Bab 30

260K 13.6K 99
                                    

"Bagaimana keadaan Mama saya Dok?"

"Nyonya Sita telah melewatkan masa kritisnya, mungkin beberapa jam lagi dia akan siuman." Jelas Dokter.

Jowanes menghembuskan nafas nya lega.

Tak lama terlihat Sita membuka mata.

Jowanes menghampiri ibunya dan menggenggam tangannya.

"Ma."

"Air." Lirih Sita.

Jowanses mengambil air dan membantu ibunya untuk minum.

"Mama butuh apalagi?"

"Kay...Kayla." Ucap Sita sedikit kurang jelas.

"Kenapa dengan Kayla?" Heran Jowan.

"Mama ingin bertemu Kay Jowan." Pinta Sita.

"Kay tidak ada di sini Ma".

"Pertemukan mama dengan Kay." Ucap nya kurang jelas lagi.

Jowanes memencet tombol yang ada di dinding.

Ceklek.

"Mama ingin melihatmu menikah." Ucap Sita ibu dari Jowanes tiba-tiba membuat Jowanes terkejut.

Jowanes memijat pangkal hidungnya.

"Ma. Aku tidak ingin ada perjodohan bodoh lagi ma." Kata Jowan frustasi. Mama nya baru siuman malah menyuruhnya menikah.

Sita menggelengkan kepalanya.

"Kayla. Bukan perjodohan. Rujuklah kembali, agar anak-anak mu bisa merasakan keluarga yang lengkap."

"Mama tau sendiri aku masih usaha mendekati Kayla. Tidak semudah itu Ma." Frustasi Jowan.

"Anggap saja ini keinginan terkhir Mama." Katanya lirih.

"Stop membicarakan keinginan terakhir lagi." Marah Jowan.

"Pertemukan Mama dengannya." Ucap Sita memegang dadanya seperti menahan sakit.

Cklek.

Dokter menghampiri Sita dan memeriksa keadaan Mama Jowanes.

"Bisa kita bicara di ruangan saya Pak?" Kata Dokter.

Jowanes mengangguk dan mengikuti Dokter keluar dari ruangan itu.

Sesampai di ruangan Dokter.
"Apa ada yang serius dengan Mama saya Dok?"

"Tulang rusuk Nyonya Sita yang patah membuatnya merasakan sakit setiap menghirup udara." Jelas Dokter.

"Apa ada cara untuk menyembuhkannya?"

"Sebenarnya bisa saja melakukan operasi. Tapi mengingat usia Nyonya Sita yang tidak muda lagi sepertinya akan membutuhkan waktu sangat lama untuk kembali seperti semula. Itu juga kalau operasinya berhasil." Jelas sang Dokter lagi.

"Lalu apa yang harus saya lakukan?" Tanya Jowanes dengan lirih.

"Kita hanya bisa berdoa agar Nyonya Sita bisa nertahan sampai kita melakukan operasi."

"Kapan operasi akan di lakukan?"

"Seminggu lagi, karena cidera di kepalanya juga cukup parah kita tidak bisa mengambi resiko melakukan operasi tergesa-gesa takutnya terjadi pendarahan nantinya."

****

"Lagi lagi Aaaaak." Ucap Gea yang memaksa menyuapkan Refan nasi goreng buatannya.

Refan sebenarnya ingin kabur, tapi Gea terus menghalanginya dengan membawa antek-anteknya mengelilingi Refan.

"Saya sudah kenyang." Tolak Refan melari-larikan kepalanya saat Gea ingin menyuapinya lagi.

"Kalau gak habis gue suruh nih mereka nyiumin lo satu-satu." Ancam Gea.

Refan yang melihat antek-antek Gea menelan ludah geli. Pasalnya mereka adalah cabe sekolah ini, cewek menor agresif semua.

Dengan pasrah Refan membuka mulutnya saat Gea menyuapinya lagi.

"Good boy." Ucap Gea mengelus kepala Refan sambil mengacak rambutnya membuat Refan jengkel menepis tangan Gea.

"Jangan sentuh saya." Bentak Dingin Refan karena dia paling tidak suka di sentuh sembarangan.

"Udah kayak anak perawan aja ya si Refan, gak mau di sentuh sembarangan. Hihihi"( Author garing).

Refan berdiri meninggalkan Gea yang terbengong, para cabe yang tadi menghalangi Refan jadi takut melihat tatapan dingin itu dan menyingkir dengan sendirinya.

Dello yang sedari tadi cuma memperhatikan mereka di meja sebelah angkat bicara.

"Jangan coba sentuh dia, apalagi ngacak rambutnya jika lo belum dekat dan menjadi spesial buat dia." Peringati Dello pada Gea.

"Gue aja yang gadis perawan kalau di elus kepala kayak gitu senang." Batin Gea.

Kayla
***

Drrtt..

Ponsel Kay bergetar. Ada no luar negeri tak di kenal.

"Hallo."

"______."

"Kakak kemana aja kok gak ada kabar, triplets pada nanyain."

"______."

"Bukan aku. Triplets." Kesal Kay.

"_____"

"Memangnya ada apa?"

"_____."

"Astaghfirullah." Kay menutup mulutnya seperti sedang terkejut."

"_______."

"Tapi ak__."

"_____."

"Huft. Baiklah nanti sepulang anak-anak sekolah aku bicara sama mereka."

"________."

Tut.   Tut..

Setelah mendapat telvon dari Jowanes Kayla beranjak keluar boutiquenya bermaksud pulang menunggu Triplets pulang sekolah di rumah saja.

****
Di rumah.

"Asalamualaiku Bunda." Quen baru pulang.

"Walaikumsalam sayang."

Quen dudk di sebelah Kay.
"Tukar baju dulu gih. Ada yang mau bunda bicarakan."

"Apa?" Tanya Quen.

"Tukar baju dulu sana, sambil menunggu Dello sama Refan." Putus Kay.

BABY TRIPLETS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang