"Frey!" teriak Citra.
Dia segera bangkit dari duduknya begitu dia melihat Freya dengan mata yang sembab serta hidung lancipnya yang memerah. Belum lagi ada Arlan berdiri di samping Freya dengan sedikit memar di sudut bibirnya.
Ada apa ini?
"Kalian kenapa?!"
"Tadi--"
"Frey gak apa-apa kok, Cit." Freya mencoba tersenyum di tengah suasana hati yang tidak baik.
Jelas lah, siapa yang takkan sakit mendengar makian Noel barusan? Apalagi Noel membentak di depan teman-temannya.
Sudah Freya duga, kenapa sebelumnya Noel bisa baik sekali, belum lagi isi chat-nya semalam benar-benar bukan seperti Noel yang Freya kenal.
Ternyata chat semalam adalah ulah Raka.
"Jawab pertanyaan gue. Lo kenapa, Freya?!"
"Gak apa-apa kok."
"Siapa yang berani jahatin lo? Biar gue samperin!" teriakan Citra membuat seisi kelas menoleh padanya.
Ya mereka tidak merasa aneh sih dengan sikap Citra yang galak apalagi jika menyangkut dengan sahabatnya, Freya.
"Gak usah, Cit. Udah gue beresin kok. Lo sama Freya tinggal nunggu dia dateng kesini buat minta maaf aja," balas Arlan sambil memegang sudut bibirnya.
"Ya emang dia siapa sih?!" tanya Citra terus-menerus. Dia benar-benar penasaran dan marah secara bersamaan.
Siapa sebenarnya yang tega membuat sahabatnya ini menangis seperti ini?
Freya hanya diam tidak mau menjawab. Entahlah dia merasa hancur, tidak berselera apapun. Kalau bisa dia hanya ingin diam sambil menangis saja.
"Nanti lo juga tau," kata Arlan lalu dia menoleh ke samping menatap Freya. "Jangan takut, jangan dengerin semua omongannya. Lo masih punya gue."
Freya hanya mengangguk sebagai jawaban sementara Citra hanya mengernyit kebingungan.
"Kasih Freya minum, Cit. Gue mau ke UKS dulu," titah Arlan lalu dia pergi.
Freya akhirnya duduk di samping Citra. Menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Dia hanya menatap meja dengan pandangan kosong.
"Minum dulu, Frey." Citra lalu menyodorkan sebotol air mineral untuk Freya dan Freya menyambutnya.
Setelah terdiam beberapa saat, Citra memberanikan diri untuk bertanya. Dia memegang bahu Freya pelan.
"Frey, lo kenapa? Jangan bikin gue khawatir dong," kata Citra lembut tidak berapi-api seperti tadi.
Freya hanya diam tidak mau menjawab, dia terus menatap botol mineral yang di simpan di meja.
"Siapa yang jahatin lo?"
Freya kembali diam sementara Citra hanya menghembuskan napas kasar. Kalau begini caranya bisa mati penasaran dia nanti.
"Pasti si Noel itu 'kan?"
Freya langsung menoleh ke samping menatap Citra dengan cepat dan segera menggelengkan kepalanya.
"Udah gue duga." Citra tersenyum kecut. "Kali ini apa yang dia lakuin sama lo, sampe lo nangis kayak gini?"
Freya kembali diam. Mengingatnya saja membuat hatinya kembali sakit.
Apa omongan Noel benar?
Apa murid di sekolah ini selalu membicarakan hal buruk tentangnya?"Lo itu cewek aneh!"
"Lo gak punya malu dan gak punya harga diri!"
Mengingat ucapan itu membuat Freya kembali menangis. Dia merunduk sambil meremas roknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ✔
Teen Fiction"Freya itu cantik, aneh, gak tau malu, polos, semua tingkah bobrok ada di dia semua dan yang lebih parahnya lagi, dia selalu ngintilin gue. Gimana gue gak risih coba? Tapi setelah gue kenal dia lebih dalam ternyata itu semua hanya topeng. Dia yang s...