Zelvin menghentikan mobilnya tepat didepan pintu pagar sebuah rumah mewah yang melambung tinggi
Tidak lama menunggu,seorang pria setengah baya dengan memakai seragam security keluar dan menghampiri mobil mereka.
Syena saling meremas kedua tangannya gelisah.
Tok tok tok
Suara kaca mobil di ketuk membuat Zelvin yang memandangi kegelisahan wanita di sebelahnya,beralih menurunkan kaca mobil untuk berbicara kepada security. Sedangkan Syena menunduk menyembunyikan wajahnya takut.
"Maaf mas,mau bertemu siapa ya?"
Zelvin melirik Syena sekilas sebelum memberikan jawaban kepada security yang memiliki nama Bagus pada seragamnya.
"Saya mau bertemu pak Jonathan. Apa beliau ada?"
"Ada pak. Sebentar,saya akan bukakan gerbangnya dulu." Security bernama Bagus hengkang tanpa menyadari kehadiran wanita di sebelah Zelvin.
Memasuki halaman rumah,Zelvin kembali menatap kegugupan Syena.
"Yuk.." ajak pria itu setelah mematikan mesin mobil dan melepaskan seatbelt nya.
Syena hanya diam tanpa mengubris ajakan Zelvin. Mata gadis itu memegang erat seatbelt yang melindungi tubuhnya,memandangi rumah mewah di depannya dengan tatapan takut.
"Syena.." panggil Zelvin lembut.
Seolah terlonjak,Syena menatap Zelvin bingung.
"Hah?"
"Ayo turun."
"Vin..sebaiknya kita tunda aj.."
"Kita harus masuk." Tegas Zelvin.
Syena mengigit bibirnya ragu. Ia tidak yakin orangtuanya akan menyambutnya. Entah masih pantas ia memanggil orang yang berada di dalam rumah itu sebagai orangtunya..
"Kamu gak perlu takut. Ayo.."
Setelah mengatakan itu,Zelvin keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Syena. Menarik pelan lengan wanita itu keluar dari mobil.
Berjalan menuju pintu masuk,seorang wanita paruh baya menyambut kehadiran pasangan muda itu dengan wajah terkejut. Melihat anak majikan yang beberap bulan ini meninggalkan rumah.
"Non Syena..?" Lirih wanita itu mendekati Syena yang tangannya di genggam oleh Zelvin.
"Bibi.. Syena kangen.." lirihnya.
"Non,kemana aja..? Bibi selalu kepikiran kamu." Membingkai wajah cantik itu dengan berkaca.
Zelvin hanya diam. Melihat wanita paruh baya itu terlihat menyayangi wanita dalam genggamannya ini. Seolah Syena adalah putrinya sendiri.
"Yuk masuk kedalam,bibi panggilin ibuk sama bapak." ajaknya
"mari mas" wanita paruh baya itu mengangguk sopan pada Zelvin.Mengikuti langkah wanita paruh baya itu,Syena duduk dengan gamang pada sofa ruang tamu. Disusul oleh Zelvin di sebelahnya. Pria itu masih mengenggam tangan Syena lembut,menenangkan ke gelisahan gadia itu.
***
"Untuk apa kamu kembali ?"
Bukan sambutan rindu yang didengarnya,melainkan nada dingin dari orang yang sejak dulu ia panggil papa.
Syena secara reflek melepaskan tangan Zelvin dan berdiri. Melihat sosok Jonatham yang sudah berdiri tegap dari ujung tangga. Dibelakang pria paruh baya itu berdiri Isyana yang menatap Syena dalam. Namun takut akan kemurkaan sang suami.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
RomansaSyena sejak dulu terbiasa tanpa perhatian dari kedua orangtuanya.. Papa yang terlalu sibuk mengurus perusahaannya dan Mama yang selalu menuruti sang suami yang sibuk berpergian mengurus urusan perusahaan. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk...