Bab 35

262K 14.2K 345
                                    

***

Jowanes dan Kayla menelusuri lorong rumah sakit hendak kembali ke tempat dimana Sita dirawat.

"Kak lepas." Ucap Kayla saat Jowanes memeluk pinggangnya.

"Aku tidak mau."

"Kau tak lihat semua orang memperhatikan kita." Kata Kayla masih berusaha melepaskan dekapan Jowanes dari pinggangnya.

"Jangan fikirkan mereka sweety. Kau tak tau bagaimana aku menahan agar tidak memeluk mu selama ini." Ucap Jowanes dengan acuh tidak memikirkan orang yang menatap mereka dengan geli.

"Yah pasti wartawan. Jika begini, aku pasti akan di kejar-kejar wartawan karena ulah mu." Kata Kay saat melihat seseorang seperti wartawan memotret kebersamaan mereka.

Jowanes menghentikan langkahnya tanpa melepas Kayla.

"Dimana wartawan?" Tanya Jowanes melihat sekeliling.

"Aku tak tahu apa dia wartawan atau tidak, tapi dia memotret kita dan pergi begitu saja." Jawab Kay.

"Kalau di benar-benar wartawan itu bagus." Ucap Jowan acuh.

"Bagus apanya, nanti kehidupan ku tak tenang lagi jika foto kita berdua beredar." Kata Kay cemberut.

"Kau malu kepergok bersamaku?" Tanya Jowanes menatap Kayla dan mampu membuat Kay salah tingkah.

"Bukan begitu maksudnya, tapi aku akan di kejar wartawan. Aku tak terbiasa dengan itu." Balas Kay merasa tak enak atas perkataannya.

Jowan menghela nafas.

"Nanti akan ada bodyguard yang menjaga mu dan Triplets." Ucap Jowanes.

"Tapi____."

"Tidak ada tapi-tapian sweety, lagi pula pelaku penganiayaan Mama belum tertangkap. Aku tidak mau kalian jadi korban. Lagi pula aku curiga yang memotret kita itu bukanlah wartawan." Kata Jowanes tegas.

Perkataan Jowanes yang terkhir membuat Kay tercekat.

"Kalau bukan wartawan lantas siapa?" Tanya Kayla.

Jowanes mengangkat bahunya.
"Aku juga tak tahu sweety, tetapi jika dia benar-benar wartawan maka dia pasti akan mendatangi kita. Tapi kau bilang dia pergi begitu saja kan?" Kata Kowanes lagi.

Kayla sedikit takut mendengar penuturan Jowanes.

"Mudah-mudahan dia bukan orang suruhan pelaku penganiayaan Mama ya kak." Kata Kayla.

Jowanes mencium puncak kepala Kay.
"Selama aku masih hidup tidak akan ada hal yang buruk terjadi pada kalian." Ucap Jowanes membuat pipi Kay merona.

Kay menganggukan kepalanya sambil tersenyum.

"Ayo kita jemput Triplets, aku yakin pasti mereka sudah menguap menahan kantuk." Ajak Jowan.

Sesampai di depan pintu.

Ceklek.

Triplets menganga melihat Jowanes dan Kayla datang dengan posisi mereka saling merangkul mesra.

Tidak pernah mereka melihat Ayah dan Bunda mereka akur seperti itu. Biasanya Triplets cuma di suguhkan interaksi mereka yang saling berdebat atau Jowanes menggoda Kay dan di balas ketus oleh Kay.

Berbeda dengan Mama Jowanes. Sita memadang anak dan mantan menantunya itu dengan senyum mengembang dan mata yang berbinar.

"Kenapa kalian memandang Ayah dan Bunda seperti itu?" Tanya Jowanes berpura-pura heran.

"Ayah kok bisa menjinakkan Bunda." Celetuk Quen.

Pletak.

"AwwW." Ringis Quen yang di lempar Dello Dengan bantal.

"Enak aja bilang bunda jinak. Kalau bicara itu yang sopan." Sela Refan membuat Quen mengerucutkan bibirnya.

"Habisan Quen kan kepo kenapa Ayah bisa ngerangkul Bunda begitu. Biasanya kan Ayah sama Bunda cuma bisa berdebat kayak anak ABG." Balas Quen kesal.

Jowanes terkekeh melihat anak-anaknya ribut hanya karna dia yang merangkul pinggang Kay.

Lain dengan Kay yang wajahnya seperti kepiting rebus karena malu. Tetapi Jowanes tetap tidak mau melepaskannya.

"Ayah sama Bunda memutuskan buat rujuk lagi." Ucapan Jowanes dan mampu menghentikan perdebatan mereka.

"Ayah bilang apa?" Tanya Refan memukul-mukul telinganya pelan seolah dia salah mendengar.

"Ayah dan Bunda memutuskan untuk menikah kembali." Ulang Jowan.

"Kyaaaaaa." Teriak Quem menghambur memeluk Ayahnya.

"Quen ini rumah sakit." Omel Kayla.

Quen memutup mulutnya reflek dan cengengesan.

"Ayah serius kan?" Tanya Dello dan Refan serentak.

Jowanes menganggukan kepalanya dengan posisi yang masih di peluk Quen.

Dello dan Refan memeluk Kayla karena bahagia. "  Semoga Bunda bahagia." Batin Dello berbicara.

Sita yang tengah terbaring tersenyum dan meneteskan air mata melihat kebagiaan Jowan, Kayla dan cucu-cucunya. "Semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian." Suara Batin Sita.

"Loh Mama kenapa menangis?" Tanya Kayla menghampiri Sita setelah melepaskan pelukan Dello fan Refan.

"Ma..a..ma baha...gia." Ucap Sita terbata-bata.

Kayla langsung memeluk mantan mertuanya itu dalam keadaan berbaring.

Jowanes dan Triplets tersenyum melihat Sita dan Kayla berpelukan

***

"Apa lagi yang bisa kita lakukan kak, agar Dello dan kita bisa tinggal bersama-sama kembali." Kata Farah pasrah.

"Entahlah." Balas Jordan menganngkat kedua bahunya.

"Aku ingin seperti Kayla, memiliki anak-anak yang menyayanginya." Kata Farah dan menyerka air matanya yang menetes.

"Bersabarlah Farah."

"Sampai kapan aku harus bersabar? Dello sudah hampir 17 tahun, tapi aku tak pernah menyaksikan perkembangan anakku sendiri. Hiks hiks." Ucap Farah mulai terisak.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang