Prolog

18.8K 827 99
                                    

"Kak Noel!" teriak Freya kencang membuat beberapa orang yang berada di parkiran langsung menatap Freya dengan tatapan aneh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Noel!" teriak Freya kencang membuat beberapa orang yang berada di parkiran langsung menatap Freya dengan tatapan aneh.

Orang yang dipanggil hanya mengembuskan napas kasar lalu melangkah pergi.

"Pacar Frey kok kabur sih?!" Freya menghentakkan kakinya ke tanah, membuat orang-orang tertawa karena tingkahnya.

Freya memang selalu seperti itu dan mereka para murid di SMA Pelita sudah tahu tabiat Freya yang berani.

Dia terus saja mengejar-ngejar Noel, seorang cowok tampan dengan rahang yang tegas, hidung mancung, bibir tipis dan mata hitam legam itu membuat Frey selalu ingin menatap lama wajahnya. Apalagi Noel memang berpostur tinggi, membuat Frey selalu ingin memeluknya dari belakang, jelas saja karena Noel memang sering berolahraga sehingga bisa menjaga bentuk tubuhnya.

Kata-kata itulah yang selalu Freya katakan pada sahabatnya tentang Noel.

Noel hanya cowok biasa, bukan ketua OSIS, bukan Bad Boy, bukan Nerd, bukan Most Wanted.

Freya kembali berlari menghampiri Noel yang tengah berjalan dengan langkah yang panjang dan cepat.

Kaki kak Noel kepanjangan apa kaki Frey yang pendek sih?! Batin Freya.

"Kak Noel, tunggu!"

Noel masih tetap berjalan tidak mempedulikan Freya yang tengah berlari.

Freya sudah ngos-ngosan mengejar Noel tapi dia harus semangat.

"Kak Noel!" teriak Freya.

Noel jengah, di setiap harinya dia selalu di teror oleh kedatangan Freya.

Seorang gadis yang ... cantik, gila, barbar, tidak tahu malu dan polos.

"Kak No--"

Buk!

Frey jatuh tersungkur di lantai.

Noel langsung menoleh, dilihatnya Freya jatuh dengan posisi tengkurap sambil mengerucutkan bibir ranumnya.

"Hwaaa ... kak Noel ...," rengek Freya masih dengan posisi tengkurap berharap Noel membantunya untuk bangun.

Noel hanya diam menatap Freya.

"Bangunin kek, jadi pacar yang so sweet dong," cibir Freya. Dia terus menjulurkan tangannya pada Noel.

"Gue bukan pacar lo, Frey."

Freya masih tetap tersenyum. "Yaudah, terus kapan kakak bakal nyatain cinta sama Frey?" tanya Frey polos.

Noel hanya diam. Noel sangat tidak paham bagaimana kinerja otak Freya. Apakah dia tidak malu mengatakan hal seperti itu pada lelaki?

Frey sangat blak-blakan sekali tentang perasaannya pada Noel. Bukankah wanita lebih senang bermain kode daripada frontal?

Ah belum lagi Frey selalu membuntuti Noel. Itu membuat Noel risih.

"Lo sakit, Frey," ucap Noel dingin sembari memiringkan jari telunjuk di keningnya lalu kembali berjalan di koridor meninggalkan Frey sendirian.

Freya tersenyum miris. Dia berusaha untuk bangun itu pun dengan susah payah karena rasa sakit di kepalanya kembali datang.

Frey menatap nanar kepergian Noel, tapi Frey harus tetap semangat, Frey harus mendapatkan cinta dari Noel.

"Frey emang sakit, Frey cewek penyakitan," lirih Freya.

Freya lalu merogoh saku seragamnya, mengambil tissu dan menyumbat darah yang keluar dari hidungnya.

"Semangat belajarnya, ganteng!" teriak Freya dengan semangat sambil memberikan kecupan jauh pada Noel.

Noel kembali memakai tudung hoodie-nya tanpa mengetahui keadaan Freya yang tengah mimisan.

Hope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang