MUDAH-MUDAHAN PART INI GAK BUAT BOSAN YA.
AKHIR-AKHIR INI IDE AUTHOR AGAK MAMPET.Inilah keadaan Jordan dan Farah sekarang. Berjalan keluar dari lorong rumah sakit dengan kekecewaan.
Flash Back
"Maaf Dello gak bisa." Ucap Dello menundukan kepala.
Farah menatap Dello dengan kecewa.
"Tapi kenapa nak, kami ini orang tua kandung mu." Kata Farah.
"Kay tolong izinkan Dello ikut kami." Mohon Farah memandang pada Kayla.
Rasanya ingin sekali Kay memaki Farah saat ini. Tapi dia masih ingat janji nya pada putranya Dello.
"Aku gak larang Dello. Semua keputusan ada di tangan Dello, jadi jangan pernah berfikir kalau aku yang melarang Dello ikut dengan kalian." Jawab Kay dengan tenang.
"Ini gak ada hubungannya dengan Bunda Aunty, murni atas keinginan Dello." Balas Dello membela Kay.
"Kenapa kamu tidak mau ikut kami. Apa kamu tidak mengharapkan Papa dan Mama nak?" Akhirnya Jordan bersuara.
Dello menggeleng.
"Dello cuma tidak bisa jauh dari Bunda Uncle." Kata Dello.Jordan menghela nafas pasrah. Hatinya terasa perih mendengar penolakan Dello ditambah panggillan Dello padanya dan istrinya.
"Baiklah." Pasrah Jordan.
"Tapi Kak." Sela Farah yang masih berharap bisa membawa anaknya.
Jordan menggelengkan kepalanya pada Farah.
"Jangan di paksa, mungkin ini terlalu cepat baginya." Bisik Jordan pada istrinya dengan pasrah."Apa Mama boleh meminta sesuatu pada mu?" Tanya Farah pada Dello dengan penuh harap.
Dello menganggukan kepalanya dengan agak ragu.
"Apa itu Aunty?""Setidaknya panggil kami Mama dan Papa ya." Pinta Farah pada Dello.
Bukannya menjawab tapi Dello malah melihat ke arah Kayla, seolah bertanya apa bundanya mengizinkan.
Kay yang tau arti tatapan Dello tersenyum pada putranya dan menganggukkan kepala.
"Baiklah Mama." Ujar Dello membuat Farah memeluk Dello.
Walau Dello lebih memilih tinggal bersama Kayla, setidaknya Dello sudah memanggil nya dengan Mama.
Sedangkan di sudut ruangan Jowanes, Quen dan Refan cuma memperhatikan drama keluarga itu.
"Flash beck off."
"Apa kita gak pantas jadi orang tua buat anak kita sendiri ya kak?" Tanya Farah sedih pada Jordan.
"Jangan bicara begitu. Aku yakin suatu saat nanti Dello akan terbiasa dengan kehadiran kita di hidupnya. Kita dekati secara pelan-pelan seperti cara Kak Jowan mendekat pada mereka." Balas Jordan.
Di Rumah Sakit.
Suasana hening di antara mereka. Tak ada yang berani duluan bersuara melihat pandangan Kay pada Jowanes yang tidak bersahabat.
Dello yang jengah melihat iti, melirik Quen dan Refan.
"Kita beri Bunda dan Ayah waktu berdua." Bisik Dello pada Quen. Dan Quen membisikan yang sama pada Refan.
"Ayah, Bunda kita mau cari makan dulu ya." Pamit Quen mewakili Refan.dan Dello.
Quen menganggukan kepalanya pada Quen. Sedangkan Jowanes memandang penuh permohonan ke arah Triplets.
Tiba-tiba.
"Jangan tinggalkan Ayah berdua saja dengan Bunda, bisa-bisa Ayah tidak utuh keluar dari sini." Bisik Jowanes pada Triplets tapi dapat di dengar Kayla."Aduuh." Jerit Jowan, ketika Kayla melemparnya dengan bantal.
"Mualai lagi deh." Ucap Quen memutar mata nya.
Sedangka Refan dan Dello terkekeh melihat interaksi Jowan dan Kayla.
"Kalau sudah begini, kayaknya Ayah dan Bunda sudah baikkan." Sela Refan di anggukki Dello dan Quen.
"Apanya yang baikan, Bunda kalian KDRT." Ledek Jowan melirik Kay.
Kay hanya memutar mata nya malas melihat Jowanes.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TRIPLETS
RomanceKalian anak Bunda, bukan anak haram. Biarlah mereka berkata apa, yang penting kalian bagi ku bagai bongkahan berlian bahkan lebih spesial dari itu. Follow ya gays... CERITA BARU MASIH SEPUTAR BABY...