Ini aku udah post satu lagi.
Maaf ya jika aku gak bisa balas komentar nya satu-satu.
"Bunda." Umpatan Kay terpotong saat Dello memanggil namanya.
Kayla memandang sendu pada Dello yang masih berdekatan dengan Farah dan Jordan.
"Bisa tinggallkan aku dan Bunda berdua saja." Kata Dello.
Farah menggenggam tangan Dello, saat mendengar ucapan Dello barusan.
"Kamu ikut kami kan nak?" Tanya Farah karena takut Dello tidak mau bersama mereka.
Dello hanya diam tak menjawab pertanyaan Farah.
"Aku butuh waktu berdua dulu sama bunda." Kata Dello lagi.
Akhirnya mereka mengangguk, walau nampak sekali wajah keberatan dari Farah.
Sekarang di ruangan itu cuma tinggal Dello dan Kayla.
Dello menghampiri Kay yang sedari tadi memandangnya dengan sendu.
"Dello mau meninggalkan Bunda ya?" Ucap Kay, tapi Dello tidak menjawab malah menggenggam tangan Kay.
Kay menghembuskan nafas pelan.
"Kalau memang Dello ingin bersama Farah dan Jordan, Bunda gak akan maksa kamu buat terus bersama Bunda kok." Lirih Kay.
Dello melihat mata Kay berkaca-kaca, kelihatan sekali ketidakrelaan Kayla melepas Dello .
Tanpa aba-aba Dello menerjang Kay dengan pelukan membuat Kay terkejut.
"Bunda bicara apa sih." Kata Dello masih dengan memeluk Kay erat.
"Dello cuma mau sama Bunda." Jawab Dello tenang.
"Apa Dello mengatakan itu karena takut bunda sedih?" Tanya Kay yang sudah mulai tenang.
Dello menggelengkan kepalanya di dalam pelukan Kayla.
"Tidak. Apa bunda ingat saat bunda kecelakaan Dello ngomong apa?" Tanya Dello membuat Kayla mempererat pelukannya pada putra nya itu.
"Ingat. Bunda sangat ingat itu" Jawab Kayla.
Mereka melepas pelukannya.
"Bunda itu adalah ibu terbaik yang pernah ada. Dello, Refan dan Quen sangat beruntung memiliki ibu seperti bunda." Kata Dello membuat hati Kay menghangat.
"Apa kamu tidak ingin ikut dengan mereka?" Tanya nya dengan lembut.
Dello menggeleng.
"Dello bisa hidup bertahun-tahun saat tidak bersama mereka. Tapi Dello tidak yakin, kalau Dello bisa hidup tanpa adanya Bunda." Ucap Dello.
Kini giliran Kayla yang memeluk Dello.
"Bunda menyayangi mu nak." Ucap Kayla sambil mengecup pucuk kepala putranya.
"Dello juga sayang Bunda, lebih dari apapun." Kata Dello menghangatkan hati Kay.
"Bunda boleh Dello minta sesuatu?" Tanya Dello.
Kayla melepaskan pelukannya.
"Apa?" Tanya Kayla."Jangan marah-marah seperti tadi lagi. Setidaknya jangan di depan aku." Kata Dello dengan ekpresi merajuk.
Kay terkekeh.
"Bunda tidak janji." Jawab Kay tersenyum jail membuat Dello kesal."Ayah Jowan kalian itu sering membuat Bunda darah tinggi." Lanjut Kay memasang wajah sebal.
"Menurut Dello Ayah seperti itu karena hanya itu cara satu-satunya bisa mendekati Bunda." Kata Dello membuat Kay mengerinyit.
"Maksud kamu?"
"Kan kalau Ayah baik-baikkin Bunda, malah Bunda usir. Tapi kalau dia membalas semua sikap sinis Bunda maka dia akan bisa dekat dengan Bunda walau harus bertengkar seperti anak ABG dulu." Jelas Dello sambil meledek Kayla.
"Entahlah." Tak tau harus di katakan Kay.
"Dan sutu lagi ya Bun."
"Apa lagi nak?" Tanya Kayla.
"Mengenai Ayah yang mengambil sample rambut Dello itu jangan di permasalahkan."
"Emang kenapa? Bukankah itu salah karena tidak minta izin kita dulu." Jawab Kay seolah berbeda pendapat dengan Dello.
"Aku gak mau liat adik-adikku jauh lagi dari Ayah mereka."
Jawaban Dello membuat Kay terdiam.
"Refan dan Quen baru saja bisa bertemu dan dekat dengan Ayah Jowan, aku gak mau lihat mereka bersedih karena harus berjauhan lagi dengan Ayah Bunda." Lanjut Dello menjelaskan.
Kay mengangguk dengan air mata yang jatuh mendengar penuturan Dello.
***
Sedangkan di luar ruangan Jowanes tampak gelisah mondar-mandir sedari tadi.
"Ayah Quen pusing liat ayah mondar-mandir terus." Cemberut Quen.
"Maaf my Quen, Ayah sedang cemas." Jawab Jowan.
Quen mengangguk mengerti.
"Kak." Itu suara Jordan yang memanggil Jowanes.
Jowan menatap kesal ke arah Jordan.
"Apa?" Ketus Jowanes.
"Kenapa kau marah padaku?" Tanya Jordan karena Jowan membentaknya.
"Bagaimana aku tak marah. Kau datang-datang mengacaukan segalanya, kenapa tak beri tahu aku dulu tentang hasil tes itu." Ucap Jowanes.
"Maaf. Tapi kami tidak bisa menunda lagi, belasan tahun anak kami hilang kak." Kata Jordan.
"Ck." Decak Jowanes.
"Bagaimana aku yang terpisah dengan anak-anakku, dan bagaimana dengan Kay yang membesarkan ketiga anak tanpa aku disisinya." Ucap Jowanes membuat Jordan tak.bisa berkata apa-apa.
"Jangan selalu memikirkan penderitaan kalian sendiri, bagaimana penderitaan yang kalian berikan pada kami terutama Kay." Lanjut Jowanes.
"Maaf kak." Kata Jordan. Sedangkan.Farah hanya diam saja memikirkan apa yang di bicarakan Kayla dan Dello di dalam.
"Baru saja aku bisa mendekatinya. Kau datang mengacaukan lagi." Ucap Jowan dan meninggalkan Jordan menghampiri Refan dan Quen yang tak jauh dari mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TRIPLETS
RomanceKalian anak Bunda, bukan anak haram. Biarlah mereka berkata apa, yang penting kalian bagi ku bagai bongkahan berlian bahkan lebih spesial dari itu. Follow ya gays... CERITA BARU MASIH SEPUTAR BABY...