40

33 0 0
                                    

*Author Pov*

"Mbak Tania,itu sarapannya udah selesai."

Salma muncul dari arah dapur. Tania baru saja selesai membersihkan dirinya setelah dipaksa bangun oleh Salma atas perintah Zelvin. Padahal mereka baru saja tidur pada pukul 3 pagi tadi.

"Thank's you Sal,tolong panggilin temen-temen aku ya."

Begitu sampai di meja makan,Tania melihat Zelvin yang sudah duduk tenang dengan surat kabar dan kopinya. Tania duduk tidak jauh dari Zelvin.

"Kak Syena ga sarapan?" Tanya Tania.

Zelvin melirik jam di pergelangan tangannya sebelum menjawab pertanyaan sang adik.

"15menit lagi."

"Wuih.. asik banget,banyak nih menu sarapannya." Suara Fabian yang tidak tahu malu membuat Tania mencebik kesal.

"Banyak bacot lo. Duduk aja deh." Seru Tania.

Ketiga pria itu duduk dengan santai. Zelvin hanya melirik sekilas sebelum kembali melanjutkan kegiatan paginya.

"Sal,Zelvin udah berangkat?" Suara Syena disertakan dengan suara pintu kamar yang di tutup.

"Di meja makan mbak. Lagi sarapan."

Tidak lama setelah jawaban Salma, Syena muncul. Wanita cantik itu tidak menyangka meja makan menjadi begitu ramai pagi ini. Senyum Syena luntur saat melihat Tirta duduk di salah satu kursi. Namun Syena berusaha untuk mengabaikannya.

"Pagi.." sapa Zelvin setelah Syena duduk di sampingnya.

"Pagi.." Syena membalas ucapan selamat pagi Zelvin sambil tersenyum lembut.

"Ini sandwich nya,mbak." Salma menghidangkan susu coklat dan dua potong sandwich dengan potongan sosis dan keju.

"Makasi,Sal.."

Suasana di meja makan begitu tenang. Meskipun tidak ada pembicaraan diantara Zelvin dan teman-teman Tania,tidak membuat mereka merasa canggung.

Zelvin tidak ingin memperdulikan sikap Tania. Ia akan membiarkan adiknya itu melakukan apapun keinginan gadis itu selama tidak menganggu.

"Kak,aku nanti siang pamit kerumah mama. Kakak juga udah pulang." Seru Tania setelah menghabiskan nasi gorengnya.

"Sekalian kamu bawa pulang titipan mama yang udah kakak letakin di kamar kamu." Ujar Zelvin.

"Oke."

"Kegiatan kalian apa?" Kini Zelvin melirik bergantian ketiga pria yang duduk berhadapannya dengannya.

"Kita join bikin sebuah proyek. Masih nunggu persetujuan client sih." Jawab Hengki santai.

"Bidang apa?"

"Funiture dan dekorasi."

"Tapi sepertinya kalian punya waktu untuk menemani adik saya liburan." Nada bicara Zelvin sedikit menyindir.

Hengki tertawa kecil.

"Tania ngeri sih kalo ga di turuti kemauannya." Sindir Hengki sambil melirik Tania yang terlihat kesal dengan jawaban yang diberikan Hengki.

"Enak aja lo. Semalem itu kalian yang dateng tanpa di undang." Keluh Tania kesal.

Zelvin hanya menggeleng kepalanya. Tidak habis pikir dengan tingkah adik satu-satunya itu.

Melihat jarum jam yang menunjukkan pukul 07:15,Zelvin memutuskan menyudahi sarapannya. Pria tampan itu menutup surat kabar dan mengambil kunci mobil beserta handphone yang terletak diatas meja miliknya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang