BAB 2

395K 21.1K 707
                                    

Jowanes
**

Seminggu setelah perdebatan panjang itu, kini Jowan sedang fokus menatap berkas-berkas yang ada di meja nya.

Tok...tokk..
Ceklek

Masuk adik nya, yang tak lain adalah Jordan.

"Bagaimana perceraian mu dengan Kay kak?"tanya Jordan.

Jowam melihat sinis Jordan.
"Ck jangan sebut nama jalang itu lagi." Kesal Jowanes.

Jordan terkekeh melihat tatapan sinis kakak nya.

"Apa kau yakin tidak pernah menyentuhnya?" Tanya Jordan yang berpura-pura tidak tau.

Jowanes menatap tajam Jordan.

"Bukankah kau yang bilang malam itu aku pulang ke rumah mu."Kata Jowanes.

Jordan menganggukan kepalanya, karna sedikit gugup saat di tatap seperti itu.

"Ya. Itu benar." Jawab Jordan sedikit salah tingkah.

"Tapi apa kau yakin menceraikannya? Apa tidak ada sedikit rasa cinta dari mu untuk nya?" Tanya Jordan yang penasaran dengan kakak nya yang dingin itu.

"Aku rasa itu bukan urusan mu." Jawab Jowanes dengan tegas.

Jordan hanya diam, sebenarnya dia sengaja bartanya seperti itu pada Jowanes.
Karna jika kakak nya menjawab tidak pernah menyukai Kayla, maka dia merasa benar dengan mefitnah Kayla seperti itu.
Tapi kakak nya enggan untuk menjawab.

"It's Ok. Aku kira kau akan menerima anak itu.
Dan kita akan memiliki anak sama-sama nantinya.
Kehamilan Farah dan Kayla kan cuma beda 2bulan saja."Papar Jordan.

"Jangan harap aku menerima anak haram itu."Jawaban Jowanes.

"Bagaimana kandungan istri mu?"Jowanes berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kandungan nya lemah, bahkan kata dokter bisa saja terjadi sesuatu saat melahirkan nanti.
Tapi Farah tetap ingin mempertahankan kandungan nya."Ucap Jordan agak sedikit pelan.

"Aku doakan semua akan baik-baik saja."kata Jowanes

Perkataan Jowaness membuat hati Jordan sedikit tersentil.
Kakak nya mendoakan yang terbaik untuk Farah dan anaknya.
Sedangkan yang dilakukannya menghancurkan pernikahan kakak nya bersama Kayla.

Kayla
**

"Di sebuah rumah kecil di pinggir pusat Jakarta, Kayla meringkuk di atas tempat tidur kecil sambil sesegukan.

Pasalnya hari ini dia resmi menjadi janda dan di cap sebagai jalang oleh mantan suaminya.

Di sidang perceraian yang berlangsung tadi pagi Kayla hanya bisa pasrah dengan tuduhan perselingkuhan yang dijabarkan suaminya sehingga dalam satu kali sidang tanpa adanya mediasi turun lah talak untuknya.

Dengan hanya membawa baju-baju yang tidak seberapa dan sedikit tabungan uang belanja selama dia menjadi istri dari Jowanes.
Kayla mengontrak rumah kecil minimalis untuk memulai hidup bersama anak nya kelak.

Tok...tok.

Ceklek.

Masuklah seorang wanita paruh baya bernama bik Ira.

Bik Ira adalah pembantu yang bekerja di rumah yang biasa di tempati Jowanes dan Kayla sewaktu mereka masih menikah.

Bik Ira memilih ikut bersama Kayla tanpa di gaji dari pada harus bekerja dengan keluarga Ivander.

Pasalnya bik Ira tau betul malam itu Jowanes pulang ke rumah dalam keadaan mabuk di antarkan oleh Jordan dan Farah.

Tetapi dengan teganya adik dari tuan nya itu memutar balikan fakta sehingga Kayla harus jadi janda seperti ini, apa lagi dalam keadaan hamil muda.

Bik Ira juga tidak bisa membela Kayla mengingat dia hanya sebagai pembantu di rumah itu. Lagian kata Kayla Jordan sempat subuhnya menjemput Jowanes kembali setelah mengantarkan pulang ketika mabuk semalam, mungkin itu sudah di rencanakan oleh Jordan agar Jowanes tidak pernah merasa menyentuh Kayla.

Padahal jeritan kesakitan dan desahan Kayla dan Jowanes masih terngiang di telinga bik Ira.
Karna kamar mereka tak jauh dari kamar bik Ira.

"Nyonya belum makan dari tadi, bibik sudah buatkan bubur."Kata bik Ira

"Terimakasih bik, tapi Kay tidak lapar."Kata Kayla menolak.

"Makan sedikit saja ya nyonya, kasihan baby nya."

Kayla langsung duduk mendengar kata baby.

"Maaf bi, Kay lupa kalau ada anak kay sekarang di sini." Katanya sendu sambil mengelus perut datar nya.

Bik Ira tak kuasa menahan air mata nya melihat keadaan kayla yang sekarang.

"Ayo bibik suapin." Sambil mengulurkan sendok ke mulut kay.

"Bik boleh gak kalau kay anggap bibik ibu sekarang?"tanya kayla

Bik Ira menganggukkan kepalanya cepat
"Tentu, bibik sudah anggap nyonya Kayla sebagai anak bibik." Kata bik Ira Sambil mengelus rambut Kayla.

Ira menghambur ke pelukan Bik Ira.

"Mulai sekarang Kay panggil bibik ibu dan bibik jangan panggil nyonya lagi ke kay ya."permintaan Kayla.

"Iya nak." Kata bik Ira.

Menetes sudah air di mata Kayla mendengar kata nak.

Karna sudah lama sekali dia di panggil seperti itu, Kayla yang hidup sebatang kara setelah kematian orang tua nya dalam kecelakaan pesawat 5 tahun yang lalu.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang