Arlan berlari menuju UKS dengan cepat. Dia yang tadinya akan menuju perpustakaan langsung mengurungkan niatnya.
Keadaan Freya lebih penting di banding dia yang di suruh pak Ramlan untuk mengambil buku paket.
Sebentar lagi Arlan akan sampai ke UKS tapi dari kejauhan dia melihat Noel yang tengah berdiri, menyandarkan punggungnya ke tembok sambil meremas rambutnya Frustasi.
Arlan semakin geram, ini semua pasti gara-gara Noel sialan itu.
Begitu jarak mereka semakin dekat, mereka saling memandang sinis satu sama lain sampai Arlan yang memutuskannya lalu masuk ke dalam ruangan.
"Sialan!" geram Noel sambil menendang tong sampah di depannya.
Dia benar-benar emosi, takut dan khawatir secara bersamaan.
Kenapa juga Citra harus melarangnya menggendong Freya dan membawanya ke UKS? Ini membuat Noel semakin merasa bersalah saja.
Kini dia hanya mengharapkan informasi dari Raka dan Aldo yang masih berada di dalam. Bahkan keberadaan Arlan saja membuatnya semakin geram.
Arlan itu meninggalkan kesan buruk bagi Noel karena pertemuan pertama mereka adalah saat saling adu jotos di kelas Noel. Dia datang karena Freya dan kini Arlan juga datang ke UKS karena Freya.
Noel jadi berpikir, kenapa Arlan selalu saja berada di sekitar Freya?
Dari dalam UKS, Freya masih terbaring tidak sadarkan diri sementara Citra duduk di samping brankar, menggenggam tangan Freya erat.
Aldo dan Raka juga berdiri di samping Citra, tengah menatap Freya dengan khawatir.
"Citra," panggil Arlan pelan.
Citra, Raka dan Aldo langsung menoleh ke sumber suara. Di lihatnya Arlan sedang melangkah mendekati brankar dengan tatapan sendu, terlihat sekali raut khawatir di wajahnya.
"Ar," lirih Citra.
Arlan lalu melangkah maju, berdiri di samping brankar Freya.
Dilihatnya Freya dengan nanar, wajah gadis mungil yang selalu cerita itu kini terlihat pucat tanpa rona di wajahnya.
"Freya kenapa?" gumam Arlan, bola mata hitam itu masih menatap Freya.
"Ceritanya panjang, Ar," lirih Citra.
Jujur Arlan hanya tahu bahwa Freya tengah tidak sadarkan diri dan langsung di bawa ke UKS saja tanpa tahu penyebabnya tapi begitu dia melihat Noel dan kedua temannya ini Arlan mulai menduga kalau penyebab Freya pingsan adalah gara-gara Noel.
Arlan mendongak menatap Aldo dan Raka sinis. "Apa gara-gara Noel sialan itu?"
Raka langsung menatap Arlan dengan geram. Matanya membelalak kaget karena ucapan Arlan barusan. Enak saja sahabatnya di maki seperti itu.
"Lo bocah gak tau apa-apa mending diem aja!" bentak Raka.
"Diem sat! Kalian gak liat keadaan Freya yang lagi pingsan kayak gini?!" balas Aldo.
Oke mungkin Arlan juga emosi tapi tidak sepantasnya juga dia memaki Noel seperti itu.
Noel juga sudah berusaha menolong Freya hanya saja Citra yang bersikeras menolak niat baik Noel.
Arlan dan Raka kembali terdiam, tak lama datang bu Hani, petugas UKS.
"Kalian gak mau masuk kelas? Bentar lagi mau bel lho. Biar ibu aja yang jagain Freya di sini."
Citra melirik jam di pergelangan tangannya, sisa waktu istirahat tersisa 5 menit lagi.
"Ar, tolong ijinin gue dong pas pelajaran pak Ramlan. Gue mau nunggu Freya di sini," pinta Citra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ✔
Teen Fiction"Freya itu cantik, aneh, gak tau malu, polos, semua tingkah bobrok ada di dia semua dan yang lebih parahnya lagi, dia selalu ngintilin gue. Gimana gue gak risih coba? Tapi setelah gue kenal dia lebih dalam ternyata itu semua hanya topeng. Dia yang s...