Bab 34

254K 14.6K 280
                                    

"Dulu kita menikah tanpa cinta.
Jujur aku sangat keberatan saat Papa meminta untuk menikahi mu, yang tak lain adalah mantan pacar dari adikku Jordan." ucap Jowanes.

Kini Jowanes dan Kayla berada di sebuah cafe di dekat rumah sakit dimana Sita di rawat. Jowanes sengaja menyewa ruang privat supaya mereka nyaman membicarakan masalah mereka.

"Aku juga sempat bimbang antara menuruti keinginan Papa untuk menikahimu atau keinginan Mama yang tidak menyukaimu kala itu." Lanjut Jowanes.

Kayla hanya diam dan mendengarkan ucapan Jowanes.

"Dan saat itu menikahimu adalah pilihanku." Lanjut Jowanes.

"Tapi juga meninggalkan ku." Kata Kayla sinis.

Jowanes memandang sendu pada Kayla.

"Ya kau benar. Dan meninggalkan mu adalah satu-satunya penyesalan selama hidupku."

"Pas dua bulan berjalannya pernikahan kita. Dengan mengalahkan semua ego yang ada, siang itu aku ingin sekali cepat pulang ingin mengatakan kalau aku telah jatuh cinta padamu, pada istriku." Lanjut Jowanes membuat jantung Kayla berdegub kencang.

Kayla memandang Jowanes seolah tidak percaya yang di ucapkan mantan suaminya itu.

"Aku tahu kau tidak percaya, tapi aku akan  tetap melanjutkan cerita ini." Kata Jowanes.

"Saat aku sampai di rumah dengan membawa bunga yang sebelumnya ku beli, tetapi yang ku temukan malah kau pingsan di lantai kamar kita kala itu. Aku sangat panik saat itu, walu panik tapi aku masih ingat untuk menelvon Dokter."

"Lalu?" Tanya Kayla.

"Fakta yang membuatku terkejut, dokter bilang kau hamil. Aku merasa hancur, karena menduga kau mengkhianati rumah tangga kita."

"Aku merasa tidak pernah menyentuhmu. Walau aku salah, tapi kala itu aku merasa benar. Apalagi mendengar kesaksian Jordan saat kau membela diri."

Kayla terisak, rasanya kay kembali ke masa lalu menyakitkan itu.

"Maaf karena aku menyentuhmu saat dalam keadaan mabuk. Dan dengan tak tau malu nya aku malah menuduhmu berkhianat." Lanjut Jowanes.

Kayla hanya menganggukan kepalanya menahan isakan agar tak keluar lagi.

"Selama 17tahun aku habiskan untuk bekerja, itu semata-mata ingin menghapus sosok dirimu di dalam hati dan fikiran ini.
Sampai-sampai timbul gosiip miring  yang menyatakan bahwa seorang Jowanes Ivander adalah Gay, sangking aku tidak pernah kelihatan berjalan dengan wanita." Lanjut Jowanes.

"Lalu siapa wanita yang selalu bergelayut manja dengan mu di rumah sakit?" Tanya Kayla yang sudah mulai tenang.

Jowanes tersenyum smirk.
"Kau cemburu?" Goda Jowanes.

"Ti tidak." Jawab Kay salah tingkah membuat Jowanes terkekeh.

"Dia adalah Laura."

"Aku tidak tanya nama nya. Tapi apakah dia istri barumu?" Tanya Kay ragu.

Huaahaha.

Jowanes terbahak mendengar pertanyaan Kayla.

"Jika dia istriku, Mama tidak mungkin memintamu jadi istriku lagi." Kata Jowanes semakin membuat Kay salah tingkah.

"La.  Lalu?" Tanya Kayla lagi tergagap.

"Hem." Jowanes berdehem menghilangkan tawanya.

"Dia adalah Laura calon istriku." Kata Jowanes membuat Kay berubah sendu.

"Tapi itu dulu, sebelum kita bertemu di rumah sakit saat Quen kecelakaan." Lanjut Jowanes membuat Kayla menatapnya.

"Maksudnya?" Tanya Kayla tak mengerti.

"Mama menjodohkanku dengan Laura. Kami datang ke Indonesia adalah untuk melamar Laura padahal aku baru kenal dengan nya baru seminggu.
   Sewaktu kita bertemu kembali di rumah sakit, aku langsung membatalkan perjodohan itu."
Jelas Jowanes membuat Kay bernafas lega.

Hening beberapa saat.

"Kay." Panggil Jowan mendekati Kayla dan duduk di sebelah Kayla dengan posisi saling berhadapan.

"HMmm." Jawab Kay.

"Dosa ku padamu tidak bisa terhapuskan. Sama seperti cinta ini yang tak hilang dimakan waktu."

Deg

Jantung Kay berdebar mendengar ucapan Jowan.

"Izinkan aku menebus semua kesalahan ku padamu. Cukup 17 tahun ini Kay. Dan aku tidak mau kehilangan cintaku lagi, aku ingin menunjukan cinta yang belum sempat kau rasakan dariku."  

"Kay." Panggil Jowanes lagi yang melihat Kay hanya diam.

"Ya." Jawab Kay pelan.

Jowanes menggenggam tangan Kay.

"Will you merry me again?"

Kay menegang. Tak tahu harus menjawab apa.

"Aku mencintaimu."
"Please merry me again?" Tanya Jowanes lagi.

Kayla memghirup nafas dalam lalu menghembuskannya.

"Yess. I will." Jawab Kay sambil menggigit bibirnya sendiri sang
king groginya.

Mata Jowanes membelalak tak menyangka Kay menerima lamarannya.

"Bisa kau ulangi lagi sweety?" Pinta Jowanes saking tak percaya.

Kayla malah menjawab.
"I love you."

Jowanes terkekeh dan langsung membawa Kayla kedalam dekapannya.

"I love you more." Balas Jowanes sambil mencium puncak kepala Kay berkali-kali.

Suasana hening kala mereka menikmati pelukan kerinduan itu.

Tiba-tiba_

"Apa tidak ada yang namanya cincin dalam lamaran ini?" Tanya Kay yang masih dalam pelukan Jowanes.

Jowanes terkekeh.
"Pertanyaan mu mengacaukan suasana saja sweety.
Aku tidak sempat membelinya, cincinnya memyusul nanti saja ya. Yang penting kau sekarang milikku." Ucap Jowanes mempererat pelukannya pada Kayla.

"Kau memang tidak bisa romantis." Dengus Kay.

"Nah. Itu kau tau sayang." Balas Jowanes.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang