Bab 28

280K 15.9K 152
                                    

Bagi Yang Kemaren Tanya Kenapa Part Yang Aku Post Kemaren Pendek.

JAWABANNYA.
KARENA AKU GAK PUNYA IDE LAGI, TAPI AKU KEPENGAN UPDATE.

JADI MAAF YA YANG KEMAREN MENGECEWAKAN.
SEBAGAI GANTINYA PART INI AKU UPDATE, WALAU GAK PANJANG JUGA. ANGGAP AJA INI SAMBUNGAN PART YANG KEMAREN.

Hari ini Kayla sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter yang merawatnya. Bu Ira sedang mengemas barang-barang Kay yang akan di bawa pulang.

Ceklek.

Jowanes masuk keruangan rawat Kay.

"Sudah siap semuanya?" Tanya Jowan.

"Sudah Tuan." Jawab Bu Ira.

Sedangkan Kay hanya diam saja.

"Ayo sweety." Kata Jowan sambil bersiap ingin menggendong Kayla.

"Eh eh apaan nih?" Ucap Kayla menepis tangan Jowanes yang akan mengangkatnya.

"Menggendong kamu lah." Ucap Jowanes.

"Aku tidak lumpuh, kaki ku masih baik-baik saja." Kata Kay tak terima.

"Ck. Kau ini susah sekali di ajak romantis." Dumel Jowanes.

Kayla memutar bola matanya malas, sedangkan Buk Ira sudah terkikik melihat kelakuan mantan Majikannya itu. "Beda sekali dengan Tuan yang dulu." Ucap Bu Ira pelan.

"Ya sudah kalau tidak mau di gendong kau jalan saja. Awas saja jika kau capek nanti aku tak mau lagi menggendong mu." Kata Jowanes memggoda Kayla.

"Tidak akan terjadi." Balas Kay.

Setelah menempuh setengah jam.perjalanan, akhirnya Kay bisa bernafas lega karena bisa melihat dan masuk lagi ke dalam rumahnya tercinta.

"Triplets kemana buk?" Tanya Kay yang melihat rumah dalam keadaan sepi.

"Kan sekarang hari Senin, mereka sekolah lah." Sela Jowan sebelum buk Ira menjawab.

"Perasaan tadi aku bertanya pada buk Ira deh, kenapa kakak yang menjawab. Atau kakak sudah ganti nama." Sinis Kayla.

"Aku t_____." Belum sempat Jowan menjawab Kayla ponselnya berbunyi.

Drrt....drrt...

"Hallo."

"_____."

"Apaa." Teriak Jowan.
"Baiklah. Aku akan kesana."

"_____."

Tutt Tut.

Setelah menutup ponsel Jowan mengusap wajahnya kasar. Seperti sedang memikirkan sesuatu Jowanes memijit pangkal hidungnya.

Kayla yang melihat ekspresi Jowan sehabis menerima telfon jadi penasaran.

"Ada apa kak?" Tanya Kay memegang pundak Jowan yang membelakanginya.

Jowan membalikan badan menghadap kay.

"Aku akan kembali siang ini ke Jerman." Kata Jowan.

Entah kenapa Kayla merasakan ada kekecewaan di dalam hatinya mendengar Jowan akan pulang ke Jerman.

"Apa terjadi sesuatu."

Jowan mengangguk.

"Aku tidak sempat pamit ke anak-anak. Tolong sampaikan maafku pada mereka." Kaya Jowanes.

Kay menganggukan kepalanya.

"Saya Pamit Buk." Ucap Jowan melirik bu Ira.

"Hati-hati Tuan."kata Bu Ira.

Jowanes beralih pada Kayla.
"Jaga dirimu dan anak-anak kita selama aku tidak di sini." Ucap Jowanes pada Kayla.

Cup

Jowanes mengecup puncak kepala Kayla dan pergi meninggalkan rumah itu.

Tidak seperti biasanya, Kayla tak meneriakki Jowan lagi setelah mengecupnya. Karena ada rasa kehilangan yang kini tengah di rasakan Kay.

Di Sekolah.

Dello sedang memperhatikan Refan di sebelahnya yang sedari tadi di ganggu Gea.

"Refan wajah lo kok kayak bule-bule gitu?" Tanya Gea.

Refan tak mau menjawab, pasalnya sedari tadi ada-ada aja yang akan di tanyakan Gea padanya.

"Kalian kembar ya?" Tanya Gea lagi melirik Dello.

"Menurut lo?" Balas Dello.

"Menurut gue gak. Emang sih mirip, tapi gak seperti kembaran di luaran sana. Kalian cuma mirip 50%." Kata Gea.

"Tapi gue dengar orang-orang bilang lo kembar. Makanya gue tanya?" Lanjut Gea.

"Kita kembar atau gak, itu bukan urusan kamu." Sela Refan.

"Ck. Lo itu pendiam, sekalinya ngomong nyakitin." Kata Gea tak terima.

Refan hanya mengangkat bahu acuh.

"Kenapa lo gangguin adik gue terus sih. Emang gak ada yang lain gitu yang bisa lo gangguin?" Sela Dello melihat Refan yang sudah bosan dengan tingkah Gea.

"Ada. Tapi yang ganteng cuma Refan." Balas Gea acuh.

"Maksud lo gue jelek?" Tanya balik Dello tak terima.

"Eh kok lo yang jadi sewot sih Atau lo berharap gue godain ya."Ucap Gea.

"Astaghfirullah. Lo benar Fan, dia itu menyebalkan." Kata Dello ke Refan yang tak terima tuduhan Gea.

Refan tetkekeh mendengar Dello yang frustasi menghadapi Gea.

Kekehan Refan membuat Gea terpana, baru kali ini dia melihat manusia es ketawa. Refan yang sadar Gea memperhatikannya, langsung berhenti ketawa.

"Saya kelepasan." Batin Refan.

Sekedar info, Refan itu memiliki sifat seperti Jowanes. Dingin di luar, tapi hangat ketika bersama orang terdekatnya.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang