiarkan Syena untuk memilih jalannya sendiri,hanya sampai gadis itu memiliki tempat tujuan yang akhirnya di setujui oleh Syena dengan terpaksa.
"Zelvin udah pergi ya?" Tanya Syena kepada Salma,asisten rumah tangga Zelvin.
"Iya mbak,buru-buru banget tadi pagi perginya. Pagi banget." Jawab Salma sambil kembali mengepel ruang santai.
Seminggu tinggal bersama Zelvin,membuat Syena mulai mengenal pria tersebut. Zelvin orang yang sibuk,sama seperti papanya. Hanya saja pria itu akan kembali ke apartemennya saat malam.Zelvin juga bukan orang yang banyak berbicara,bahkan meskipun mereka tinggal bersama,pria itu sangat jarang memiliki waktu untuk berbicara dengannya. Mereka hanya saling berbicara jika sudah berada di satu ruang yang sama. Selebihnya,seolah Zelvin tidak pernah memperdulikan kehadiran Syena. Membuat gadis itu kembali mengingat kehidupannya dirumah Jonathan.
"Mbak Syen,itu saya udah buat sarapannya mbak. Roti bakar dan susu." Ujar Salma saat Syena berniat kembali ke kamarnya.
"Terima kasih Salma." Ujar Syena sambil berlalu meninggalkan Salma yang kembali melanjutkan tugas rumahnya.
Setelah menghabiskan sarapannya,Syena ponselnya. Memeriksa di mesin pencariannya mengenai beberapa lowongan pekerjaan yang mungkin cocok untuknya. Gadis itu berpikir bahwa ia tidak mungkin bergantung terus menerus kepada Zelvin dan ia ingin memiliki kehidupannya sendiri muali saat ini. Setidaknya ia harus menata hidupnya mulai dari menemukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya nanti.
Ternyata menemukan perusahaan yang cocok untuknya bukanlah hal yang mudah.Apalagi ia belum pernah memiliki pengalaman sebelumnya yang semakin membuat gadis itu bingung.
Suara pintu yang terbuka lalu tertutup mengalihkan fokus Syena dari ponselnya,melihat seseorang yang baru saja muncul dari arah pintu tersebut.Zelvin muncul dengan pakaian kerja yang masih begitu rapi.Tanpa menghiraukan SYena yang duduk disofa ruang santai,pria itu langsung memasuki kamarnya sehingga membuat Syena heran. Tidak lama pria itu kembali keluar dengan membawa sebuah map berwarna merah.
"Saya harus keluar kota selama tiga hari. Saya harap kamu tidak masalah sendiri di apartement saya." Ujar Zelvin ketika sudah berdiri di hadapan Syena yang sudah bangkit dari duduknya.
"Tidak masalah." Seru Syena singkat.
"Oke,saya harus segera pergi karena sekretaris saya sudah menunggu." Ucap Zelvin sambil berlalu meningglkan SYena sendiri.
Syena sudah terbiasa sendiri,meskipun saat siang seperti ini ia selalu bisa berbicara santai dengan Salma,tetapi pada malam hari ia akan kembali sendir. Assisten rumah tangga Zelvin itu hanya bertugas dari pagi hingga sore hari,sehingga saat malam hari Syena akan kembali sendirian dan ia sudah terbiasa dengan itu.
***
Hidup memang tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.Meskipun beberapa orang menganggap kehidupan yang kamu jalani sempurna,namun adakalanya apa yang terlihat tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi.
Syena bersedia untuk menemani Zelvin menghadiri sebuah pesta yang diadakan oleh salah seorang reekan bisnis pria itu.Tadinya Zelvin hanya akan pergi seorang diri.Namun,pemilik acara mengharuskan semua tamu yang hadir untuk membawa pasangan mereka sehingga ia memutuskan untuk mengajak Syena bersamanya.
Gadis itu menolak ajakan tersebut pada awalnya,namun Zelvin begitu memohon karena rekan bisnisnya ini begitu penting sehingga Syena dengan terpaksa bersedia untuk ikut bersama pria tersebut.
Syena begitu cantik dengan gaun selutut berwarna silver dan rambut panjang bergelombang yang ia biarkan terurai serta Zelvin yang mengenakan jas hitam yang di sesuaikan dengan gaun yang di kenakan oleh Syena,semakin membuat kedua makhluk ini tampak sempurna.Semua orang akan mengira bahwa mereka adalah pasangan kekasih yang begitu sempurna.
"Selamat atas keberhasilan proyek anda,pak Lukman." Seru Zelvin menyalami rekan bisnis nya yang dipanggil Lukman itu. Sementara Syena yang setia di samping Zelvin hanya tersenyum ramah.
"Terima kasih pak Zelvin karena sudah datang."Sambut pak Lukman ramha bersama istrinya.
"Siapa wanita cantik yang anda bawa malam ini?"Ujar wanita paruh baya yang mendampingi pak Lukman sambil menatap kearah SYena ramah.
"Ah..perkenalkan,ini Syena. Teman saya malam ini." Ujar Zelvin.
Syena Menyalami pasangan paruh baya di hadapannya secara bergantian dengan ramah.
"Kalian pasangan yang sempurna.Arvie pasti bahagia jika melihat anda membawa seorang gadis cantik malam ini." Ujar Pak Lukman sambil tertawa.
"Anda bisa saja.." Ujar Zelvin sambil terkekeh kecil menaggapi candaan rekan bisnis ayahnya tersebut.
Syena bingung harus bersikap bagaimana ketika berada pada situasi yang seperti ini karena ia tidak pernah menghadiri pesta bisnis sebelumnya.Jadi ia hanya tertawa kecil dengan gurauan yang dilontarkan oleh rekan bisnis Zelvin itu.
"Silahkan nikmati pesta ini Syena. Jangan dengarkan gurauan pria tua ini." Seru istri Pak Lukman pada Syena dengan sopan.
"Terima kasih,pestanya begitu indah." Ujar Syena lembut.
"Kalau begitu kami akan menyapa tamu lainnya." Ujar Pak Lukman sambil berlalu.
Berjalan berdampingan seperti ini,sungguh membuat Syena merasa tidak nyaman.Apalagi Zelvin sedari tadi tidak berusaha untuk membuka pembicaraan agar mencairkan suasana.Pria itu hanya mengajaknya berjalan kesana kemari untuk menyapa rekan-rekan bisnisnya dan membahas beberapa hal tentang bisnis yang sama sekali tidak di mengerti oleh Syena.Membuat gadis itu mulai bosan dengan kondisi ini.
"Saya permisi sebentar." Bisik Syena kepada Zelvin saat pria itu masih berbicara dengan salah satu rekan bisnisnya. Zelvin hanya mengangguk atas ucapan Syena.
Berjalan menjauh dari Zelvin,gadis itu berjalan pada meja minuman dan duduk pada sebuah meja bundar yang belum di huni oleh siapun.Kakinya mulai terasa letih karena lelah berdiri sejak tadi dengan menggunakan heels 9 centi.Meskipun ia sudah sering menggunakannya,tapi tetap saja menyiksa jika digunakan dalam waktu yang lama.
Tanpa sadar,seorang pria yang sejak tadi sudah menyadari kehadirannya berjalan menghampiri gadis itu dan mengagetkan Syena.
"Halo Syena. We meet again." Seru pria itu dengan senyum yang menyeringai.
Syena terkejut dengan kehadiran pria di hadapannya,secara spontan bangkit.Lengannya di cekal ketika ia ingin menjauh pria tersebut.
"Kamu mau kemana?Urusan kita belum selesai." Ujar Juna dengan wajah yang sangat mengerikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
RomanceSyena sejak dulu terbiasa tanpa perhatian dari kedua orangtuanya.. Papa yang terlalu sibuk mengurus perusahaannya dan Mama yang selalu menuruti sang suami yang sibuk berpergian mengurus urusan perusahaan. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk...