16

20 1 0
                                    


Sepanjang hari Qira terus memikirkan ucapan Jia tadi siang. Tidak ada hal lain yang dilakukan oleh wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.

Bahkan ia belum memberi tahu kabar tersebut kepada Syena yang saat itu sedang terlelap.

*Flashback*

"Tante,satu lagi saran aku. Sebaiknya Syena berhenti buat minum obat depresinya,karena gak baik buat janin yang di kandungnya." Ujar dokter berkacamata tersebut sebelum memasuki mobil Brio miliknya.

Qira hanya diam mendengar ucapan dari putri sahabatnya itu. Masih mencerna apa yang terjadi pada wanita yang dibawa oleh putra nya itu.

"Kalau gitu aku permisi sekarang tante. Jaga kandungan Syena karena di trimester pertama,kandungan masih rentan keguguran."

"Makasih Jia,kamu hati-hati mengemudi."

Tidak lama,mobil brio berwarna putih tersebut sudah hilang meninggalkan pekarangan rumahnya.

*Flashback end*

***

Suara langkah kaki dari balik punggungnya menyadarkan Qira dari renungan. Tersenyum lembut saat melihat Syena berjalan ke arah nya dan duduk di sampingnya.

"Udah mendingan?"

"Udah kok,cuma masih sedikit pusing aja. Tapi udah gapapa."

Syena yang di tatap begitu dalam oleh mama Zelvin itu menjadi salah tingkah.

Menyadari bahwa ia memandang Syena dengan tidak nyaman,Qira mengalihkan pandangannya pada majalah fashion yang sedari tadi ia lihat.

"Zelvin sudah menghubungi kamu?" Qira bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada majalah.

"Belum ma."

Qira mengangkat wajahnya menatap Syena.

"Belum menghubungi kamu sama sekali? Sejak kemarin?" Tanya Qira beruntun.

"Kemarin hanya memastikan saya baik-baik aja,ma."

Qira hanya mengangguk dan kembali diam. Sementara Syena mulai mengalihkan fokusnya pada ponsel.

"Ah,Syena.. tadi Salma nganterin paket buat kamu."

Qira tiba-tiba mengingat kembali sebuah paket yang di titipkan padanya tadi siang.

"Sebentar,mama mau ngambil paketnya. Tadi mama simpen di ruang tamu." Seru Qira sambil bangkit.

Tidak lama wanita paruh baya itu kembali dengan sebuah paket berwarna biru.

"Dari siapa ma?"

Syena menerima paket yang di berikan padanya dengan wajah bingung.

"Mama gak tahu,kata Salma gak ada nama pengirimnya." Jawab Qira acuh kembali membuka majalah.

Dengan penuh kebingungan,Syena membuka paket yang di lapisi berwarna biru itu untuk memenuhi rasa ingin tahun nya.

"AAAHHHHH...."

Syena berdiri dengan melempar paket yang telah terbuka itu bersamaan dengan isinya.

Wajah terkejut di sertai dengan ketakutan langsung terlihat pada Syena.

Qira yang duduk tidak jauh dari wanita cantik itu,langsung terperanjat dan melihat keadaan Syena.

"Kamu gapapa?"

"Ma,paket itu.." tunjuk Syena mengarah pada isi paket tersebut.

Mengikuti arah pandang Syena,mata wanita paruh baya itu melebar terkejut menutup mulutnya.

PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang