Bab 18

297K 15.5K 279
                                    


"Bagaimana Kak." Tanya Farah pada Jordan.

"Anak itu di dapatkan di belakang terminal sehari setelah putra kita menghilang."

"Cari tau secepatnya aku mohon."mohon Farah

"Tenanglah sayang. Aku juga mau secepatnya, tapi tidak semudah itu mendapatkan sampel dari Dello untuk melakukan tes DNA ini."ucap Jordan menenangkan istrinya.

Farah mengangguk.

"Kenapa kau bisa seyakin itu bahwa dia putra kita?" Tanya Jordan

"Insting seorang ibu."jawab Farah dengan seteres air mata yang jatuh di kelopak matanya.

"Entah kenapa sejak awal bertemu aku sudah dapat merasakan dia adalah sebagian dari diriku ditambah kemiripanya denganmu. Awalnya aku mengira mungkin karena kau adalah adik dari ayahnya, tapi kenyataan menyadarkanku setelah tau ternyata di bukanlah anak kak Jowan dan Kay. Sekarang aku sangat yakin dengan hatiku, dialah putra kita yang hilang."lanjut Farah.

Jordan memeluk istrinya untuk menenangkan.
"Kau benar."ucap Jordan sambil mengecup jidat Farah.

"Tapi jika benar dia putra kita, apa Kay mau mengembalikannya pada kita?"tanya Farah sendu.

Jordan terdiam sejenak.
"Kita tau bagaimana Kay, dia itu wanita baik. Pasti dia akan mengerti dengan keadaan kita."kata Jordan.

"Kakak benar, hanya kita yang jahat padanya."lirih Farah menyesal.

Mereka merasa sangat bersalah terhadap Kay. Di mulai dari farah yang di hamili Jordan yang notaben nya dulu masih kekasih Kayla, walau kehamilan itu tidak di sengaja. Tapi tetap saja Farah harus mengkhianati sahabat nya yaitu Kayla, karena bagaimanapun Jordan harus mempertanggung jawabkan pebuatan nya dengan menikahi Farah.

Dan setelah Kayla di Jodohkan dengan Jowanes kakak dari mantan kekasihnya Jordan. Tapi Jordan mefitnah Kayla sehingga membuat dia harus bercerai dengan Jowanes dan membesarkan anak-anaknya seorang diri.

Indonesia

Quen sedang di temani Jowan melakukan terapi melatih kakinya di rumah sakit yang sama dengan Kayla menginap.

"AwwW."Quen meringis merasakan nyeri saat mencoba berjalan kembali.

"Pelan-pelan saja, jangan di paksakan."ucap dokter

Di ujung ruangan terapi Jowan sudah meringis-meringis tak jelas tak tega melihat Quen.

"Apa tidak di kasih bius saja kakinya dok biar gak nyeri?"tanya Jowan pada dokter.

Bukannya menjawab, si dokter malah terbahak mendengar pertanyaan Jowanes.

Quen meringis lagi, tapi bukan karna nyeri di kakinya. Malah kali ini karena ucapan ayahnya.

"Kalau kakinya di kasih bius gak jadi terapi atuh pak. Tambah gak bisa jalan nanti putri anda."jawab si dokter terkekeh.

"Kenapa ayah mendadak jadi begok gini."ucap Quen dalam hati.

Jowan terdiam mendengar jawaban dan tawa si dokter. Dia langsung merubah ekspresi wajah nya menjadi datar agar tidak keliatan banget malu nya.

Sehabis selesai terapi mereka kembali ke ruang rawat inap Kay.

"Bagaimana udah ada kemajuan?"tanya buk Ira pada Quen

"Udah, tapi dikiiiit aja."jawab Quen sambil menyatukan jempol dan jari telunjuknya pertanda sedikit.

"Nanti malam siapa yang mau jagain bunda?"tanya Quen.

"Aku aja sama Refan, nenek pulang saja sama Quen."sela Dello dan di angguki Refan

"Tapi apa gak apa-apa kalian berdua saja, nenek takut terjadi apa-apa saat kalian tertidur."jawab Buk Ira ragu.

"Betul tuh kata nenek, mereka kan tidurnya kayak orang mati apalagi abang dello."sela Quen membuat Dello mendengus.

"Kayak kamu enggak aja dek."ucap Dello tak terima.

"Kan yang paling parah abang."jawab Quen tak mau kalah.

"Ck." Decak Dello kesal.

"WeekK."Quen menjulurkan lidahnya pada Dello membuat yang lain terkekeh.

"Sudah-sudah biar ayah yang nemani Dello dan Refan jaga Bunda di sini. Quen pulang aja sama nenek."Jowan menengahkan.

Maaf part ini pendek.
Author bingung mau nulis apalagi, dari pada garing lebih baik pendek dulu aja ya...

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang