Saat mereka masih melongo atas kedatangan Jowan.
"Ayah huaaaa....hiks..hiks."
Jowan gelagaban ketika putrinya menangis,
"Jangan nangis sayang, kan katanya my Quen nya ayah udah besar."bujuk Jowan.
Dello dan Refan memutar bola mata malas melihat tingkah Quen. Pasalnya mereka tau pasti Quen hanya ekting, Quen seperti itu hanya menakut-nakuti si ibuk menor dan anaknya yang kurang ajar karna telah membuat anak seorang Jowanes menangis.
Benar saja si ibuk menor keliatan pucat.
Bagaimana tidak pucat, orang suaminya karyawan di perusahaan Ivander company.
"Maafkan saya, saya tidak tau kalau mereka anak anda."ucap si ibuk sedikit gemetaran.
Jowan mengalihkan pandangannya pada si ibuk menor dengan tajam.
"Atas dasar apa anda mengatai anak saya sebagai anak haram."ucap Jowan dingin penuh intiminasi.
Si ibuk hanya menunduk. Anak kurang ajar nya yang melihat mamanya yang juga kurang ajar itu terdiam juga tidak menjawab. Karna takut salah bertindak walau dia tidak tahu siapa itu Jowan.
"Jika ini terulang lagi, maka jangan salahkan saya atas bagaimana kehidupan keluarga anda di masa depan." Ucap Jowan dingin dengan tatapan penuh intiminasi.
Ancaman Jowan juga membuat Quen. Dello dan Refan sedikit ngeri. Dan berfikir, seperti apa ayahnya sehingga membuat si ibuk menor ketakutan.
Jowan melirik ke yang punya kantin yang sedang memperhatikan warung nya dengan lesu.
Jowan mengeluarkan dompet dan memberi uang seratusan tanpa di hitung dan cukup tebal.
"Ganti rugi warung anda."
Lalu berlalu meninggalkan kantin bersama Triplets.
Baru sedikit beranjak dari kantin rumah sakit Quen langsung berhenti menangis seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
Jowanes di buat bingung, kemana tangisan anak nya yang tadi.
"Ayah heran ya liat Quen."celetuk Revan
Jowan mengangguk bingung membuat Quen terkekeh.
"Palingan cuma ekting." Sela Dello
"Ekting."beo Jowan.
"Ck, jangan ngeledek deh."ucap Quen kesal mendengar ucapan abang-abangnya.
"Maksud kalian kamu pura-pura nangis Quen?" Tanya Jowan
Quen nyengir memperlihat kan deretan giginya dengan polos.
Jowan mengelengkan kepalanya, ajaib sekali putrinya.
"Di DO dari sekolah aja udah 3 kali karna nonjok anak laki-laki. Masa sama ibuk-ibuk menor aja nangis."celetuk Refan.
"Di DO? Nonjok anak Laki-laki?" Ucap Jowan kaget.
"Ck ayah jangan percaya. Quen berbuat kayak gitu kan ada alasannya."Quen membela diri.
Ternyata putrinya tak semanis penampilan luarnya."batin Jowan.
"Kenapa sikapmu kayak laki sih sayang. Kayak bunda aja jadi wanita anggun." Kata Jowan sambil mengelus rambut Quen sambil mendorong kursi rodanya.
"Betul tuh."celetuk Dello dan Refan serentak membuat Quen cemberut.
Mereka terkekeh melihat Quen yang ngambek.
****
Di lain tempat, berbeda dengan Jowan yang lagi melakukan pendekatan pada Triplets.
Dion pulang dengan wajah masam.
"Kenapa tuh muka?" Tanya mama Dion.
"Cinta belum di balas udah datang saingan lagi."kata Dion pada mamanya.
"Siapa?Tanya mama nya bingung.
"Mantan suami Kayla."jawab Dion
"Kan cuma mantan. Kamu masa depannya." Ucap mama Dion menyenangkan hati anaknya
Dion hanya diam tak merespon.
"Bagaiman keadaan Kay?"
"Masih koma, belum ada perubahan."jawab dion
"Dekatin anak nya dulu, kalau ibunya belum bisa di dekatin."saran mamanya
"Bagaimana mau dekat, kalau dia nempel terus sama ayahnya." Lesu dion.
"Optimis dong. Pandai-pandai mencari kesempatan"kata mama nya menyemangati
"Kurang optimis apa aku selama berapa tahun belakangan ini ma." Kata Dion.
"Ck." Mama dion berdecak
"Mana Dion yang selalu semangat dan optimis."ledek mama nya.
"Mama gak tau aja siapa lawan Dion."ucapa Dion
"Siapa?" Mama nya penasaran.
"Jowanes Ivander."ucap Dion
Mama nya terdiam mendengar nama itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BABY TRIPLETS
RomanceKalian anak Bunda, bukan anak haram. Biarlah mereka berkata apa, yang penting kalian bagi ku bagai bongkahan berlian bahkan lebih spesial dari itu. Follow ya gays... CERITA BARU MASIH SEPUTAR BABY...