Bab 21

281K 16.6K 240
                                    

Jordan dan Farah berpelukan menahan tangis di luar ruangan Kayla.

Rasa bersalah semakin dalam yang mereka rasakan, terutama Jordan biang dari inti masalah kekacauan hidup Kayla selama ini.

Farah menutup mulutnya menahan isakannya agar tidak di dengar sepasang mantan suami istri yang bekeluh kesah melepas sakit itu.

Ucapan demi ucapan masih terus keluar dari mulut Kay yang membuat Jowanes diam seribu bahasa.

Terlalu banyak penderitaan yang di alami Kayla akibat di tinggal Jowanes dengan kejam.

"Kau tidak tau kak. Hiks hiks..sakit senang yang kami alami disini." Tutur Kayla lirih.

"Maafkan aku Kay." Kata Jowanes.

Perih, sakit, menyesal. Itulah yang dirasakan Jowanes. Pria yang mempunyai kekuasaan tetapi sangat mudah di bodohi.

Jowan menggenggam tangan Kayla, membuat Kayla menatapnya.

"Apa masih ada kesempatan untukku?" Tanya Jowan dengan penuh permohonan.

Kayla menarik nafas dalam dan menghembuskannya kasar.

"Dulu___." Ucap Kay tapi berhenti sejenak.

"Dulu aku memang butuh kau kak untuk berbagi banyak hal tentang diriku dan anak-anakku."

"Dan dulu aku sangat membutuhkan mu untuk menemaniku karena terlalu banyak yang ingin ku kejar bukan karena aku lemah tetapi karena ingin menunjukkan bahwa aku juga memiliki rasa lelah." Ucap Kayla dengan masih menatap mata Jowanes.

"Tapi sayang, itu dulu." Lanjut Kay.

Jowan menunduk mendengar ucapan Kayla. Penolakan yang di berikan Kayla sangat menyakitinya.

Tapi ia sadar ini tidak sebanding dengan sakit yang dirasa Kay dan Triplets selama ini.

"Aku yakin suatu saat pasti kau bisa menerima ku lagi, dan untuk saat ini biarlah begini." Batin Jowan berbicara.

Di sela kediaman mereka.

Drrt.....drrt.....

Ponsel Kayla berbunyi memecah keheningan antara mereka.

Kay mengalihkan pandangan nya ke ponsel itu.

"Hallo."

"_________."

"Maaf, tapi apa tidak bisa lain waktu saja menyelesaikannya?" Tanya Kay sambil memijat pangkal hidung nya.

"________."

"Baiklah. Tapi maaf mungkin ibu saya yang akan mewakili berhubung saya kurang sehat."

"________."

Tut tut.

Wajah Kay tambah kusut sehabis menjawab panggilan di ponsel itu, membuat Jowan mengerinyit.

"Ada apa?" Tanya Jowan ragu-ragu takut terlalu ikut campur urusan Kayla.

Kay menatap Jowan.

"Kejadian biasa." Jawab Kayla.

"Kejadian apa?" Jowan sudah mulai kepo.

"Quen bikin ulah lagi di sekolah dan gurunya memintaku kesana." Jawab Kay datar tidak suka sikap ingin tahu Jowan.

Jowan sadar sikap Kay kembali tidak baik padanya, terdiam.

Lama terdiam, tiba-tiba___

"Apa kakak tidak pergi ke kantor?" Kayla mengusir secara halus.

"Kau mengusirku." Jowan sudah mulaileluasa berbicara dengan Kay.

"Ck." Kay berdecak.

Lau mengambil ponselnya untuk menghubungi bu Ira.

"Sebaiknya kakak pulang saja aku mau menelvon Bu Ira buat ke sekolahan Quen." Usir Kay to the point.

Tiba-tiba tangan Kay yang sedang memegang ponsel di tahan Jowan membuat Kay menghempaskan genggaman Jowan kasar.

"Kasar sekali." Ucap Jowan.

Kay hanya menatap sinis.

"Biar aku yang ke sekolahan Quen." Kata Jowan.

"Bukankah aku menyuruh kakak buat menjauhi anak-anakku." Ucap Kayla sinis.

Jowan menatap Kay tajam.

"Marahi aku, maki aku, hina aku." Ucap Jowan.

"Tapi tolong berikan aku kesempatan memberikan kasih sayang yang seharusnya aku berikan sejak dulu. Jika tidak boleh padamu, setidaknya pada anak-anakku." Lanjut Jowanes membuat Kayla terdiam.

"Seperti yang kau katakan, mulai sekarang tidak akan ada yang boleh menyebut mereka anak haram lagi. Karena mereka anak-anakku. Anak yang hadir dalam pernikahan kita yang pernah ada, bukan anak yang hadirnya di luar nikah. Izinkan aku menunjukkan itu pada orang-orang yang pernah meremehkan anak-anakku." Ucap Jowanes panjang lebar.

Kayla terdiam mematung.

"Kay." Kata Jowan memegang bahu Kay menyadarkan dari lamunannya.

Kayla menatap mata Jowanes.

"Beri aku izin itu. Jika bukan padamu, setidaknya untuk mereka." Ucap Jowan lagi.

Kay mengangguk ragu.

"Terimakasih." Kata Jowan.

"Aku pergi dulu." Jowanes mengecup pucuk kepala Kay yang masih terdiam.

Saat Jowan hampir sampai ke pintu keluar, Kay tersadar apa yang barusan terjadi.

"SIAPA YANG MEMBERI IZIN MENCIMKU." Teriak Kayla tak terima.

Jowan mempercepat langkah nya keluar dan terkekeh.





BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang