23

27 1 0
                                    

*Syena Pov*

Aku bergerak dengan tidak nyaman. Meringkuk di dalam selimut,berusaha untuk memejamkan mata.

Tapi perut yang terus mual membuat ngantuk yang sedari tadi datang,menjadi terabaikan.

Zelvin sedari tadi begitu fokus menatap notebook dan sesekali membaca beberapa lembara kertas yang di pegangnya.

Aku kembali membalikan tubuhku menghadap Zelvin. Belum menumukan posisi yang nyaman untuk terlelap.

Mual yang tadi masih dapat aku tahan,kini semakin bergejolak meminta di muntahkan. Membuat aku langsung berlari menuju kamar mandi.

Hoek..

Seseorang menyingkirkan helaian rambut yang turun agar tidak terkena muntahan. Meskipun yabg keluar hanyalah cairan bening yang pahit.

Zelvin dengan perlahan membantu memijit leher agar mengurangi mual.

"Ke dokter aja mau?"

Zelvin membawaku kembali ke ranjang. Membantuku mengoleskan minyak kayu putih di sekitaran leher.

"Gak perlu. Nanti mualnya berkurang kok."

"Makasih.."

Aku mengucapkan terima kasih setelah Zelvin membantu berbaring dan dan menarik selimut menutupi sebagian tubuhku.

Tidak lama aku merasakan sebuah lengan memeluk tubuhku dengan lembut dari belakang.

"Saya peluk biar kamu bisa tidur."

Diam,hanya itu yang bisa aku lakukan. Meskipun aku tahu bahwa Zelvin pasti dapat merasakan tubuhku yang menegang akibat sentuhannya.

Aku bahagia,Zelvin seseorang yang memberikan kebahagiaan yang belum pernah aku rasakan.

Meskipun sikapnya terkadang begitu dingin,namun ia akan memberikan kehangatan yang berbeda disaat yang bersamaan.

Dengan merasakan pelukan hangatnya. Nafas Zelvin yang menerpa leher,membuat aku perlahan merasa nyaman dan terlindungi.

                                ***

*Author Pov*

Syena terbangun dari mimpi buruknya. Peluh memenuhi keningnya. Hal yang selalu ia rasakan setelah percobaan pemerkosaannya beberapa bulan lalu.

Zelvin yang sedang mengancing kemeja kerjanya,duduk di sisi Syena dan menghapus peluh wanita yang sudah menjadi istrinya saat ini.

"Salma masih gak bisa dateng hari ini. Kamu siap-siap ya,saya anterin kerumah mama aja."

Syena tidak ingin diperlakukan seperti wanita yang tidak bisa menjaga dirinya. Ia tidak mau Zelvin menganggapnya lemah.

"Saya mau di apartement aja."

"Terus kalau kamu seperti kemarin lagi gimana? Saya meeting sampai nanti sore."

"Saya gapapa. Kamu gak perlu khawatirin saya."

"Kamu jangan keras kepala. Saya anter kamu kerumah mama. Saya tunggu kamu diluar."

Syena hanya menunduk dan pasrah atas keputusan Zelvin. Pria itu berujar tegas dan memasang wajah yang datar.

"Saya udah selesai."

Syena terlihat cantik dengan dress kasual.

Syena terlihat cantik dengan dress kasual

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang