Halo ha lo...
Apa masih ada yang sadar??
Author Update tengah malam nih.Kay sedari tadi melirik-lirik Jowan yang sedari tadi tak ada gelagat seperti ingin keluar dari kamar rawat inapnya.
Kay sebenarnya masih kesal dengan Jowan yang berniat membeli sekolahan Quen hanya karena tidak ingin anaknya di anggap rendah oleh teman-temannya.
"Kak." Panggil Kay.
Jowanes nampak sibuk dengan ponselnya, tengah duduk berdua di sofa ruangan Kayla bersama Quen.
"Hmm." Dehem Jowan tanpa menoleh dari ponselnya.
"Ck. Tidak sopan." Ucap Kay pelan tapi masih bisa di dengar Jowan.
Jowan menyimpan ponsel ke dalam kantong jas nya, dan menoleh pada Kay.
"Ya sweety." Jawab Jowan membuat perut Kay dan Quen mual mendengarnya.
"Aku bukan pempers bayi, jangan panggil aku begitu." Geli Kayla.
Jowanes terkekeh.
"Ok. Ada apa?" Tanya Jowan lebih serius.
"Apa kau tak ada niat pulang?" Ucap Kayla santai. Tapi membuat Jowan tersenyum smirk.
"Memang kenapa? Kau mau aku tinggal lagi bersama mu?" Goda Jowan.
"Ck." Decak Kay.
"Dasar tidak peka, itu sindiran ngusir secara halus tau." Jelas Kayla."Kenapa sekarang kau hobi sekali mengusir orang." Sinis Jowan balik.
"Bukan orang tapi cuma kau saja kak, ingat itu." Kay memperjelaskan.
"Aku tidak akan pergi dari sini." Balas Jowan dan kembali memainkan ponselnya mencuekkan Kay.
Kay menatap Jowan yang mencuekkan nya, merasa mantan suaminya itu beda sekali ketika saat menjadi suaminya dulu.
"Kenapa dia jadi seperti itu, perasaan dulu dia tak banyak bicara dan kaku sekali." Batin Kayla heran melihat sikap Jowan sekarang.
Quen yang melihat interaksi Ayah dan Bundanya memutar bola mata malas.
"Kenapa Ayah dan Bunda seperti anak kecil begini." Jengah Quen menengahkan.
"Bukan Ayah tapi Bunda mu itu yang seperti anak kecil my Quen." Jawab Jowanes.
Kayla melotot pada Jowan.
"Enak aja. Ayah kamu itu yang sudah TUA." Balas Kay sengit dengan menekankan kata tua.
Memnbuat Jowanes menelan ludahnya.
"Mau balas apa? Aku memang tua darinya." Batin Jowan berbicara.Queng menggelengkan kepala melihat kedua orang tuanya itu. Triplets saja kalau bertengkar tidak begini, pikir Quen.
"Kau juga tua sweety, anak mu saja sudah tiga." Balas Jowanes tak kalah sengit.
Jowanes memang sengaja membalas ucapan-ucapan Kay, karena hanya itu cara untuk mendekatkan dirinya lagi pada Kayla walau harus berdebat setiap saat.
"Enak saja menga____."
Ceklek.
Ucapan Kayla terpotong karena ada yang masuk.
"Kenapa ribut sekali, sampai terdengar kedepan?" Ucap Refan yang baru datang bersama Dello dengan masih memakai seragam sekolah.
"Huft." Terdengar hembusan nafas Quen.
"Aku bersyukur kalian datang." Ucap Quen dengan lega.
"Memangnya ada apa?" Heran Dello.
"Ada dua anak ABG lagi bertengkar." Jawab Quen sambil matanya melirik Kay dan Jowan.
"ABG apanya, tua begitu." Sinis Kay memotong ucapan Quen sambil melirik Jowan dengan sudut matanya.
"Kau juga tua sweety, lihat anak-anak mu saja sudah besar begitu." Balas Jowan.
"Enak saja, kau tak liat kulit ku masih kencang begini." Kay terus membalas ucapan Jowan.
"Kulitku juga tak keriput sweety. Kau tak liat wajah ku masih tampan begini." Balas Jowan lagi.
Dello dan Refan melongo dengan mulut yang menganga melihat Ayah dan Bundanya.
"Huahahah." Terdengar suara gelak tawa Quen.
"Lucu sekali ekspresi kalian bang." Ucap Quen.
Tok..tok.
Kegiatan mereka terhenti mendengar ada yang mengetuk pintu.
Ceklek.
"Jordan, Farah." Ucap Jowanes reflek melihat adik dan adik iparnya datang.
Jordan dan Farah mengangguk dan tersenyum pada Kayla.
"Kay kami ingi bicara sesuatu." Kata Sarah tetapi matanya memandang sendu pada Dello.
Dello yang di perhatikan merasa risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TRIPLETS
RomanceKalian anak Bunda, bukan anak haram. Biarlah mereka berkata apa, yang penting kalian bagi ku bagai bongkahan berlian bahkan lebih spesial dari itu. Follow ya gays... CERITA BARU MASIH SEPUTAR BABY...