"Kamu mau menikahkan Zelvin?""Iya mas,lagipula Zelvin sikapnya manis gitu sama Syena."
"Kamu tidak bisa menikahkan dua orang hanya karena salah satu diantara mereka bersikap baik. Pernikahan itu harus terjadi karena cinta." Ujar Arvie kepada Qira yang mendengus.
Wanita paruh baya itu mulai kesal terhadap sang suami.
"Terus kalo udah hamil,gimana? Kita juga harus mikirin pernikahan penuh cinta juga? Keburu membelendung donk perutnya." Gerutu Qira.
Arvie mencerna apa yang baru di lontarkan sang istri.
"Hamil? Siapa yang hamil?" Tanya Arvie setelah terdiam cukup lama.
"Anak kamu ngehamilin Syena."
"APA!!?"
"Mas,kamu jangan teriak-teriak. Ntar ada yang denger."
Arvie menetralkan rasa kagetnya. Bersyukur karean ia tidak memiliki riwayat jantung. Jika tidak,pria paruh baya itu yakin bahwa ia sudah berada di salah satu ruang rawat di rumah sakit sebagai pasien.
"Kamu bilang apa tadi? Syena hamil?"
"Iya mas,pokoknya aku mau mereka menikah secepatnya." Ketus Qira.
"Kamu urus anak kesayangan kamu itu,dia tidak pernah menganggap kita ada." Ujar Arvie sambil berlalu.
Qira tercengang menatap suaminya yang pergi begitu saja.
***
Jakarta,
Pukul 23:45 WIBZelvin menyeret kopernya menuju kedalam rumah mewah orangtuanya. Rasa lelah terlihat dari wajah tampan itu. Perjalanan yang harusnya di tempuh hanya beberapa jam melalui udara,menjadi lebih kama akibat penerbangan yang tertunda 2 jam.
Lampu utama didalam rumah sudah padam,menandakan bahwa beberapa penghuni sudah terlelah.
Zelvin meletakan kopernya diruang keluarga dan berjalan menuju dapur. Meneguk segelas air untuk menghilangkan efek lelah dari penerbangan yang baru di lalui dari Singgapura.
Harusnya Zelvin masih memiliki beberapa hari lagi di Singgapura. Tetapi,pria tampan itu memutuskan untuk segera kembali ke Jakarta begitu perusahaan cabang mengatakan bahwa masalah telah selesai sepenuhnya.
"Zelvin?"
Qira berjalan dengan terkejut dari arah tangga. Tadinya wanita paruh baya itu berpikir ada penyusup yang masuk kedalam rumah saat melihat sosok yang duduk di meja makan. Namun saat melihat wajah tidak asing putranya,pikiran itu langsubg di tepis.
"Mama? Belum tidur?" Tanya Zelvin dengan nada lelah.
"Tadinya udah,tapi kamu tau kalau malam begini Syena pasti mimpi buruk. Mama abis dari kamarnya."
Qira duduk berhadapan dengan putranya. Ia dapat melihat kelelahan dari wajah Zelvin.
"Sekarang Syena baik-baik aja?"
"Tadi pas mama tinggal udah tidur lagi. Kamu kenapa gak ngabarin kalau mau dari Singgapura?"
"Masalah disana selesai lebih cepat. Jadi aku segera kembali." Ujar Zelvin.
"Makasih mah,udah jagain Syena."
Qira baru kali ini melihat putra kesayangannya itu begitu menyanyangi seseorang. Dulu saat bersama Fiona,putranya tidak se-khawatir ini terhadap siapapun. Berbeda saat bersama Syena.
"Kamu kelihatan lelah,cepat istirahat. Mama mau ke kamar dulu."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
RomanceSyena sejak dulu terbiasa tanpa perhatian dari kedua orangtuanya.. Papa yang terlalu sibuk mengurus perusahaannya dan Mama yang selalu menuruti sang suami yang sibuk berpergian mengurus urusan perusahaan. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk...