Little lady

5.4K 344 19
                                    

"Mami, papi, Frey berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum."

Freya lalu mencium punggung tangan kedua orangtuanya.

"Hati-hati di jalan, sayang," kata Rena sambil mengusap lembut puncak kepala Freya.

"Pulang sekolah papi yang jemput, kita check up sekalian beli obat--

Freya yang tadinya mengulas senyuman seketika langsung terkejut dengan ucapan papinya.

Apa iya sekarang jadwalnya untuk check up? Kenapa cepat sekali.

"Obat Frey masih banyak kok," jawab Freya cepat.

"Terus ini apa?" Haris menunjukan tiga botol obat plastik yang telah kosong.

Tubuh Freya menegang, bahkan dia kesusahan untuk menelan salivanya. Dari mana papinya tahu?

Sebenarnya obat Freya sudah habis dari dua hari yang lalu tapi Freya menyembunyikannya di kolong kasur agar tidak ketahuan.

Papinya benar-benar cerdik. Pikir Freya.

Freya hanya menampilkan cengiran khasnya. Sudah tertangkap basah ya mau bagaimana lagi, kan?

"Hm kamu ini, Frey. Mau bohongin mami sama papi, ya?" kata Rina dengan lembut.

"Eh--enggak kok, Frey cuman berbohong buat kebaikan, Mami."

"Kebaikan siapa yang kamu maksud, Freya?"

"Kebaikan Frey," jawab Freya dengan cepat.

"Pokoknya nanti papi sama mami jemput kamu. Kita berangkat bareng ke rumah sakit!"

"Tapi--"

"Cepet berangkat sayang, nanti kamu kesiangan," potong Rina cepat.

Freya menghembuskan napas kasar lalu melangkahkan kakinya dengan gontai.

Cih.

Mood-nya di pagi hari ini sudah jelek saja. Bagaimana nanti?

Begitu keluar dari rumah, dia melihat mobil Porsche Cayman tengah berhenti di depan rumahnya. Dahinya mengernyit bingung. Dia hafal betul siapa pemilik mobil itu.

Untuk apa dia kemari?

Si pengemudi langsung menurunkan kaca mobilnya dan langsung tersenyum menatap Freya.

"Pagi, Frey."

"Pagi. Kenapa Arlan ada di sini? Mau jemput Citcit, ya?"

Tuh 'kan sekarang kesialannya bertambah. Jika dia tidak berangkat dengan Citra lalu dia harus berangkat dengan siapa?

Rasanya terlalu sayang jika uangnya di pakai untuk naik kendaraan umum.

Apa dia harus berangkat dengan papinya saja? Ah, big no!

"Jemput lo, Frey. Ayo naik."

Freya mengernyitkan dahinya. Apa dia tidak salah dengar? Arlan ke sini untuk menjemputnya? Bahkan rumah mereka tidak se-arah.

"Ayo naik. Nanti telat."

Telat?

Hm pikiran Freya malah menjelajah mengingat saat dirinya dan Noel terlambat.

Dirinya dan Noel nekad naik tangga, menorobos tembok belakang dan akhirnya ketahuan juga. Berujung dengan mereka yang di hukum membereskan perpustakaan bersama.

"Frey?"

Freya langsung terkesiap dan mengerjapkan beberapa kali matanya.

"Eh--tapi Citcit gimana?"

Hope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang