8

31 2 3
                                    


Matahari mulai memancarkan cahayanya. Zelvin membuka matanya karena silau cahaya yang mengintip dari celah-celah tirai kamar bernuansa putih.

Merasakan lengan kirinya yang mati rasa akibat seseorang dengan nyaman tidur dengan berbantalkan lengannya.

Zelvin menarik tangannya perlahan,menjaga agar tidur gadis itu tidak terganggu.Menatap wajah lelap Syena sekilas sebelum meninggalkan kamar gadis itu.

                                 ***

Suara dentingan piring mengalihkan langkah Zelvin kearah dapur. Salma berdiri membelakanginya sambi meletakan secangkir kopi hitam diatas meja makan.

Melangkah mendekati meja makan dan mendudukan dirinya disebuah kursi,Zelvin membuka sebuah surat kabar dan menunggu assisten rumah tangganya menyiapkan sarapan pagi.

"Pagi ini sarapannya nasi goreng Mas Zelvin. Saya belum sempat belanja." Seru Salma sambil meletakan sepiring nasi goreng.

"It's ok Sal." Ujar Zelvin seadanya.

Zelvin mulai menikmati menu sarapannya pagi inu dengan lahap. Sementara Salma mulai membersihkan dapur bekas masakannya tadi.

"Salma" panggil Zelvin setelah menyelesaikan sarapannya.

Salma mendekat kearah Zelvin begitu anak majikannya memanggilnya.

"Kenapa mas?" Tanya Salma.

"Saya harus ke Bandung pagi ini. Bisa kamu temani Syena sampai saya kembali?" Ujar Zelvin sambil menatap lawan bicaranya.

Salma mulai mencerna ucapan pria tampan di hadapannya.Tidak biasanya anak majikannya ini menyuruhnya untuk menemani Syena.

"Saya tidak meminta kamu untuk menginap. Hanya temani Syena sampai saya kembali. Mungkin akan sedikit larut malam." Jelas Zelvin.

Meskipun gadis tersebut bingung,ia tetap menganggukan kepalanya atas permintaan Zelvin.
Walaupun ketika awal anak majikannya itu membawa Syena ke apartement ini menjadi sebuah pertanyaan untuknya tentang hubungan mereka,tetapi Salma tidak ingin mencampuri urusan majikannya.

"Saya hanya bisa menemai mbak Syena sampai jam 11 malam,mas."

Zelvin mengerti bahwa assisten rumah tangganya itu harus kembali kerumah besar orangtuanya ketika malam. Salma hanya bertugas membantu Zelvin menyiapkan makanan dan membersihkan rumah. Selebihnya gadis muda itu akan tinggal bersama ibunya di rumah besar orangtuanya.

"Saya usahakan pulang sebelum jam 11 malam. Nanti saya akan mengabari mama tentang permintaan saya ini untuk di sampai sama mbok Anna." Ujar Zelvin lega.

"Oke mas,kalau gitu saya pamit mau belanja keperluan dapur.Permisi." seru Salma sambil berlalu dari hadapan Zelvin.

                                 ***

Salma mulai menyiapkan masakan untuk makan siang gadis cantik yang berada di apartement Zelvin.

Gadis itu sempat bingung karena hari ini Syena seolah enggan untuk keluar dari kamarnya sejak tadi pagi. Bahkan gadis cantik itu melewatkan sarapan paginya.

Salma sebenarnya penasaran dengan hubungan Zelvin dan Syena. Kedua orang itu tinggal bersama tetapi seolah saling menjaga jarak.

Dilain sisi,ia juga heran mendengar Zelvin yang menyuruhnya menemani gadis itu. Karena biasanya Syena tidak apa-apa ketika harus tinggal sendiri saat Zelvin keluar kota dalam beberapa hari.

Tetapi,pagi tadi pria itu justru memintanya untuk menemani Syena sampai ia kembali. Membuat beberapa pertanyaan timbul di kepalanya.

Mengabaikan semua rasa ingin tahu nya,Salma tetap menjalankan tugasnya seperti biasa diapartement miliki Zelvin.

                              ***

Zelvin memasuki dengan terburu-buru di sambut oleh Salma dengan wajah ketakutan.

"Kamu udah coba ketuk pintunya?" Tanya Zelvin khawatir.

Pria itu begitu terkejut ketika sore tadi Salma memberitahukan padanya bahwa sejak pagi Syena tidak keluar dari kamarnya.

"Udah mas,tapi mbak Syena nya tidak menjawab." Ujar Salma takut.

Dengan terburu-buru,Zelvin menuju kamar Syena dan mengetuknya berulangkali. Namun,seolah kamar itu tidak berpenghuni.

Wajah Zelvin kini terlihat khawatir.

Tok tok tok

"Syena,kamu dengar saya? Buka pintunya,Syena..!!" Seru Zelvin dengan ketukan berulangkali.

Tidak habis akal,Zelvin mendobrak pintu untuk dengan segala usaha.

BRAKK

Pintu terbuka dan Zelvin hanya di sambut oleh kegelapan.

"Syena..?" Panggil Zelvin

Namun ruangan itu kosong. Hanya terdengar suara air di dalam kamar mandi yang menuntun langkah Zelvin kearah tersebut setelah lampu kamar tersebut menyala.

Pemandangan dihadapannya membuat Salma menutup kedua mulutnya dengan terkejut.

Syena dengan wajah pucat pasi berada di bawah guyuran shower dengan tubuh yang basah dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Zelvin masuk dengan terburu dan menyelimuti tubuh dingin itu dengan jasnya.

"Salma tolong hubungi dokter Jia." Ujar Zelvin mengangkat tubuh lemah Syena keluar dari kamar mandi.

Salma bergegas menghubungi dokter keluarga Zelvin menuruti titah yang diberikan padanya.

Setelah itu ia kembali ke kamar Syena. Dan melihat anak Zelvin mengeringkan tubuh basah Syena dengan handuk.

Menyadari kehadiran Salma,pria itu mengalihkan tatapannya pada Salma.

"Tolong gantikan pakaiannya." Titah Zelvin lalu meniggalkan Salma yang langsung menuruti ucapan Zelvin.

                                ***

Zelvin tertunduk menunggu dokter Jia memeriksa keadaan Syena.
Salma sudah meminta izin untuk segera kembali kerumahnya.

Perasaan Zelvin begitu khawatir. Apalagi saat melihat Syena tidak sadarkan diri dengan tubuh basah kuyub seperti tadi ia temui.
Entah sudah berapa lama gadis itu berada di kamar mandi,ia tidak bisa membayangkan jika saja salma tidak menghubunginya tadi.

Ceklek

Suara pintu kamar mengalihkan perhatian Zelvin. Berjalan kearah dokter wanita berkacamata di hadapannya.

"Bagaimana kondisinya?" Tanya Zelvin.

"Untung cepat diberi pertolongan. Tensi darahnya rendah dan ia mulai mengalami demam karena terlalu lama merendam dirinya." Ujar dokter Jia memberitahu.

"Ini obatnya. Pastikan ia meminum obatnya secara rutin." Lanjut dokter Jia sembari memberikan botol kecil berwarna putih kepada pria dihadapannya.

"Terima kasih Jia." Ujar Zelvin tulus

Membalas dengan senyuman,dokter Jia mengangguk paham.

"Vin,maaf jika pertanyaan aku sedikit keterlaluan. Tapi ada hubungan apa kamu dengan anak keluarga Richard ?" Tanya wanita yang sudah lama berteman baik dengan Zelvin dan keluarganya itu.

"Syena seseorang yang aku kenal." Jawab Zelvin.

"Tante Qira tahu kamu tinggal bersama seorang wanita?" Tanya Jia lagi.

Melihat gelengan kepala pria di hadapannya,dokter muda itu hanya diam.

"Jangan beri tahu mama. Kamu tau seperti apa mama." Ujar Zelvin meminta.

Dokter Jia mengangguk mengerti.

"Kalau begitu aku pamit. Jaga gadis itu dan pastikan ia minum obat depresinya. Gadis itu kondisinya sangat tidak baik." Ujar dokter Jia menepuk pundak Zelvin dan berjalan menuju pintu keluar.

Mendengar ucapan terakhir Jia membuat Zelvin terdiam.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang