END

309K 14.4K 489
                                    

Masih ada yang melek kan???

Update lagi nih..
Akhirnya sampai End juga.
Jangan lupa bintang dan komentarnya ya Say..

Di tunggu extra part nya ya...




"AaaaaA." Ringis Jowanes saat Quen mengobati jidatnya yang di lempar hels oleh Kayla.

"Pelan-pelan Quen." Lirih Jowan.

"Iya, ini udah pelan." Ucap Quen.

Sekarang mereka tengah duduk di sofa ruang tengah Mansion. Kayla ingin mendengar penjelasan dan kejelasan siapa itu Prisilla dan Dilla. Tapi Kay enggan saat Jowanes meminta di obati lukanya karena Kayla masih sebal dengan suaminya. Maka dari itulah, Quen yang mengobati luka Jowanes.

Selesai masalah jidat.

"Jadi siapa yang akan menjelaskan ini semua." Tanya Kay angkuh sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Biar aku saja." Jawab Prisilla.

"Ok. Jadi apa hubungan kau dan anak ini dengan SUAMIKU?" Tanya Kay datar pada Prisilla dengan menekankan kata suami membuat Jowan menahan senyum.

"Aku dan Dilla_________ mengalirlah cerita."

Kay menganggukan kepalanya.
"Ok. Tapi saat di Mall kenapa kalian berpegangan tangan?" Tanya Kay ketus sambil melirik Jowan.

Jowanes meneguk ludah saat mendengar ucapan ketus Kay pada Prisilla.

"Prisilla saat itu menangis karena bercerita perebutan hak asuh Dilla dengan keluarga Suami kakaknya, jadi aku hanya menenangkannya saat itu sweety." Sela Jowanes.

"Tapi apa harus dengan memegang tangan nya?" Sinis Kayla.

"Maaf baby, aku tak tahu harus berbuat apa lagi saat itu. Semua orang memandangku saat Prisilla menangis, nanti aku di kira menyakitinya." Kata Jowan

"Biasanya kalau kau yang menangis aku bisanya mencium dan memelukmu. Jadi aku bingung saat itu, tak mungkin kan aku mencium nya juga." Lanjut Jowan.

"Awas saja jika itu terjadi." Ketus Kay.

"Makanya aku menggenggam tangan Prisilla." Lanjut Jowan.

"Jika aku dan Dion berpegangan tangan bagaimana?" Tanya Kay pada Jowan.

"Aku patahkan tangan di dion dion itu." Ucap Jowan emosi seketikan.

"Ck." Kayla mendengus.
"Lalu kenapa kau memagang tangannya, aku juga tidak bisa terima." Lanjut Kay sinis.

Jowanes menelan ludah.
"Maaf sweety, kemaren itu aku khilaf." Jawan Jowanes.

"Baiklah, besok-besok aku juga akan khilaf dengan Dion."

"KAYLA." Bentak Jowanes kesal.

"Maaf karena kedatangan ku mengacaukan segalanya. Aku akan pergi sekarang." Ucap Prisilla menyela pembicaraan mereka.

"AKHIRNYA." Teriak Quen bersyukur.

"Quen." Tegur Kaylan

Di saat Kayla, Jowanes san Prisilla berdebat. Dello dari tadi hanya memandang Dilla yang asik sendiri dengan bonekanya.

Refan menyikut Dello.
"Dia itu masih kecil. Kau jangan menjadi pedofill."Ucap Refan pelan yang hanya di dengar Dello.

"Aku tidak pedofill. Hanya menyukai bentuk matanya yang bulat indah itu." Bisik Dello pada Refan.

"Terserah kau saja." Dengus Refan.

Kembali ke Kayla

"Jangan ikut campur Quen." Peringat Kayla.

"Maaf bunda." Menyesal Quen.

"Baiklah Prisilla. Aku tidak mengusir mu, kau bisa menginap beberapa hari lagi di sini. Dan Dilla juga aku izinkan memanggil suamiku Dady. Asalkan kau tak menganggap suamiku suamimu juga." Ucap Kayla ceplas ceplos.

"Sweety. Aku dan Prisilla tak ada apa-apa." Sela Jowanes.

"Aku tahu." Kata Kay melotot pada Jowanes.
"Tapi aku hanya bersikap sebagai seorang istri yang menutup peluang pada siapapun yang bisa saja membuat keluarga kita hancur." Lanjut Kayla.

Jowanes terdiam karena tindakan Kayla ada benarnya juga.

"Tidak perlu. Kami akan pulang ke Malaysia karena aku sudah memesan tiket penerbangan hari ini." Tolak Prisilla tak mau berlama-lama mendengar mulut pedas Kayla"

"Terserah, aku juga tidak akan menahanmu." Ucap Kayla datar.

"Dan satu lagi." Kata Kay membuat semua orang memeperhatikannya.

"Apa?" Tanya Prisilla.

"Mengenai janji suami ku yang akan membiayai kehidupan Dilla sampai dewasa. Itu artinya kau akan selalu berurusan dengan suamiku. Tapi mulai sekarang aku yang memggantikannya." Tegas Kayla.

Prisilla hanya mengangguk pasrah.



****

Malam hari.

Jowanes sedang bersandar di kepala ranjang menunggu Kay keluar dari kamar mandi.

Ceklek.

Tap

Tap

Kayla keluar dari kamar mandi dan mengambil posisi di sebelah Jowanes

"Kay." Panggil Jowan.

"Hmm."" Dehem Kayla.

"Apa kau tak terlalu kejam saat bicara dengan Prisilla tadi siang?"

Kay menatap tak suka pada Jowanes.

"Dimana letak kekejamanku?" Tanya Kayla.

"Saat kau bilang, saat dia harus menghubungi ku masalah biaya Dilla harus lewat darimu. Seolah dia mau menggoda ku saja."

Kayla mendongak menatap mata Jowanes.
"Aku wanita dan seorang istri. Dan aku tahu dari cara dia menatapmu dia menyukaimu." Ucap Kayla membuat  Jowan mengerinyit.

"Maksud mu?"

"Dia tertarik padamu. Aku hanya menutup celah dimana dia akan bisa masuk dalam hidup kita." Jawab Kay dan langsung memeluk Jowanes posesif.

Jowanes tersenyum melihat posesif istrinya.

"Tapi aku tak pernah menyadari kalau dia tertarik padaku?" Bingung Jowanes.

"Karena kau itu tidak peka." Jawab Kay membuat Jowanes terkekeh dalam pelukan Kay.

"Terserah saja. Jika benar Prisilla menyukaiku aku tak peduli. Karena aku hanya menginginkan mu sweety." Ucap Jowanes mengecup puncak kepala Kayla.

"Kak." Panggil Kay.

"Hmm. Ada apa?"

"Besok kami mau pulang ke Indonesia. Buk Ira sedang sakit"

"Terus bagaimana denganku?" Ucap Jowan keberatan.

"Ikut dengan kami. Aku tidak mau kau selingkuh lagi disini." Jawab Kay.

"Kapan aku selingkuh?" Tanya Jowan.

"Kemaren dengan Prisilla." Cemberut Kay.

Jowanes mengusap sayang kepala Kay.
"Itu tidak selingkuh Kay. Baiklah kita akan kembali besok ke Indonesia." Ucap Jowanes membuat Kayla senang.

Cup

Kayla mengecup pipi Jowan.

"Ini sakit ya?" Tanya nya lagi mengusap luka Suaminya.

"Sedikit. Tapi lebih sakit lagi saat kau minta cerai padaku." Lirih Jowan membuat Kay menatapnya sendu.

"Maaf." Ucap Kay.

Jowanes mempererat pelukannya pada Kayla.

"Tak apa. Asal kau berjanji tak pernah mengatakan hal itu lagi."

Kay mengangguk dalam pelukan suaminya.

"Aku mencintai mu kak."

"Aku lebih mencintaimu sweety."




BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang