Bab 42

269K 14.2K 623
                                    


Di lain tempat, sebuah penginapan di kota, Kayla nampak sedang tertidur dengan mata yang membengkak karena menangis.

Triplets begitu sedih melihat keadaan Bundanya sekarang.

"Aku gak bakal maafin Ayah." Kata Quen kesal.

"Memangnya ada apa sih Quen. Ceritakan sekarang?" Perinta Refan.

"Jadi begini, saat___________ mengalirkah cerita kejadian di Mall tadi."

"Brengsek." Umpat Refan dengan rahang yang mengeras.

"Tunggu, jangan emosi dulu." Dello menegahi.

"Kita bahkan belum dengar cerita dari versi Ayah, belum tentu yang Bunda dan Quen lihat itu sesuai kenyataan yang ada." Lanjut Dello.

"Maksud lo?" Tanya Refan.

"Dari cerita Quen, Ayah dan perempuan itu belum bicara apa-apa atau menjelaskan siapa sebenarnya wanita itu.

"Terus sekarang kita bagaimana? Apa kita pergi aja ke mansion nemuin Ayah selagi Bunda masih tidur?" Tanya Refan.

Dello menggeleng.
"Biar aja Ayah berjuang mencari kita dulu, itu sebagian hukuman untuk nya. Agar tidak pernah lagi menyia-nyiakan Bunda." Ucap Dello tersenyum smirk.

***

Mansion.

Pagi harinya.

Jowanes turun ke bawah dengan langkah hontai, tak seperti biasanya.

Di meja makan sudah ada Jordan, Farah, Prisilla dan Dilla.

"Pagi Dady." Antusias Dilla.

Jowanes cuma tersenyum tipis menanggapi Dilla.

Tap

Tap

Jowanes melewati meja makan.

"Kakak gak makan dulu?" Ucap Jordan.

"Gak lapar."

"Kakak mau kemana?" Tanya Farah.

"Mau cari Kayla dan Anak-anakku." Kawab Jowanes.

"Makan dulu lah kak, biar ada tenaga mencari mereka." Sahut Jordan.

"Gak mungkin aku makan enak disini sedangkan istri dan anak-anakku entah dimana." Ucap Jowanes dan pergi meninggalkan mereka.

Huft
Prisilla menghembuskan nafas.

"Kamu benaran bukan selingkuhan kakak saya kan?" Tanya Jordan dengan tatapan intimidasi.

"Gak. Saya cuma teman saja." Jawab Prisilla lirih.

*****

Jowanes sedang berkeliling kota lagi mencari keberadaan Kay dan Triplets sambil menunggu telfon dari orang suruhannya untuk menyelidiki keberadaan Kayla.

"Dimana kalian." Batin Jowanes.

Drrt.   Drrt.....

"Hallo."

"______."

"Pantau mereka terus, jangan sampai dia pergi sebelum saya datang."

"_______."

"Satu lagi, bawa beberapa bodyguard membantu saya di sana."

"_____."

Tut.   TuT

Jowanes bergegas menginjak pedal gas mobilnya buru-buru ke Bandara.

"Kau tak akan bisa pergi dariku sweety" Ucap Jowanes bermonolog sendiri sambil tersenyum smirk.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang