37

16 0 0
                                    

Syena membuka matanya perlahan. Matahari sudah begitu terik terlihat dari kaca balkon kamar yang sudah terbuka.

Meski tubuh terasa remuk di beberapa bagian,Syena bangkit dan menyandarkan diri di sandaran ranjang. Menahan selimut yang menutupi tubuhnya yang masih polos,wanita cantik itu memandang Zelvin yang sedang berdiri menghadap cermin besar. Pria tampan itu sudah rapi dengan setelan kerja.

"Ini udah jam 9,kenapa baru berangkat?"

"Meeting saya pagi ini di tunda."

"Kamu liat jam tangan saya?" Zelvin menatap Syena melalui cermin di hadapannya.

"Yang warna coklat saya liat di ruang tamu."

"Oke. Saya berangkat. Jangan lupa sarapan kamu."

Zelvin berjalan ke arah Syena,memgecup puncak kepala sang itu,lalu mengambil jas yang tersampir di kursi meja rias.

Belum sempat Syena menjawab,pria itu sudah hilang di balik pintu kamar mereka. Meninggalkan Syena yang masih saja bersemu merah atas perlakuan Zelvin.

                               ***

Suara dentingan suara alat masak memenuhi seisi dapur. Syena berdiri di balik kompor memperhatikan kuah soto yang ia pelajari dari Salma.

"Gimana rasanya?"

Syena menunggu penilain Salma setelah ia menyuruh sang asissten untuk mencicipi masakannya.

"Enak kok mbak. Rasanya udah pas banget."

Senyum senang terbit dari wajah Syena.

"Saya mau telfon Zelvin,supaya bisa makan siang sama saya."

Setelahnya Syena langsung berjalan menuju kamarnya untuk menghubungi sang suami.

                             ***

"Gimana masakan saya?" Tanya Syena antusias.

Setelah tadi Syena menghubungi Zelvin untuk makan siang diapartement,tidak lama pria itu pulang dan melihat beberapa hidangan yang sudah tersaji diatas meja makan. Membuat Zelvin langsung melahap semua menu.

"Enak."

"Bener? Salma bantuin saya masak." Cerita Syena.

"Pasti Syena lelah banget jadi guru kamu."

"Sok tau kamu,Salma bilang saya itu punya bakat masak. Buktinya sekali belajar langsung enak begini masakannya."

Memang benar apa yang dikatakan Syena. Saat mereka sudah memasak semua menu yang ingin Syena pelajari,Salma merasa bahwa Syena memiliki bakat dalam memasak. Karena beberap masakan yang diolah oleh Syena menjadi begitu enak dan rasanya begitu pas di lidah.
Padahal Salma hanya memberikan arahan bahan apa saja yang harus di masukan terlebih dahulu. Tapi Syena dengan cepat menangkap arahan yang Salma berikan.

"Saya percaya. Setidaknya kamu ga menghancurkan dapur." Kekeh Zelvin.

"Iih,ga kok." Kesal Syena.

"Besok saya akan berangkat ke Hongkong." Ujar Zelvin tiba-tiba.

"Besok?"

"Iya,kamu mau kerumah mama aja?" Tanya Zelvin.

"Saya di apartement aja."

"Saya pergi cuma 3 hari. Saya juga ga mungkin ninggalin kamu sendirian di apartement." Ungkap Zelvin.

"Saya gapapa.."

Zelvin menghela nafas lelah. Ia harus memiliki tingkat kesabaran yang lebih jika Syena sudah sedikit bersikap keras kepala seperti ini.

"Saya ga tenang ninggalin kamu sendirian. Kalo terjadi apa-apa sama  kamu gimana?"

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang