"Apa lo bisa balik kayak dulu lagi?"
Pertanyaan Noel barusan benar-benar tidak pernah terpikirkan dalam benak Freya.
Kenapa Noel tiba-tiba bisa seperti ini?
Sudah memakinya di depan banyak orang dan itu membuat Freya merubah sifatnya. Sekarang di saat Freya perlahan merubah sifatnya kenapa Noel meminta Freya menjadi Freya yang dulu?
"K--kenapa?" gumam Freya.
Di lihatnya Noel tengah tersenyum miris. "Rasanya ... gue rindu lo yang dulu, Frey."
Oh my!
Cowok di depannya ini benar-benar bisa membuat Freya gila. Harus bagaimana lagi dia?
Setelah ucapan Noel barusan, Freya menjadi terdiam. Jujur dia terkejut dan bingung secara bersamaan.
Mungkin jika posisinya seperti dulu, akan lebih mudah bagi Freya tapi sekarang?
Keberuntungan rupanya tengah memihak Freya. Bel telah berbunyi menandakan pelajaran olahraga telah selesai.
"Maaf, Frey harus balik ke kelas, Kak."
Noel hanya bisa menghembuskan napas kasar. Kenapa di saat dia benar-benar ingin mengobrol serius dengan Freya selalu saja ada halangannya? Entah itu bel atau kedatangan Citra dan Arlan yang lebih seperti orangtua Freya di sekolah.
Perlahan Noel menganggukan kepalanya lalu tangan kanannya mengusap puncak kepala Freya lembut.
"Nanti pulang sekolah bareng gue."
"Tapi--"
"Gue gak menerima penolakan. Bye Frey," kata Noel sambil tersenyum kecil lalu melangkah meninggalkan Freya.
Yang kuat ya hati, jangan ambyar. Batin Freya sambil mengusap dadanya.
Tak lama, Arlan segera datang menghampiri Freya.
Freya langsung memberikan sebotol air mineral untuk Arlan dan langsung Arlan tenggak setengahnya.
"Citcit mana?"
"Tuh." tunjuk Arlan pada lima orang cewek yang masih berdiri di tengah lapangan basket sambil men-drible bola. "Ayo ke kelas duluan. Katanya nanti Citra nyusul."
Freya menatap Citra yang tengah melambaikan tangannya sambil tersenyum. Dia seolah berbicara. Du-lu-an.
Cewek berponi itu mengangguk lalu berdiri dan berjalan di samping Arlan.
Noel yang melihat itu dari kejauhan hanya bisa menampilkan smirk-nya. Haruskah dia bersaing dengan bocah itu?
Cih.
***
Freya duduk di bangkunya sambil meringis menahan sakit di perutnya.
Kenapa tamu bulanannya datang di saat Freya masih di sekolah? Datang bulan di hari pertama benar-benar menyakitkan untuk Freya.
Citra juga belum datang daritadi. Kemana perginya cewek galak itu?
Freya menempelkan keningnya ke meja, kedua tangannya sibuk memegang perutnya.
Arlan yang duduk di bangku belakang tak jauh dari bangku Freya hanya bisa mengernyitkan keningnya. Ada apa dengan cewek mungil itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope ✔
Teen Fiction"Freya itu cantik, aneh, gak tau malu, polos, semua tingkah bobrok ada di dia semua dan yang lebih parahnya lagi, dia selalu ngintilin gue. Gimana gue gak risih coba? Tapi setelah gue kenal dia lebih dalam ternyata itu semua hanya topeng. Dia yang s...