Bab 22

291K 16.9K 201
                                    

SORRY LAMA.
AUTHORNYA JUGA MALAM MINGGUAN DULU.

Sekolah.

Di sekolah Refan dan Dello sedang duduk menunggu guru datang.

Refan teringat gadis aneh yang menabraknya tadi.

"Cantik ya?" tiba-tiba Dello bersuara membuat Refan sadar dari lamunannya.

"A apa maksudnya?" Refan tergagap.

Dello terkekeh melihat ekspresi Refan.

Tidak pernah sebelumnya adiknya ini melamun seperti itu, pasti gara-gara gadis tadi pagi, pikir Dello.

"Gadis yang nabrak dan nembak lo tadi pagi cantik ya?" Tanya Dello lagi.

"Ck." Refan berdecak dan memandang Dello kesal.

"Biasa aja." Jawab Refan.

"Kalau biasa, jangan di lamunin terus." Kata Dello lagi.

Sebelum Refan membalas ucapan Dello guru keburu datang.

Refan mengalihkan pandangannya.

Mata Refan melotot melihat siapa yang ada di depannya.

"Pagi anak-anak, hari ini ibu bawa teman baru buat kalian. Ayo perkenalkan diri kamu." Perintah guru itu.

"Hi semua. Nama gue Geandra Dipta. Pindahan dari Jakarta. Semoga kita bisa berteman baik." Sambil melirik centil ke arah Refan.

"Sekarang kamu duduk di kursi kosong pojok sana." Putus bu guru itu.

"Mampus gue." Ucap Refan pelan tapi masih di dengar oleh Dello.

Dello menyenggol Refan dengan sikut nya, dan tersenyum smirk membuat Refan jengkel saja.

"Apa perlu gue tukaran tempat sama dia biar kalian bisa dekat." Goda Dello pada Refan.

"Jangan macam-macam ya lo bang, nanti gue aduin Bunda." Ancaman Refan pada Dello.

"Palingan gue dulu yang lapor sama bunda, kalau anaknya sedang jatuh cinta." Ancam balik Dello membuat Refan jengkel.

Di tempat lain.

Di perjalanan menuju sekolahan Quen, senyum tak pernah lepas dari wajah Jowanes.

Entah setan apa yang merasukinya sampai-sampai berani sekali mengecup pucuk kepala mantan istrinya itu. Padahal suasana sebelum itu sangat menegangkan, apalagi ketika Kay meluapkan isi hati dan amarahnya pada Jowan.

Jowan memarkirkan mobil BMW i8 nya.

Kebetulan sekolahan Quen terlihat sangat sepi, mungkin karena lagi ada jam pelajaran.

"Permisi." Ucap Jowan pada salah satu satpam.

"Ya. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya satpam itu ramah.

"Ruang BK sekolah ini dimana ya?" Ucap Jowan.

"Lurus aja, terus belok kiri nanti ketemu setelah belokan." Jawab satpam.

Jowanes berterimakasih dan menyusuri jalan yang di tunjuk satpam itu.

Tepat di depan pintu yang di atas ventilasinya bertuliskan BK.

Pintu ruangan itu tidak tertutup sempurna, ada sedikit celah.
Saat Jowan memegang ganggang pintu itu berniat ingin masuk tanpa mengetuk dulu, mungkin karna kebiasaan CEO bisa berbuat seenaknya saja kali ya.

"Saya minta pihak sekolah tidak memberi toleransi buat anak ini, dia sudah mencelakai anak saya." Ucap salah seorang perempuan paruh baya yang berdiri di samping suaminya tampak angkuh.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang