26

22 1 0
                                    


Zelvin memandangi Syena yang terlelap di dalam pelukannya saat ini. Kembali mengingat reaksi yang di berikan Syena padanya saat ia memaksa memeluk tubuh itu.

Zelvin mencium kening Syena lembut,berusaha untuk tidak membuat Syena terbangun atas perlakuannya.

Pintu ruangan itu terbuka,memperlihatkan Qira dan Arvie.

"Kak Zel.."

Zelvin meletakan jari telunjuknya di bibir,menyuruh seorang gadis yang berada di belakang Arvie untuk tidak bersuara.

Mengerti maksud dari isyarat yang diberikan Zelvin,gadis yang bernama Tania itu hanya mengangguk dan duduk di sofa ruang tamu kamar rawat VIP itu.

Zelvin melepaskan pelukannya pada Syena secara perlahan dan turun dari ranjang menghampiri kedua orangtuanya.

"Kakak.." Tania menyerukan nama Zelvin dan berdiri untuk memeluk kakaknya itu dengan bahagia.

"Kamu makin pendek." Cibirnya.

"Iih,jahat banget." Kesal Tania.

Qira dan Arvie hanya menggelengkan kepala mereka melihat interaksi kedua anak mereka. Hal yang jarang terjadi semenjak Tania melanjutkan kuliahnya ke Sidney.

"Syena tidur lagi?" Ujar Qira yang mengintip di balik punggung Zelvin.

"Hmm,mungkin karena kelelahan menanggis tadi." Jawab Zelvin singkat.

Zelvin duduk di sofa paling ujung. Semua ketiga orang yang baru saja datang itu,dapat melihat gurat kelelahan di wajah Zelvin.

"Kamu sudah menemukan pelakunya?" Suara Arvie mengisi keheningan.

"Lagi dalam pencarian,pah. Saya udah nyuruh mereka untuk lebih fokus karena sebentar lagi Syena sudah di perbolehkan pulang." Jawab Zelvin.

"Kalian tinggal bareng kami aja,Vin. Syena juga ada yang jagain kalau tinggal dirumah." Bujuk Qira.

"Saya ngerti mama khawatir,tapi keputusan tetap sama. Lagipula apartement saya yang di Jakarta Pusat penjagaannya lebih ketat."

"Aku aja yang jagain kakak ipar." Tania tiba-tiba menawarkan bantuan.  "Kalau kakak harus kerja,aku bisa nemenin kak Syena sampai kakak balik." Lanjutnya.

"Thank's,tapi papa ngasih kakak izin cuti sebulan ini. Syena aman sama kakak."

"Kejadiannya separah itu ya sampe buat kak Syena trauma?"

"Tania." Peringatan Qira terdengar.

Tania tidak bisa menahan rasa ingin tahunya sejak memelihat wanita yang berbaring dalam pelukan sang kakak.

Gadis itu masih menatap Zelvin,menunggu kakaknya menjawab rasa ingin tahunya.

"Kamu kepo banget. Masih kecil juga." Seru Zelvin membuat Tania kesal setengah mati.

Tok tok

Suara ketukan pintu membuat Zelvin bangkit. Zelvin menatap kedua orang yang berdiri di depan pintu secara bergantian. Menunggu untuk di persilahkan masuk.

"Selamat malam,pak Zelvin."

"Silahkan masuk pak Jonathan."

Meskipun Zelvin tahu bahwa yang saat ini ia temui adalah mertuanya,namun pria tampan itu masih begitu asing. Apalagi mengingat bahwa hubungan Syena dan kedua orangtuanya tidak harmonis,membuat ia seolah tidak perduli terhadap Jonathan.

"Ternyata pak Arvie juga disini." Seru Jonathan sambil menjabat tangan Arvie yang dibalas dengan ramah.

Isyana memandang Syena yang terlelap dengan pandangan yangs ulit di artikan. Dibelakangnya,Zelvin berdiri dengan wajah dingin.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang