12

22 1 0
                                    

 Bandar Udara Internasional Soekarna-Hatta

Zelvin mendorong koper,melangkahkan kakinya mejuju pintu keluar bandara. Harusnya ia pulang beberapa minggu lagi karena cabang perusahaan di Singgapura benar-benar mendapat masalah serius akibat manajemen yang buruk. Seorang karyawannya menggelapkan dana perusahaan sehingga perusahaannya mengalami kerugian yang cukup besar. Memang tidak sampai membuat perusahaannya krisis,namun hal ini berpengaruh pada beberapa client yang berinvestasi.

"Selamat datang kembali,Mas." Soni,supir keluarganya menyambut di depan pintu keluar dan hanya dibalas anggukan oleh Zelvin.

"Ibu nyuruh saya anter  Mas Zelvin kerumah besar." Ujar Soni ketika mereka sudah menuju jalan pulang.

"hmm.." gumam Zelvin sambil memijit keningnya lelah.

Setelah Salma menghubunginya dengan panik dan mengatakan bahwa mama nya berada di apartement lalu bertemu dengan Syena,pria itu langsung bergegas dan menunda semua urusan bisnisnya atas titah ibunya yang menyuruhnya untuk segera kembali. 

Sesampai dirumah minimalis mewwah,Zelvin segera memasuki rumah tersebut di sambut dengan tatapan tajam Qira dan Arvie William,sang papa.

"Duduk kamu." Titah sang mama.

"Vin,apa yang telah kamu lakukan sehingg membuat Qira papa menjadi seperti ini?" Gurau Arvie yang dibalas tatapan tajam sang istri.

"Siapa wanita yang tinggal bersama kamu di apartement,Vin?"

"Kamu tinggal bersama wanita ?" 

Arvie yang mendengar ucapan sang istri,terkejut karena hal tersebut yang membuat sang istri menjadi begitu marah terhadap putra kesayangan mereka itu.

"Saya bisa jelasin Ma,Pa."

"Baik,mama akan dengar apa yang akan kamu jelaskan mengenai wanita itu." 

Qira dan Arvie menunggu putra mereka bersuara.

"Syena sedang mengalami masalah dalam keluarganya.Saya hanya membantu memberikan tempat tinggal saja." 

"Tapi yang mama lihat masalah sebenarnya tidak seperti itu Zelvin."

"Apa yang kamu lihat ?" Ucap Arvie manatap istrinya dengan wajah serius.

"Aku lihat wanita itu depresi dan berantakan.Dia tiba-tiba menanggis dan histeris."

"Syena kenapa Ma?" Tanya Zelvin dengan wajah terkejut mendengar pernyataan sang mama.

Qira dan Arvie dapat melihat wajah terkejut dan khawatir putra mereka. Ekspresi yang belum pernah di tunjukkan Zelvin kepada mereka selama ini.

"Mama tadi bilang Syena histeris? Bener Ma?"Tanya Zelvin memastikan.

"Itu yang mama lihat. Mama gak tau penyebabnya apa." Ujar Qira.

"Kamu harus menjelaskan ini Zelvin.Papa tidak pernah melarang kamu melakukan apapun. Tapi kali ini Papa harap kamu tidak menyebabkan masalah apapun.Jadi,jelaskan apa yang terjadi." ujar sang papa tegas.

"Syena beberapa waktu lalu mengalami sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan.Tapi saya bisa menjamin kalau Syena baik-baik saja selama ini." Jelas Zelvin menyakinkan kepada kedua paruh baya di hadapannya.

"Peristiwa apa,Vin? Mama lihat keadaan wanita itu tidak baik-baik saja. Kalau mama tidak disana tadi,mungkin Salma akan berada dalam bahaya karena wanita itu mengamuk." Ujar Qira.

"Syena tidka mungkin melukai Salma,Ma."

"Tapi itu yang mama lihat." Ucap Qira mulai merendahkan nada suaranya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang