Ungkapan

3.9K 276 25
                                    

Saat ini, seorang cewek dan cowok yang memakai seragam yang sama tengah duduk di ayunan di taman, sedang menikmati senja berdua.

Freya memang nakal, sepulang sekolah bukannya dia pulang tapi dia malah merengek ingin membeli es krim langganannya dengan Citra.

"Frey, lo percaya sama cinta yang datang karena terbiasa gak?" kata cowok di samping Freya.

Freya yang tadinya tengah menjilati es krim yang ke tiga langsung menghentikan aktifitasnya dan menatap cowok tampan di sampingnya dengan tatapan bingung.

"Cinta yang datang karena terbiasa?" kata Freya malah balik bertanya. "Kayak lagu aja," ucapnya lalu terkekeh geli.

Cowok di sampingnya hanya diam sambil tersenyum miris ketika perkataannya di kira sebagai lelucon.

Padahal tanpa Freya tahu, hanya mengatakan itu saja, dia perlu menyiapkan hati dan keberaniannya. Sesekali dia merutuki kebodohannya. Hanya berbicara itu saja dia grogi, apalagi jika harus menyatakan perasaannya pada Freya?

Konyol.

"Kenapa emangnya? Lagi suka sama cewek ya? Cie siapa nih? Kasih tau Frey dong," sambung Freya lagi sambil memberikan tatapan genit.

Cowok di sampingnya hanya tersenyum tipis. Dia berpikir, bagaimana bisa Freya mengatakan hal itu? Tentu saja yang cowok ini maksud adalah dirinya.

Hanya dirinya.

"Kepo lo."

Senyum Freya langsung menghilang, cowok di sampingnya memang menyebalkan.

"Dasar pelit!"

Cewek berponi itu lalu kembali menjilati es krimnya.

"Iya gue lagi suka sama cewek."

Freya langsung terdiam tanpa menengok lawan bicaranya.

"Tapi gue gak tau perasaan dia ke gue gimana." Cowok itu tertawa hambar. "Lagi pula, gue punya saingan buat dapetin dia. Gue jadi pesimis."

Mata bulat Freya langsung membelalak dan segera bangkit dari ayunannya. Menatap nyalang cowok di sampingnya.

"Kok pesimis sih? Harus semangat dong!" ujar Freya. "Belum juga nembak udah mundur aja. Payah banget," ejek Freya.

"Bener banget, gue emang payah," kata cowok ber-hoodie putih itu. "Kalah sebelum berperang."

Freya mangut-mangut sambil menjilati es krim yang hanya tinggal setengahnya lagi. "Makanya harus semangat! Eh ceweknya cantik gak?"

Cowok itu terkekeh geli. "Cantik banget, lucu ... gemesin."

Freya merucutkan bibirnya. "Masa sih? Kalo sama Frey cantikkan mana? Lucuan mana? Gemesin mana?"

"Hmm ... siapa ya?" kata cowok itu sambil berpura-pura berpikir.

"Pasti cantikkan Frey, kan? Iya, kan?" tanya Freya bertubi-tubi sambil menyodorkan wajahnya tanpa malu.

Bagi cowok ini, Freya tampak menggemaskan.

Cowok itu menaruh jari telunjuk di dahi Freya dan mendorongnya pelan. "Percaya diri banget, dasar!"

"Ih poni Frey jadi rusak tau!" ketus Freya. "Cepetan jawab ih," rengek Freya.

Dia jadi gemas sendiri mendengar jawaban cowok di depannya ini. Dia terlalu bertele-tele.

"Rahasia, nanti lo juga tau."

"Cih nyebelin!"

Freya menghentakkan kakinya lalu kembali duduk di ayunan dan membuang gagang es krimnya ke sembarang tempat.

"Menurut lo ... gue orangnya gimana?"

"Kepo!" ketus Freya sambil melipat tangan di dada.

Cowok itu melirik Freya. Rupanya gadis itu terlihat sedang sebal. Apa Freya marah padanya?

"Ya elah ambekan!"

"Dih siapa juga yang ngambek."

"Lo."

"Enggak."

"Iya."

"Enggak!" ketus Freya lagi.

"Yaudah jawab pertanyaan gue barusan."

Freya menghembuskan napas kasar. Tidak ada gunanya berdebat dengan cowok ini.

Takkan ada yang mau mengalah.

"Ganteng, putih, tinggi--"

"Sifat gue, Freya," kata cowok itu dengan gemas sambil mencubit pipi gembil Freya.

Freya meringis sambil mengusap hidungnya. "Baik, care, nyebelin--"

"Oke-oke stop!" kata cowok itu sambil menaruh jari telunjuknya di bibir ranum Freya.

Freya hanya terkekeh geli melihatnya. "Eh tapi serius, emang lagi suka sama siapa? Nanti kita gak bisa deket-deket lagi dong?" Nada bicaranya begitu lirih, sorot matanya begitu memancarkan rasa ketakutan, dia menyembunyikan wajah cantiknya dengan merunduk. Kedua jarinya saling bertautan.

Cowok tadi terdiam, haruskah dia mengatakannya sekarang?

Jantungnya kembali berdegup cepat, rasa dingin mulai menjalar di telapak tangannya.

"Tapi kalo ceweknya baik, cantik, lucu mah gak apa-apa kok," kata Freya sambil mengangkat kepalanya dan memberikan senyuman manisnya.

Harusnya dia senang, kan?

"Cewek itu lo," kata cowok itu dengan cepat.

"Ha?" kata Freya.

"Iya, itu lo. Freya Fira Farensa."

Freya menunjuk dirinya sendiri sambil cengo. Dia benar-benar terkejut dengan ucapan cowok di depannya.

Suasana taman seolah hening, seperti hanya ada dirinya dan cowok di sampingnya yang sedang duduk. Bibirnya seolah terkunci, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Mata bulatnya terus menatap cowok di depannya tanpa berkedip.

Jantungnya berdegup cepat, oksigen di sekitarnya seolah menipis.
Ini semua terlalu mendadak. Kenapa bisa tiba-tiba sekali?

A/N : Btw beberapa part lagi tamat 🙈

Hope ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang