Don't cry, Freya (3)

5.4K 442 41
                                    

Freya berlari menuju kelas Noel, rambutnya yang dibiarkan terurai bergerak seiring laju larinya.

Dia pikir, Noel akan ada di dalam kelas tapi ternyata perkiraan itu salah. Beni bilang, Noel sedang berada di lapangan basket.

Tanpa menunggu lama, dia kembali berlari menuju lapangan basket. Dia mengusap keringat di kening dengan punggung tangannya.

Lemas sekali rasanya di tambah cuaca yang panas.

Freya berhenti, dia membungkukan tubuhnya. Dia menumpukan kedua telapak tangan pada lututnya.

Iya, jarak dari kelas Noel menuju lapangan basket memang cukup jauh.

Kini Freya sudah sampai di lapangan basket. Akhirnya dia menemukan sosok Noel sedang men-drible bola basket sendirian.

Tanpa menunggu lama, Freya segera menghampiri Noel.

"Kak Noel," panggil Freya.

Noel menolehkan pandangan. Jujur dia memang sempat terkejut kala melihat Freya tengah berdiri di pinggir lapangan basket. Padahal tadi pagi mereka berdebat sampai beradu fisik dengan Arlan.

Noel segera menguasai mimik wajahnya agar tidak ketahuan. Dia berdehem lalu melempar bola basketnya ke ring.

"Apa?"

Kini giliran Freya untuk diam. Kenapa tiba-tiba blank? Entahlah, dia merasa takut dan gugup secara bersamaan.
Dia sampai meremas rok seragamnya.

"Apa?" tanya Noel sekali lagi.

"Freya ...  Freya mau ngomong sesuatu."

Noel mengernyitkan dahinya bingung.  Sebenarnya apa yang akan di katakan oleh Freya?

"Freya mau minta maaf," gumam Freya.

Cowok tinggi di depan Freya ini hanya diam, menunggu ucapan Freya berikutnya.

"Maaf buat kejadian tadi pagi, Freya gak tau kalau Arlan bakal dateng ke kelas sambil marah-marah terus mukul kakak."

Noel tak hentinya di buat terkejut. Kenapa malah Freya yang meminta maaf?

Oke mungkin ini juga salah Noel karena membentak dan berbicara kasar padanya tapi ucapan murid-murid di sini tentang Freya itu memang benar.

Jadi ini bukan salah Noel sepenuhnya, kan?

Noel hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kakak gak apa-apa? Lukanya udah di obatin?"

Noel kembali mengangguk.

Freya menampilkan senyum kecilnya. "Bagus kalo gitu."

Semenjak Freya mengatakan itu, hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka.

Mereka sibuk pada pikiran masing. Suasana ini benar-benar awkward.
Freya terus merunduk menatap sepatunya, dia juga bingung harus mengatakan apalagi.

Sebenarnya banyak sekali yang ingin dia ucapkan hanya saja itu masih tertahan di mulutnya. Rasa takut itu masih ada di tambah Noel yang irit sekali berbicara.

Apa tadi ulah Arlan sudah keterlaluan hingga membuat Noel marah?

Dalam heningnya, Noel berpikir. Rasanya tak salah juga meminta maaf pada Freya. Gadis mungil di hadapannya ini saja tanpa malu meminta maaf perihal Arlan yang tadi pagi bertengkar dengannya.

Apalagi dia masih sempat-sempatnya menanyakan bagaimana keadaan Noel.

"Gue juga minta maaf soal tadi pagi, gue pikir ... gue udah keterlaluan," gumam Noel.

Hope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang