Syena dan Zelvin menikmati makan malam mereka dalam diam.
Hanya terdengar dentingan piring yang beradu dengan pisau dan garpu.Zelvin menyesap kopi hitamnya setelah menyudah makan malamnya.
Sementara Syena hanya diam sambil menikmati chocolate and berries yogurt nya.
"Ini enak banget,kamu mau nyobain?"Syena memberikan sebuah suapan kepada Zelvin,menunggi pria itu membuka mulutnya.
"Kamu aja,saya gak terlalu suka manis."
Menurunkan kembali sendok berisi potongan kecil dessertnya,Syena hanya diam.
Syena tidak mengerti kenapa Zelvin tidak menyukai makanan manis,sementara menurutnya makanan manis dapat membuat suasana hatinya menjadi tenang.
***
Beberapa hari ini hubungan Syena dan Zelvin mulai berbeda. Syena tidak mengerti terhadap apa yang terjadi.
Zelvin hanya akan berbicara saat ia bertanya. Tidak mengerti mengapa pria itu berubah terhadapnya.
Awalnya Syena pikir,mungkin Zelvin hanya terlalu sibuk dalam mengurus perusahaannya sehingga Syena mencoba untuk menerima sikap Zelvin tersebut.
Lamunannya buyar saat pintu kamarnya terbuka. Memperlihatkan Salma yang berdiri disana.
"Bahan makanan abis mbak,saya mau belanja dulu ke super market ya."
Pamit Salma.
"Hati-hati ya,Sal."
Syena kembali melihat-lihat majalah fashion yang di berikan oleh ibu mertuanya beberapa hari yang lalu.
Meskipun pikirannya seringkali berkelana memikirkan Zelvin.***
Seorang pria dengan pakaian menggunakan jaket kulit berwarna hitam,berjalan pada lorong sebuah apartement mewah.
Menekan bel pada salah satu apartement yang sudah di selidikinya beberapa hari lalu oleh orang suruhannya.
Menyeringai,menunggu pintu itu di buka oleh penghuninya. Kembali menekan bel tersebut,suara pintu yang terbuka langsung di sambut oleh seorang gadis cantik yang sangat ia inginkan dari beberapa bulan lalu.
Syena pucat pasi,melihat orang yang saat ini berdiri di depan pintu apartementnya,Juna.
"Hai sayang.." Juna menampilkan seringaiannya.
Dengan bergetar Syena berusaha kembali menutup pintu tersebut. Namun usahanya kalah cepat dengan laki-laki persebut.
Membuat Syena berjungkal kebelakang jika wanita itu tidak menyeimbangkan tubuhnya dengan baik.
Juna melangkah memasuki apartement tersebut sehingga secara otomatis,Syena memundurkan langkah. Getaran ketakutan pada tubuhnya dapat dilihat oleh Juna. Membuat laki-laki itu semakin menunjukkan senyum jahatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
RomansaSyena sejak dulu terbiasa tanpa perhatian dari kedua orangtuanya.. Papa yang terlalu sibuk mengurus perusahaannya dan Mama yang selalu menuruti sang suami yang sibuk berpergian mengurus urusan perusahaan. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk...