Juna menyeret paksa Syena menuju sebuah ruangan. Memaksa gadis itu mengikuti langkah kakinya yang lebar.Ketakutan mulai dirasakan Syena padahal sejak Juna mulai mencekalnya dan menyeretnya secara paksa,gadis itu sudah berteriak dan meminta pertolongan kepada siapapun.
Namun pesta yang berlangsung secara meriah,ditambah suara musik yang memekakan telinga,membuat semua orang tidak ada yang menghiraukannya.
Airmata mulai membasahi kedua mata gadis itu. Cekalan tangan Juna pada pergelangan tangannya terlihat memerah dan sudah terasa begitu perih.
Juna menghempaskan tubuh Syena di sebuah ruangan penyimpanan. Syena terduduk di lantai yang dingin, dengan wajah penuh air mata sambil memegang pergelangan tangannya yang terasa perih.
Juna melangkah maju sehingga Syena menyusut mundur ke belakang,menjaga jaraknya dari pria di hadapannya. Membuat pria tersebut terkekeh melihat wajah ketakutannya.
"Kali ini kamu tidak bisa kabur dari saya." Ujar pria itu dengan nada meremehkan.
"Kamu itu tidak berharga sama sekali,buat apa jual mahal dari saya. Sementara orang tua kamu saja sudah membuang kamu." Tambah pria itu dengan mata yang tajam.
"Jangan mendekat." Lirih Syena masih terus berusaha menghindari Juna yang tidak digubris oleh pria tersebut.
Juna menarik tubuh Syena dan menciumi gadis itu secara paksa.Sementara Syena masih terus berusaha menghindar dengan segala kekuatan yang ia miliki meskipun air mata sudah membasahi seluruh wajahnya.
Suara meminta tolong bertubi-tubi ia lontaran namun tidak ada seorangpun yang mendengar.
Juna terus menciumi wajah gadis itu dan merambat ke leher,tangannya pria itu dengan beraninya mulai masuk meraba seluruh tubuh Syena.
Gadis itu masih terus meminta pertolongan dengan sisa-sisa suara yang ia miliki.
Tepat saat suara robekan gaun terdengar,seseorang mendobrak pintu dan mendorong tubuh Juna menjauh dari gadis itu,sebelum memukul Juna secara bertubi. Hingga beberapa orang datang dan melerai kedua pria tersebut.
Zelvin menyadari Syena yang menyudutkan dirinya di sudut ruangan dengan wajah ketakutan dan penuh airmata.
Penampilan gadis itu sudah sangat berantakan dengan gaun yang sudah robek di beberapa bagian.
Seolah trauma,ketika Zelvin mendekatinya.Syena berteriak sambil menolak untuk di dekati.
"TOLONG..."
"MENJAUH DARI SAYA!!"
"TOLONG SAYA.."
"SAYA MOHON JANGAN"Syena terus histeris sambil terus memukul siapapun yang ada di hadapannya dengan mata yang tertutup.
Zelvin datang dan memegang kedua pergelangan tangan gadis itu dengan untuk menyadarkan Syena.
"Syena,ini saya." Seru Zelvin sambil menguncang tubuh Syena yang masih menanggis sambil menolak untuk di sentuh.
"LEPAS.!! SAYA MOHON LEPASKAN SAYA." Teriak gadis itu berusaha untuk melepaskan diri.
"INI SAYA,ZELVIN. BUKA MATA KAMU SYENA! INI SAYA." Teriak Zelvin dengan sentakan kuat pada tubuh Syena dan berhasil membuat gadis itu diam dan membuka matanya.
Zelvin melembut setelah gadis itu membuka matanya.
"Ini saya. Kamu tenang." Ujar Zelvin lembut.
Airmata mengalir di kedua pipi Syena. Gadis itu menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya di rengkuh oleh Zelvin dan menanggis sedih dalam pelukan pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMISE
RomanceSyena sejak dulu terbiasa tanpa perhatian dari kedua orangtuanya.. Papa yang terlalu sibuk mengurus perusahaannya dan Mama yang selalu menuruti sang suami yang sibuk berpergian mengurus urusan perusahaan. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk...